“Setiap orang punya masa lalu. Mau dilupakan atau tidak, itu hak. Tapi ada yang tidak bisa dilupakan. Mungkin itu cinta.”
-oOo-
Satria Andromeda.
Dokter muda itu tengah membaca deretan nama daftar tunggu pasiennya. Lantas tanpa sebab pula bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman tipis begitu sampai pada kolom nama pasien yang bertuliskan, Naraya Alvareta Oktavia. Sejak terakhir kali bertemu dengan perempuan itu satu bulan yang lalu ia terlampau penasaran sebab wajah perempuan itu tampak tak asing baginya. Dan kini ia menemukan jawabannya.
Naraya Alvareta Oktavia ternyata adalah gadis ceria yang tak sengaja ia temui di Uluwatu, Bali beberapa tahun lalu ketika dirinya sedang dalam pelarian dari hidupnya yang dulu kacau balau.
Satria masih ingat jelas bagaimana pertemuan pertamanya dengan Naraya. Manusia yang tiba-tiba datang dan tanpa sengaja ikut terlibat dalam perjalanan hidupnya. Perempuan yang sebaya dengannya yang ternyata ditakdirkan untuk ikut campur dan mengubah hidupnya yang dulunya kelam nyaris tak memiliki harapan.
Bagi Satria, Raya adalah sosok manusia yang unik, sebab perempuan itu bisa diam begitu lama hanya untuk memandang langit. Perempuan itu tanpa malu berlarian seperti anak kecil ketika melihat hujan. Perempuan itu seolah tak takut dianggap gila dan dia juga menolak takut sakit. Seperti yang pernah Raya katakan padanya dulu, baginya yang terpenting dia bahagia sekarang, masalah apapun akibatnya dan apa kata orang, Raya tidak perduli.
Raya datang ke kehidupannya tanpa diduga-duga. Waktu itu Raya berlari tergesa-gesa dan menariknya dari atas atap rumah sakit, gilanya perempuan itu malah memakinya karena mengira dirinya ingin bunuh diri. Kata Raya ekspresinya saat itu seperti orang depresi yang ingin bunuh diri. Gila memang, lagipula sedepresi apapun dia, mana mungkin juga dirinya ini bunuh diri, padahal nyatanya saat itu Satria hanya ingin menghibur diri setelah seharian penat dengan tuntutan nya sebagai mahasiswa kedokteran yang sedang magang di salah satu rumah sakit di Uluwatu, Bali.
Karena kejadian itulah mereka jadi akrab, meski tak jarang malah berakhir adu mulut berkepanjangan. Tapi setelah sore hari itu, Satria tak lagi mendengar kabar apapun lagi tentang Raya, perempuan itu seolah hilang ditelan bumi. Raya ingin pulang sebentar, menepati janjinya untuk datang di acara kelulusan sahabatnya, begitulah yang perempuan itu katakan saat berpamitan padanya. Lantas setelahnya perempuan itu menghilang tanpa jejak dari hidupnya, melupakan janji yang pernah ia buat,, dan meninggalkan ruang kosong di sudut hatinya.
“Kalau nanti kamu udah lulus jadi dokter beneran, aku bakal bikin stand makanan gratis yang semua menunya makanan kesukaan kamu, terus nanti ada banner muka kamu, pasti lucu haha.”
“Satria, kamu harus sekeren Andromeda, yang meskipun di dalamnya hanya ruang kosong dan enggak ada kehidupan, tapi tetap bersinar indah walau hanya untuk dirinya sendiri. Meskipun Andromeda nggak seistimewa dan sesempurna Bima Sakti, tapi di alam semesta, Andromeda juga spesial karena cahayanya yang indah. Satria,, kamu harus sekeren namamu, Satria Andromeda.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa Raya
RomansaSempurna. Angkasa Rezca Megananda. Angkasa manusia yang sempurna, setidaknya itu yang banyak orang-orang katakan tentangnya. Sesuatu yang sempurna harus berpasangan dengan kesempurnaan lainnya, itu juga yang orang-orang katakan mengenai Angkasa. Ta...