"Nara, maafin aku, tadi aku kaya anak kecil banget ya?" Tanya Barra, dirinya kini berada di danau yang berada di kota jakarta bersama kekasihnya.
Nara, dia kesal dengan barra, ya memang barra melebih lebihkan kekayaannya. Tetapi nara tidak suka itu, seharusnya tadi barra diam saja.
"Nara? Aku mau nge bela kamu loh tadi, ayolaaa please maafin akuu" bujuk Barra ke gadis yang berada di depannya, Nara bersedekap dan meluruskan pandangannya ke depan dengan wajah kesal. Tapi barra suka itu, imut!
Tung..tung..tung
Spontan barra menoleh ke sumber suara, hanya barra. Tidak dengan Nara.
Tanpa izin apapun ke gadis nya barra meninggalkan Nara ke sumber suara tadi, nara pun keheranan. Tuh orang mau kemana sih? Ayo dong bujuk lagi!!
Barra datang membawa kantong kresek berwarna putih, nara sedikit menoleh. Dia juga kepo apa yang barra bawa.
"Apa tuh?" Tanya nara dengan wajah yang lurus, tapi matanya melirik ke arah kantung kresek yang barra bawa.
"Mmmm mau yhaaa?" Ledek barra, ia sengaja membuat gadis yang ia cintai kesal sepertinyaa.
"Barra?! Pengen banget aku putusin yaa?" Ujar nara, gadis itu benar benar jeaolus sekarang.
Barra terkekeh, "iya iya pacarku cantikku maniskuu, ini ice cream goreng buat sayangku" jawabnya.
Gadis yang sedang bersedekap kini menurunkan tangannya, pandangannya tetap lurus. Namun terlihat pipinya memerah.
"Kiw kiw salting nih yee" barra meledek gadisnya. Nara mencubit pinggang barra sehingga membuatnya merintih kesakitan.
"Ngapain cubit cubit siii?!!" Tanya barra. "Lagian sih heran amat seneng liat aku marah yaaa?!"
"Habisnya kamu marahnya cantik"
"Buaya!"
***
Nara mengucek ucek wajahnya selepas bangun tidur, hari yang lelah semalam membuatnya bangun di jam 11 siang.
Tidak wajar anak gadis bangun jam segitu, pemalas! Kalo kata tetangga nyinyir mah. Tapi tidak untuk nara jika di hari minggu. Lagipula dia harus ngapain? Pembantu? Ada supir? Ada tukang kebun? Juga ada!
Jadi Nara bisa bangun kapanpun itu. Yah meskipun Lysta kadang menyuruh nya untuk menyirami kebun bunganya.
Nara turun ke bawah, dia melihat Raya sedang berdiri di dapur bersama orang asing, siapa dia? Nara tidak mengenalnya sama sekali. Nara mengerenyitkan dahinya siapa dia?
"Ray" Raya terlonjak kaget, dia melotot ke arah kakaknya. "APASIH NGAGETIN IH" teriaknya.
"Ya maaf, gue boleh ngomong gak sama lo?" Tanya Nara menarik raya ke arah tangga. "Boleh, sebentar ya kak olla" jawab Raya.
Di tangga
"Kenapa sih?" Tanya Raya. "Siapa itu"
"Ohh itu kak Olla adek bi dharmi, bi dharmi kan udah tua. Jadi kasian kalo kerja berat berat, dibantuin sama kak olla dehh" jawab Raya. Nara hanya ber oh pelan mendengarnya. Dia melenggang pergi ke atas tanpa berkata sepatah katapun ke raya.
"Minimal makasi, udah gede gatau sopan santun" ujar Raya menyindir Nara. "Cot" jawab Nara sekilas dari atas.
Raya berjalan menuju dapur, dia kembali menjelaskan beberapa hal tentang rumahnya ke Olla.
Kalleola Naresgawa.
"Kak Raya, olla boleh tanya ngga?" Tanya seorang gadis berkulit hitam manis itu, Raya mengangguk. "Tadi siapanya kak Raya cantik banget" tambahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge ends love
Teen FictionMAAF KALO ADA KESAMAAN BERARTI GA DISENGAJA :V (ini tdnya cerita Cinta Anak Remaja but aku ganti karna alurnya beda dari biasanya) Profile nya aku bikin makha karna emang pemerannya basmalah rakha.