PART 6

616 75 7
                                    

Mendung belum tentu hujan
Yang dekat belum tentu jadian.
- Nara Alulenia Nigista.
____________________

Jam istirahat tiba. Nara membereskan bukunya dan mengambil bekal yang sudah dibuat oleh Lysta. Nara mengambil paperbag coklat berukuran sedang yang berisi bekal dengan berbagai macam sushi sebagai lauknya.

Nara menggandeng paperbag itu menuju kantin. "Kak naraaa" panggil suara toa dari belakang. Nara pasrah mengusap kasar wajahnya.

Nara menoleh ke arah Raya ia sedang membawa paperbag coklat yang sama seperti Nara. Namun beda isi

Jika bekal Nara berisikan sushi, maka bekal Raya berisikan roti bakar dengan selai kacang favorit nya. "Kak Nara istirahat bareng yuk" ajak Raya.

"Ga sama Defan?" tanya Nara dingin. "Defan sakit kak. Dia izin pulang" jawab Raya. "Jadi lo istirahat sama gue pas ada perlu nya gitu, pas defan masuk lo sama defan gitu?" tanya Nara yang mampu membuat Raya skakmat.

"Udahlah bawel banget lo kak, ayok udah istirahat nanya mulu" ajak Raya sambil menggandeng kuat tangan Nara ke kantin.

Mereka memakan bekal yang dibuat Lysta dengan lahap. Evellyn datang dan duduk di samping bangku Raya. "Hai" sapanya.

"Hai kak" sapa Raya. "Kiara mana ra?" tanya Lysta. "sakit" jawab singkat Nara Evellyn hanya ber-oh pelan.

"Kak" panggil suara serak serak basah dari belakang. Reflek, Evellyn, Nara, dan Raya menoleh ke arah pria itu. "Barra? Ada apa" tanya Evellyn.

"Gue gabung dong" pinta Barra yang membuat para ciwi terkejut. "Ha kak Barra mau jadi bencong? " celetuk Raya sekaligus bertanya. "ga gitu Raya, gue ga ada temen" jawab Barra.

"Rafey sama Defan kemana? Harus banget lo gabung kesini?" tanya Nara ketus Nara yang sebenarnya sudah tahu bahwa defan sakit tetapi tetap ingin bertanya. "Rafey ga masuk dia izin, defan pulang karna sakit" jawab Barra dengan nada tanpa ketus.

"Barra lo suka sama Nara ya?" tanya Evellyn yang membuat sang empu menoleh. "Najis" jawab Barra ketus. Belum diperbolehkan gabung oleh para ciwi. Barra sudah duduk di bangku yang kosong yaitu bangku disamping Nara.

"Ray pindah kesini mau ga" tanya Nara ketus sekaligus menyemprotkan tatapan tajam nya ke Raya. "I-iya kak" jawab Raya. Ia bangun dari duduknya.

Plak!

Belum sempat Raya berjalan, kakinya sudah diinjak Evellyn yang membuat sang empu meringis kesakitan. "Kak vellynn sakit" ringis Raya sambil memegang kakinya.

"Ray sini gue bisikkin" titah Evellyn menarik tangan Raya. "Bantuin gue bikin Nara sama Barra deket" bisiknya. Raya hanya mengangguk tanda paham.

"Ray sini pindah gece" perintah Nara ketus. "Maaf kak gue gabisa" jawab Raya. "Udahlah lo mau kemana sih orang awalnya lo milih duduk disini" sahut Barra.

"Diem lo botol conditioner ga usah ikutan" celetuk Nara yang membuat Raya dan Evellyn ketawa. "Nara ngelawak" ujar Evellyn diselingi kekehan.

"Botol conditioner botol conditioner ganteng gini dibilang botol conditioner" pede Barra. "Pede lo" jawab Nara ketus. "Iyalah daripada lo kanebo kering noh muka ditekuk terus" ujar Barra meledek Nara. "Sembarang aja lo kalo ngomong" jawab Nara. "Stt udah udah. Berantem mulu gue jodohin lo berdua"  sahut Evellyn. "GAK! NAJIS GUE" Jawab Barra dan Nara secara berbarengan. "Tuhkan ngomong nya aja bareng jodoh itu" celetuk Raya dan Evellyn. Nara dan Barra saling menoleh dan mengernyitkan dahinya

"Jangan jodoh jodohin gue sama orang yang gak gue suka"  jawab Nara ketus lalu meninggalkan kantin. "Sushi lo belum habis ra" ujar Evellyn dengan nada tinggi karna posisi Nara sudah jauh. "Yah marah" gumam Raya sambil membereskan bekal nara.

"Kakak lo kenapa sih ray" tanya Barra. "Dia emang gitu bang barra. Gampang banget emosi apalagi soal percintaan, dulu dia sempet trauma karna nge-" Dengan cepat Evellyn membungkam mulut Raya untuk tidak menceploskan semuanya.

Evellyn menarik lengan Raya "lo hampir keceplosan dan gagalin rencana gue anjir" bisiknya. "Nge apa ray?" tanya Barra. "Nge, hmm apa ya kepo ya ntar juga bang Barra tau pas waktunya tiba ko" jawab Raya. Raya menarik tangan Evellyn untuk menjauh dari kantin menuju ke toilet.

"Maksud lo ngomong kayak tadi ke Barra apa ray? Lo mau kasih tau semua rencana gue ke barra?" tanya ketus Evellyn. "Ga gitu, semua kebohongan diam diam akan terbongkar pada waktunya kak" jawab Raya dengan jawaban yang bijak.

"Gue ga bohong kok ke Barra, justru gue mau bantu dia selesain masalahnya sama masa lalunya" ujar Evellyn. "Tapi sama aja kakak bohong kan? Kan kak Nara minta bantuin bales dendam. Bales dendam ke bang Barra. Bukan disatuin lagi, kak Nara mau bikin bang Barra nyesel bukan pengen bersatu sama kak Nara. Itu sama aja kak bohong atau berkhianat" jelas Raya yang mendadak pintar. Evellyn bungkam tidak bisa berkata apa apa, dia meninggalkan Raya sendirian di kamar mandi.

"Lah gue ditinggalin. Kak Vellyn tungguin guaaa" teriak Raya dari kamar mandi.

Raya, si gadis bocil tetapi ia juga memiliki pemikiran dewasa. Tetapi lebih sering Raya mengeluarkan pikiran bocah nya daripada pikiran dewasa nya.

Evellyn pergi ke tempat dimana Nara sedang membersihkan pikirannya. Evellyn mengetahui tempat favorit nara di sekolah.

"Nara" panggil Evellyn yang dipunggungi Nara. Nara mengetahui dibelakangnya ada Evellyn tetapi Nara tidak menoleh karna masih mempunyai rasa kesal.

Evellyn berjalan menyamai posisinya dengan Nara. "Ra lo marah sama gue?" tanya Evellyn. "Pikir sendiri" jawab Nara ketus. "Ra inget rencana lo. Lo ga boleh kesel cuma karna ginian doang Ra. Lo mau bikin Barra nyesal kan udah ga ngehargai usaha lo? Lo harus bikin Barra baper tanpa lo nyentuh dia" ujar Evellyn yang membuat Nara bingung. "Semua cara baperin orang harus nyentuh, Ellyn" jawab Nara.

"Ga juga Nara. Nyentuh dalam arti lo baperin dia kaya gombal atau apa itu gak banget kan buat sifat lo sekarang? Lo harus buat Barra baper tapi lo gaboleh genit ke dia. Dia harus bisa nyaman dengan sikap lo yang persis mirip Nara nya" ujar Evellyn. "Haa pinter juga ide lo gue maafin deh" jawab Nara diselingi kekehan.

***

Jam belajar berakhir. Kini saat nya semua siswa siswi di sekolah Nara pulang ke rumahnya masing masing. Nara berjalan di halaman sekolah menuju parkiran. "Nara" panggil suara serak basah dari belakang.

Nara sudah hafal dengan suara pria yang ia kejar kejar dulu. Nara masih mempunyai perasaan ke Barra walau hanya 10%

Tidak mudah menghilangkan perasaan dari orang yang kita suka bukan??

Nara menoleh ke arah Barra. "Lo manggil gue?" tanya Nara. "Iya Nara" jawab Barra lemah lembut. "Why? Ada perlu apasih" tanya Nara. "Ntar malam gue mau ajak lo pergi mau ga?" tanya Barra.

"Gak gue ga-" Nara belum menyelesaikan omongannya. "Ohiya gue harus bikin dia nyaman dengan sikap gue yang dingin kan?" batin Nara.

"Kenapa ra? Lo mau ga" tanya Barra. "Untuk kali ini aja" jawab Nara ketus lalu pergi meninggalkan Barra di parkiran. "Ketus tapi gue suka" gumam Barra.

***

Nulis cerita: 17 Juli 2023
Publish: 6 Agustus 2023

Minimal vote jangan baca doang.

Maksimal follow soalnya itu ngehargai
penulis.

In sha allah sehari up satu bab

@kentang5000

sampe 20voters nanti sore up lagii

Revenge ends loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang