Nara yang merasa kesal di uks sendirian ia berniat untuk pulang ke rumahnya. Nara bangun dari brankarnya dan berjalan menuju ruang guru dan menemui miss nancie wali kelasnya.
"permisi bu" nancie yang sedang asyik bermain dengan ponselnya pun menoleh ke arah nara
"iya kenapa Nara" tanya Nancie dengan lembut.
"nara boleh izin pulang ga? Nara habis jatoh dan ngeluarin luka yang lumayan banyak bu, tangan nara sakit. Apalagi kan ntar ada eskul dance kayanya nara belum bisa ikut boleh ga bu nara pulang?" Nancie mangut mangut mendengar kan jawaban dari Nara.
"oo begitu, mm yasudah deh boleh hati hati ya" jawab Miss nancie.
Nara segera menyalimi punggung tangan miss nancie dan melenggang pergi ke parkiran.
Nara membuka perban yang barra buat tadi, perban yang dibuka menampakkan luka nara yang belum kering, nara tersenyum melihat luka di tangannya.
"lah perban anjing, risih amat gue pake ginian" gerutu nara lalu melemparkan perban nya ke tong sampah.
"Nara" Nara reflek menoleh ke arah suara yang memanggil nya ternyata dia Barra!
"ngapain lo kesini Bar"Barra hanya mengangkat satu alisnya seolah membalikkan pertanyaan dari Nara.
"Yang harusnya tanya kaya gitu tuh gue, ngapain lo lepas perbannya ga sakit apa" Nara tersenyum sinis ke arah Barra.
"Gue bosen di uks ga ada yang nemenin, and gue risih pake ini perban jadi gue mutusin buat pulang or healing ke tempat lain maybe? " Barra langsung menarik tangan Nara.
Hal itu membuat Nara jatuh ke dalam pelukan Barra dan menatap mata coklatnya yang hangat.
Gila cakep banget coy! Itulah fikiran nara sedari tadi menatap mata hangat Barra.
Barra mendorong kasar tubuh milik Nara. Nara terjatuh ke aspal dan lututnya mengeluarkan darah yang cukup banyak.
Nara memindahkan posisi nya menjadi selonjoran dan mengecek kondisi lutut
nya yang perih dan kotor."ssh, sakit" Barra hanya tersenyum miris mendengar rintihan nara.
Nara berusaha bangun dan sedikit mendorong Barra dengan jari telunjuknya.
"ck lo udah dorong gue bukannya bantuin!""kok lo dorong dorong gue sih?!" protes Barra dengan nada yang tinggi. Yap! Nara memejamkan matanya takut.
Apa ini? Selama Nara menyembuhkan mentalnya, penyakitnya Nara berubah drastis menjadi nara yang pemberani dan tomboy.
Tapi kali ini? Nara memejamkan matanya sama seperti dirinya yang dulu. "Lo takut sama ucapan gue tadi?" Nara langsung menoleh ke arah Barra.
"gue ga suka dibentak barra! GASUKA! gue punya truth issue" Bentak Nara. Barra hanya menunduk ke arah lain seolah tak mendengar ucapan Nara.
Barra menolehkan wajah tampannya yang sudah memerah ke arah Nara. Kini Barra mendekat kan wajahnya ke wajah Nara. "Nara lo tau kan gue suka lo? HARUSNYA LO BISA JAGA PERASAAN GUE ANJING KENAPA LO DEKET BANGET SAMA ALIANDO" Lagi dan lagi Nara memejamkan matanya.
"lo bolot ya? gue bilang apa sih Barra? gue ga suka dibentak" jawab Nara lalu menegaskan 4 kata terakhirnya.
"lo tau ga? al itu udah gue anggap kaya abang gue. tau kan?? gue ga punya abang dan pengen banget ngerasain punya seorang kakak. orang tua gue sibuk kerja, ga ada waktu untuk dengerin isi curhat gue. yakali gue curhat ke Raya? dia masih kecil belum ngerti apa apa, gue juga kenal Aliando lebih dulu daripada kenal lo! gue sama aliando emang udah Deket dari sd sedangkan lo? lo baru banget semester awal kelas 2 ini kenal gue jadi gue minta lo tuh ga usah mikir gue punya hubungan apa apa sama aliando. gue anggap Aliando itu cuma abang dan rumah buat gue, bukan pa_" Nara paling tidak suka jika omongannya dipotong namun kali ini siapa yang memotong bicaranya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge ends love
Teen FictionMAAF KALO ADA KESAMAAN BERARTI GA DISENGAJA :V (ini tdnya cerita Cinta Anak Remaja but aku ganti karna alurnya beda dari biasanya) Profile nya aku bikin makha karna emang pemerannya basmalah rakha.