“Ketakutan ini bukan lagi tentang kesalahpahaman kita, tapi karena kamu sudah menempatkan aku dan dia di satu garis yang sama Naraya,,”
–Angkasa Rezca Megananda–
-oOo-
Satria itu tipikal orang yang masa bodoh, dia tidak suka merepotkan diri sendiri untuk ikut campur pada masalah orang lain. Dia biasanya lebih memilih diam dan cuek, seolah tidak tahu apa-apa, tapi selalu ada pengecualian untuk yang pertama kali. Itulah yang terjadi ketika ia dengan sadar telah menyeret dirinya sendiri untuk ikut masuk ke dalam permasalahan yang sedang terjadi di antara Raya dan Angkasa.
Tadi ia sempat menangkap ekspresi kurang mengenakkan yang Angkasa tunjukkan padanya, seolah melalui ekspresi itu Angkasa memerintahnya untuk menjauh dari Raya. Tapi lebih dari itu justru ekspresi sedih yang Raya tunjukkan jauh lebih mengusiknya, sehingga pada akhirnya sosok Satria Andromeda yang tadinya tak suka mencampuri urusan orang lain justru berdiri tegak tepat di hadapan Angkasa untuk melindungi Raya, seolah-olah pria itu akan menyakiti gadis rapuh yang ada di belakangnya.
Satria menganggap itu adalah bentuk balas budi sebab dulu Raya lah orang yang membantunya bertahan hidup dengan waras. Tapi jauh di dalam hatinya, Satria juga tak menampik seolah ada suara lain yang mendorongnya melakukan hal itu, Satria Andromeda tidak suka melihat ada orang lain yang menyakiti Naraya, siapapun itu.
Satria tau, di balik tawa dan raut ceria yang Raya tunjukkan di hadapan banyak orang, sebenarnya perempuan itu rapuh, Satria tau selama ini Naraya terlalu banyak memeluk lukanya sendiri seolah enggan membaginya dengan orang lain, sekalipun orang yang ia percaya dan sayangi di hidupnya.
Orang yang di percaya dan di sayangi, Angkasa.
Sejak dulu nama itu selalu hadir di setiap cerita yang Raya ucapkan padanya. Nama Angkasa selalu ada di setiap apapun yang Raya lakukan bersama Satria dulu.
“Angkasa itu suka banget ikut surfing, dia juga jago banget menyelam, tapi karena ada aku dia jadi lebih memilih duduk diam di tepi kapal sambil lihatin permukaan air laut.”
“Angkasa itu baik banget sama aku, dia selalu jagain aku.”
“Angkasa itu sayang banget sama aku dan dia selalu jadikan aku prioritas utamanya.”
“Makanya aku juga sayang banget sama dia hehe.”
Lantas tanpa sebab pula rentetan kalimat yang dulu pernah Raya ucapkan berputar begitu saja di otaknya.
Raya pasti kecewa,, batinnya.
Satria melirik ke arah Raya yang duduk di jok sebelahnya, perempuan itu sibuk menatap keramaian jalanan kota Jakarta di pagi menjelang siang ini. Wajahnya tampak tenang seolah tidak sedang terjadi apapun pada hatinya. Tapi justru dari wajah tenang itu, Satria dapat menangkap sebuah kekecewaan dan kemarahan yang perempuan itu sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa Raya
RomanceSempurna. Angkasa Rezca Megananda. Angkasa manusia yang sempurna, setidaknya itu yang banyak orang-orang katakan tentangnya. Sesuatu yang sempurna harus berpasangan dengan kesempurnaan lainnya, itu juga yang orang-orang katakan mengenai Angkasa. Ta...