20. Dewasa Dan Luka

32 6 0
                                    

“Lo pikir orang yang selalu menerima dan tertawa di saat dia terluka itu adalah orang yang kuat? Lo salah besar, dia seperti itu bukan karena kuat, tapi karena memang sudah dibesarkan dari luka di kehidupannya. Lo tau dewasa dan luka kan? Mereka adalah dua kata yang berdampingan.”

Nayanika Arkayana

-oOo-

“Ayah, Bunda,, Naraya datang lagi,” ucap Raya seolah tengah berbicara langsung dengan kedua orang tuanya, gadis itu menatap sedih dua buah batu nisan berwarna hitam yang bertuliskan nama kedua orang tuanya, dia bercerita tentang segala hal di depa...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ayah, Bunda,, Naraya datang lagi,” ucap Raya seolah tengah berbicara langsung dengan kedua orang tuanya, gadis itu menatap sedih dua buah batu nisan berwarna hitam yang bertuliskan nama kedua orang tuanya, dia bercerita tentang segala hal di depan pusara kedua orang tuanya dengan ceria seolah melupakan luka-lukanya di hari kemarin. “Angkasa juga selalu jagain Raya, dia baik kok yah, bun,, Raya sayang dia hehe.” ceritanya ceria.

Tapi kemarin Angkasa buat aku sedih, yah,, bun,, tapi nanti ayah dan bunda jangan marahi Angkasa ya, aku yang salah.

“Ayah, Bunda,, maafin Raya kecil yang dulu tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan ayah dan bunda, andai aja dulu Raya tidak mendengarkan perintah ayah dan bunda untuk sembunyi, andai aja dulu Raya tidak selamat seperti ayah dan bunda,, mungkin tidak akan seperti ini jadinya. Orang-orang jahat itu, sampai sekarang masih menggangu Raya yah, bun,, Raya sendirian dan takut, tapi ayah bilang Raya harus kuat kan? Peluk Raya dari tempat yang jauh sana ya yah,, bun..”

Ayah, bunda, Raya sudah lelah,, apa Raya sudah boleh menyerah? Apa Raya sudah boleh ikut pulang sama ayah dan bunda?

Tanpa Raya sadari, sedari tadi seseorang telah mendengarkan semua perkataannya, dia Nayanika Arkayana, sepupu Angkasa yang belum Raya kenal.

Nayanika yang tadinya hanya fokus membersihkan dedaunan yang jatuh di permukaan makam ibunya mendadak kepo begitu mendengar nama yang mirip dengan nama sepupunya itu disebut-sebut. Dan benar saja, itu Naraya, pacar sepupunya, gadis yang berhasil buat Angkasa si kulkas sepuluh pintu itu luluh dan jadi bucin akut.

Itu ayah dan bundanya?

Orang-orang jahat yang dimaksud tadi itu siapa?

Apa kisah Naraya juga sama menyedihkannya seperti gue?

Naya mengeluarkan ponselnya hendak memotret Raya, rencananya foto itu nanti akan ia kirim ke Angkasa, lumayan kan bisa dapat imbalan dari Angkasa pasalnya dia tengah kebingungan karena baru saja dipindah tugaskan ke rumah sakit pusat di Jakarta. Kalau dia mau, Nayanika bisa minta ayahnya itu menyewakan atau bahkan membelikan tempat tinggal untuknya, tapi sekali lagi dia malas dan tidak sudi jika harus berurusan dengan apapun yang berbau Megananda, termasuk ayahnya sendiri. Satu-satunya Megananda yang dia percaya, ya hanya Angkasa karena pria itu pembangkang, sebelas dua belas dengan dirinya. Makanya kalau sama Angkasa, Naya rela mengemis-ngemis.

Angkasa RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang