PART 4

695 79 2
                                    

masih banyak typo antara nara naura, soalnya aku pake keyboard otomatis. Jadi habis bikin cerita naura sama rahsya kemarin jdi kebiasaan ke keyboard nya mohom dimaklumi ygyy

______________________________________________

"Barra tungguin aku jangan tinggalin aku" panggil nara dari belakang. Nara berusaha lari menyesuaikan langkahnya dengan Barra. "Lo mau apasi" tanya ketus Barra.

"Barra sekarang ko gitu sama Nara, semenjak Queen datang ke sekolah ini sikap Barra berubah sama Nara" ujar Nara jujur. Memang akhir akhir ini sikap Barra sangat beda biasanya walaupun ga beda banget.

Barra mencekal tangan Nara dengan kencang. Wajahnya telah memerah emosi ia membawa nara ke belakang gedung sekolah yang sepi. "MAKSUD LO APA NGOMONGIN QUEEN NARA?" Bentak Barra yang membuat Nara memejamkan matanya karna takut.

"Barra.. Kamu bentak aku?" lirih Nara. "Aku ngomongin Queen karna emang bener dia pengganggu hubungan kita Barra. Kamu ga tau seberapa sakitnya hati aku pas liat kamu jalan sama Queen" lanjut Nara yang membuat Barra makin tersulut dalam amarahnya.

"SEKALI LAGI LO NGOMONG YANG NGGA NGGA TENTANG QUEEN LO BAKAL DAPAT  FIRST SLAP DARI GUE" bentak Barra yang membuat Nara lagi lagi memejamkan matanya.

"Bukan first slap Barra. Aku udah sering bahkan tiap hari disiksa sama orang tua aku" Batin Nara.

"Barra, sadar Queen itu ganggu hubungan kita" jelas Nara dengan lemah lembut.

Author : Nara Nara kayaknya lo emg mau ditampar Barra ya???

Plak!

Satu tamparan berhasil di layangkan di pipi mulus Nara. Nara menoleh ke arah kanan akibat ditampar Barra

Nara memegang pipinya yang terasa panas, tidak sakit karna ini hal yang biasa baginya. "tampar aku sepuas kamu ya, Barra. Tampar aku sebelum aku pergi" ujar Nara suara nya bergetar.

Barra terdiam sejenak mencerna ucapan Nara. "Pergi? Paling akal akalan Nara doang biar gue tertarik sama dia" batin Barra.

"Halah anjing ga percaya gue sama begitu an. Lo tau ga? Gue itu ga pernah cinta sama lo Nara gue benci lo gue terpaksa pacarin lo karn-" ucapan Barra yang terlihat santai namun mencelos hati kecil yang mengharapkan kasih sayang milik Nara.

"Anjir untung ga keceplosan" umpat Barra didalam hati.

"Karna apa Barra? Kenapa ga bilang kalo k-kamu ga cinta aku. Ga usah dipaksain Barra" ujar Nara dengan santai lalu berdiri mengusap dada Barra "kasian hati kecil kamu kalo dipaksa Barra" sambung Nara.

Barra menghempaskan kasar tangan Nara. "Apaan sih" desisnya lalu ia meninggalkan nara sendiri di tempat sepi itu. "Barra andai kamu jadi aku apa kamu sanggup jalanin semua ini?" tanya nya tersenyum manis sambil menatap kepergian Barra.

***

"NARAAA JANGAN PERGI" Teriak Barra jengah. Kenop pintu kamar nya terbuka lebar menampakkan sosok Evellyn yang terlihat panik. "Lo kenapa, Barra" tanya Evellyn berjalan duduk ke samping Barra.

Barra menghela nafasnya lalu menghembuskan kasar. "Kak gue mau cerita" ujarnya. "Buset tumben bat dah lu" jawab Evellyn "yok cerita apa sini gue ga akan bocor" sambungnya.

Barra seorang pria cool, tetapi juga ia belakangan ini dekat dengan kakaknya dan suka curhat tentang Nara masa lalunya termasuk saat ia menyesal sudah memperlakukan Nara layaknya anjing.

"Semenjak ketemu teman lo yang kemarin gue jadi kayak ngelihat Nara lugu gue kak. Entah gue ngerasa kalo dia itu Nara gue yang lugu. Tapi style nya beda banget, Nara gue suka dikuncir dua atau kepang dua tapi temen lu ini tomboy abis bukan type Nara lugu gue kak" jelas Barra yang membuat Evellyn terkekeh pelan.

"Setelah lo luka in hati nya Nara lo masih berani buat bilang Nara milik lo? Jangan anggap sahabat gue itu Nara milik lo karna dia bukan Nara yang waktu itu ngejar lo. Dia ga mau kenal cinta karna trauma, emang apasih identik nya Nara lo sampe bisa sama, sama sahabat gue?" tanya Evellyn sekaligus menjelaskan.

"Senyuman hangatnya Nara kak" jawab Barra. "Banyak kok yang punya senyuman hangat, ga cuma Nara lo doang ra. Gue kasih tau sekali lagi kalo Nara sahabat gue bukan Nara lo, Barra" ujar Evellyn meyakinkan bahwa Nara sahabatnya bukan lah Nara yang pernah mengejar Barra.

"Sebentar kak jadi sahabat lo itu namanya Nara? Kak lo ngasih tau nama sahabat lo malah yakinin gue kalo Nara sahabat lo adalah Nara gue" jawab Barra meyakinkan dirinya.

"Anjir lah gue keceplosan cok gimana ini" batin Evellyn.

"Kak lo melamun, ada yang lo sembunyiin?" tanya Barra menyelidik.

"Gaada, emang apasih yang bikin lo yakin banget Nara Lavashka sahabat gue itu Nara lo siapa emang nama panjangnya" tanya Evellyn menyelidik juga.

"O-oh? Nara Lavashka ya kak.. Gue kiran Nara alulenia nigista" jawab Barra menatap Evellyn dengan tatapan sendu.

"Maaf dek gue harus boong sama lo. Demi kebaikan lo sama Nara" batin Evellyn.

"Kak Nara gue keadaannya gimana ya sekarang" tanya Barra ke Evellyn yang tengah keluar dari kamar Barra. "Pikir sendiri" jawab Evellyn dengan nada suara yang tinggi karna posisi ia sudah jauh dari Barra.

***

Langit malam yang cantik dengan bintang bintang ditambah angin sepoi sepoi, itu adalah hal favorit Nara. Nara sedang menatap langit yang cantik seperti wajahnya. Angin sepoi meniup rambut Nara itu membuat rambut Nara berterbangan ke belakang.

"Nara" panggil wanita dari dalam kamar Nara. Nara sering menyendiri dari kamarnya bahkan mengunci pintu kamarnya. Bagi Nara kamar nya adalah surganya karna banyak benda tajam, kasur yang penuh darah yang sudah kering.

Tadi Nara habis meng unboxing benda tajam yang ada di kamarnya. Sengaja tidak ia bereskan dulu karna hari ini Nara ingin healing. Aneh emang selera healing orang cantik ini, benda tajam dengan darah yang berserakan apakah dia seorang psychopath..

Nara terkaget karna ada wanita yang bisa memasuki kamarnya. Seingatnya nara sudah mengunci pintu kamarnya. "Ya ampun Nara kamar kamu berantakan, banyak darah yang berserakan, terus ini kenapa ada benda tajam gini raa??" tanya wanita itu.

Bisa tebak siapa wanita itu?? Bi darmi?? Bukan. Dia adalah Kallysta.

Nara menoleh ke belakang berapa terkejut nya saat ia melihat seorang Kallysta sedang membereskan benda tajam miliknya ke kotak. "Nara ini mommy buang ya sayang bahaya " ujar Kallysta lalu ia pergi keluar kamarnya.

"Dia kesambet apasi" gumam Nara.

Kallysta kembali ke kamar Nara dan menghampiri Nara yang sedang berdiri di balkon. "Nara" panggil nya lembut. Nara menoleh dan mengangkat satu alisnya.

"Maafin mommy ya sayang, mommy nyesel. Mommy tau semuanya dari Raya" jelas Kallysta yang membuat Nara bingung.

Tadinya Nara ingin menutup mulutnya rapat rapat. Tapi mendengar perkataan Kallysta itu membuat Nara bingung. "Tau apa?" tanya nya masih singkat.

"Kamu dulu punya penyakit kan? Kamu suka minumin obat tidur karna penyakit kamu bikin kamu gabisa tidur. Kamu sering nyakitin diri kamu pake benda tajem, terus kamu ngejar Barra tapi kamu di sia siain ya? mommy bayangin seberapa sakitnya hati kamu di hari itu sayang. Mommy sama daddy udah tau semuanya maafin kita ya" jelasnya panjang lebar.

Nulis cerita: 14 Juli 2023
Publish: 4 Agustus 2023

Minimal vote jangan baca doang.

Maksimal follow soalnya itu ngehargai
penulis.

In sha allah sehari up satu bab

@kentang5000

Revenge ends loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang