Bel istirahat berbunyi, kelihatan dari wajah Nara ia masih murung dan sedang badmood hari ini. Aliando menghampiri nara kekelasnya dan menyapa.
"hi" sapanya. Namun Nara hanya memberikan senyuman tipisnya lalu kembali mengeluarkan wajah datarnya lagi.
Aliando mengambil bangku yang ada disamping tempat nara, ia menaruh bangku itu disamping bangku Nara lalu menduduki nya.
Aliando mendekatkan posisi wajahnya dengan posisi wajah Nara. Nara yang menyadari hal itu segera memundurkan wajahnya.
Aliando mengangkat dagu Nara dengan jari nya, ia menatap dalam mata Nara. "Kenapa cantik, lagi pms hm?" tanya Aliando dengan nada yang sangat lembut.
***
Disisi lain, Barra yang masih merasa kecewa terhadap Nara ia berusaha memaafkan seorang Nara Alulenia Nigista yang belum Barra ketahui nama aslinya.
Barra menyukai Nara, Barra nyaman bila ada di dekatnya. Namun Barra sering merasa sakit hati sekarang jika melihat Nara dengan orang lain.
Mampus lo kena imbas kan, siapa suru dulu jahatin nara
Barra kini sedang berusaha untuk memaafkan Nara. Barra bangun dari kursinya Barra mengambil cokelat yang ia beli semalam dan melangkahkan kakinya turun dari lantai 2 ke lantai satu.
Bukan lain tujuan Barra adalah mengajak Nara istirahat bareng di kantin. Kini Barra sudah sampai di depan kelas Nara.
deg
Kecewa, sedih, marah itulah perasaan Barra sekarang. Bagaimana tak sedih? Barra melihat pemandangan seorang gadis yang ia cintai sedang bermesraan dengan lelaki lain.
ctak
cokelat yang Barra bawa untuk Nara reflek jatuh. Membuat Nara dan Aliando menoleh ke sumber suara. "Barra" gumam Nara.
Nara bergegas bangun dan menghampiri Barra yang tengah jalan menuju kelasnya. "Barra tunggu ini ga seperti apa yang kamu li_"
"udah ya Nara, suka sama lo emang sesusah itu. Kalo tau gue bakal ngerasain sesakit ini, gue lebih milih untuk ga ketemu lo!" ujar Barra dengan nada tinggi dan lanjut meninggalkan Nara.
Kini Nara bukanlah gadis lemah, Nara pergi ke kamar mandi untuk menghapus air matanya. "apa gue harus lakuin itu lagi?" gumam Nara.
Nara menghapus air matanya, ia pergi keluar gerbang untuk mencari tukang mainan. Walaupun bel sebentar lagi bunyi apa sih yang bikin nara takut?
Akhirnya Nara menemukan pedagang mainan. Nara menghampiri gerobak mainan itu dan menyelidik satu persatu mainan yang tertera.
"bang cutter ga ada?" tanya Nara.
"ada neng sebelah sini" jawab abang mainan itu menunjukkan letak tempat cutter yang ia jual.
Nara berpindah posisi ke sebelah kiri gerobak, ia melihat satu persatu cutter yang ada di gerobak. Mulai dari cutter yang besar, sedang, kecil. Bahkan ada yang motifnya lucu.
Nara menarik cutter yang berukuran kecil berbentuk awan, tujuannya agar tidak kena sita karna kecil dan bisa dibawa kemana mana.
"yang ini satu berapa bang?" tanya Nara. "Tiga ribu aja neng" jawab Abang itu. Nara mengeluarkan selembar uang berwarna biru. "duh ada yang ini doang lagi" gumam Nara. "ah yaudahlah, bang ni ambil aja kembaliannya saya buru buru takut keburu bel permisi" ujar Nara terburu buru
***
Nara berjalan pelan di trotoar, ia sudah menyusun rencana agar Barra peduli kepadanya. Bel masih tersisa lima menit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge ends love
Roman pour AdolescentsMAAF KALO ADA KESAMAAN BERARTI GA DISENGAJA :V (ini tdnya cerita Cinta Anak Remaja but aku ganti karna alurnya beda dari biasanya) Profile nya aku bikin makha karna emang pemerannya basmalah rakha.