"permisi" ujar dokter yang baru saja keluar dari ruang rawat Nara.
"eh iya kenapa dok?" jawab Barra yang tengah duduk di kursi tunggu.
"anda keluarga dari pasien yang bernama Nara?" tanya dokter tersebut, Barra hanya mengangguk sebagai jawaban.
"pasien sudah bisa diantarkan pulang jika infus yang baru saya ganti tadi habis, kemungkinan nanti sore infusan itu habis" jelas dokter.
"ah iya baik terima kasih ya dok, saya mau ngecek Nara dulu permisi" ujar Barra sangat sopan.
***
Barra membuka pintu ruang kamar rawat Nara, ia melihat seorang gadis cantik sedang fokus bermain handphone entah bermain apa.
"orang sakit tuh tidur, ini hape mulu hape" celetuk Barra membuat Nara menoleh kearahnya.
"yang ngerasain sakit itu gue bukan lo, terserah gue dong kok lo yang rempong sih" jawab Nara tak mau kalah.
"Di kasih tau ngegas, giliran puyeng ngeluh barra pala gue puyeng" cibir Barra meledek.
"gapernah gue ngadu kayak gitu, yang ada gue bisa puyeng dengar celotehan lo yang gajelas tiap hari itu" ujar Nara.
"lo ntar sore udah dibolehin balik, balik sendiri jangan ngerepotin gue" ujar Barra berjalan ke arah sofa.
"ga ada yang minta dianter sama lo, its okey gue bisa balik sendiri" jawab Nara lalu menyimpan handphone nya di nakas samping brankar nya.
Nara mengubah posisinya menjadi membelakangi Barra. "kok gue dibelakangin" tanya Barra.
"ckk diem deh Barra, lo mending pergi dari sini, bukannya fresh otak gue malah nambahin sakit aja" celetuk Nara.
"gamau"
"gamau kan? jangan berisik deh, gue mau tidur"
***
Malam ini, Nara sudah berada di dalam kamar yang ia rindukan. Nara tak suka di rumah sakit yang bau obat, meskipun rumah sakit terasa hening, namun kamar sendiri adalah hal paling nyaman bagi Nara.
ceklek!
kenop pintu kamar Nara terbuka perlahan menampakkan sosok Raya yang tengah memakai piyama pink dan sendal bulu hello kitty yang senada dengan warna piyama nya.
Beda dengan Nara, Nara pun memakai piyama tapi piyama Nara berwarna biru tua dan sendal slop hitam yang nyaman dipakainya.
"minimal salam" ujar Nara yang telah mengetahui bahwa Raya membuka pintu kamarnya.
"oh gitu, oke ulang ulang" jawab Raya lalu ia pergi keluar kamar nara lagi.
Raya membuka kenop pintu nara seperti tadi, namun kali ini ia mengucapkan salam. "assalamualaikum"
"waalaikum salam"
Raya mengacir ke arah meja belajar Nara yang letaknya disamping meja rias Nara, walaupun Nara gadis tomboy, narapun masih menyukai style feminim dan masih suka menyimpan makeup.
"gaa ada barang feminim disini, lo mau ngapain?" tanya Nara ketus.
Sebenarnya Nara mempunyai banyak sekali alat makeup dan skincare. Namun Nara menyembunyikan itu di tempat rahasia, karna bahaya pikirnya bila Raya tau bisa bisa dicolong.
"hmm bentar kak" gumam Raya dengan suara yang tidak kecil.
"he gue mau cari apa ya disini, perasaan tuaan kak nara deh tapi kok vikunan gue yak" gumam Raya.
"heh gue denger ya" sahut Nara.
"haaa iya iyaaa nyari power bank sama kipas angin mini, ck otak lola dulu emang" cicit Raya yang telah mengingat apa tujuan utama ia datang ke kamar kakaknya.
"pinjem ini ya" pinta Raya menunjukkan dua barang kesayangan Nara.
"ga ga, lo udah punya sendiri kemarin dibeliin mommy kenapa masih pinjam punya gue sih. Itu powerbank buat gue sekolah besok Rayaaa besok gue ada eskul gue harus bawa power bank sama kipas itu takut panas" tolak nara mentah mentah.
"ish kakak, gue pinjam bentar doang loh" gerutu Raya memanyunkan mulutnya.
"dikira gue Devan apa yang bisa luluh kalo liat lo cemberut gitu? udah udah ah taro lagi, pinjam punya siapa kek, ah udalah sanaaa pergi" titah Nara.
Raya segera menaruh power bank dan kipas mini itu di tempat semula, dengan sengaja Raya menghentakkan kakinya dengan keras seperti orang marah.
Raya seperti itu hanya berpura pura, berfikir agar kakaknya ini akan meminjamkannya. Tapi tidak, nara sama sekali tidak peduli dengan keadaan adiknya ini karna nara tau bahwa raya sedang bercanda.
"dih childish banget jadi orang" gumam Nara.
****
"non naraa" panggil bi darmi dari luar kamar Nara. "ehm iya bi kenapa, nara bentar lagi siap" jawab nara yang masih mencatok beberapa helai poninya. "kemarin kemarin marah, sekarang jemput. Heran"
"ada den Barra dibawah" ujar bi Darmi. "suruh masuk aja terus tunggu di ruang tamu bi" titah Nara. "baik non"
Bi Darmi segera mengacir ke bawah dan menemui Barra yang tengah menunggu Nara di teras rumah.
"den, kata non nara masuk dulu nggih tungguin di ruang tamu" ujar bi Darmi memberitahu.
"ohh oke bi makasih" jawab Barra tersenyum ke bi Darmi, begitupun sebaliknya.
Barra sedang duduk di sofa menunggu Nara sambil bermain handphone. "Bang Barra bang Barra" panggil Raya dengan iringan suara langkah kaki karena Raya sedang menuruni tangga.
Barra reflek menoleh ke sumber suara "kenapa Ray" jawab Raya. Raya duduk di sofa sebelah Barra. "Semalam kan Raya mau pinjam powerbank sama kipas angin mini punya kak nara ya, terus ga dibolein Raya malah diomel omelin bang" adu Raya ke Barra.
Barra hanya terkekeh menjawab perkataan dari Raya, Barra bingung mau merespon apa jadi ia hanya terkekeh. "ngadu tross" ujar Nara ketus dari atas menuju ke bawah.
"kenapa lo sirik ya?" tanya Raya sinis ke Nara, namun Nara malah memberikan tatapan elangnya ke Raya.
"yang harus nya nanya gitu ke lo gue Ray, udahlah mood gue udah rusak" Ujar Nara lalu ia mengacir ke luar rumahnya.
Nara menunggu Barra keluar dengan posisi tangan dilipat dan wajah yang datar. Tak lama Barra keluar dari rumah Nara dan langsung menyalakan mesin motornya. Nara langsung mendekat ke arah Barra dan menaiki motornya tanpa berkata apapun.
Selama diperjalanan, Barra dan Nara tidak ada percakapan sama sekali. Tak terasa akhirnya sampai di parkiran sekolah, barra langsung memarkirkan motornya sementara Nara?
Nara langsung melenggang pergi begitu saja ke dalam dengan wajah yang masih murung. Pundak nara ditepuk pelan dengan iringan suara yang memanggil namanya.
"Raa"
Suara itu mampu membuat Nara memberhentikan langkahnya, Evellyn menyamakan posisi berdiri nya dengan Nara, Nara hanya mengangkat satu alisnya seolah bertanya 'ada apa'
"Lo berangkat bareng siapa?" tanya Evellyn basa basi, padahal Evellyn sudah tahu bahwa Barra lah yang menjemput Nara.
"ck basa basi lo itu udah usang" celetuk Nara lalu meninggalkan Evellyn melaju ke kelasnya.
***
Hai makasii yang udah ramein 🤗🙏
dobel up gak si??? maap telat hehehe
nulis cerita: 6 agustus 2023
Publish: 14 Agustus 2023ISH RAMEIN DONGG FOLLOW JUGAAA
Minimal vote jangan baca doang.
Maksimal follow soalnya itu ngehargai
penulis.In sha allah sehari up satu bab
@kentang5000

KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge ends love
Teen FictionMAAF KALO ADA KESAMAAN BERARTI GA DISENGAJA :V (ini tdnya cerita Cinta Anak Remaja but aku ganti karna alurnya beda dari biasanya) Profile nya aku bikin makha karna emang pemerannya basmalah rakha.