27. Cerita Di Balik Awan

26 5 0
                                    

“Jika harus melepas mu,, aku ingin melepas mu dengan cara yang baik, seperti awan yang melepaskan hujan.”

–Satria Andromeda–

-oOo-

“Selamat atas pernikahannya Raya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Selamat atas pernikahannya Raya.” ucap Satria saat mereka sedang duduk di bangku taman rumah sakit.

Hari ini adalah jadwal check up Naraya, tadi mereka tidak sengaja bertemu di lorong rumah sakit. Perempuan itu juga sekalian ingin memberikan kartu undangan pernikahannya pada dokter Maria yang kebetulan sedang berada di rumah sakit.

“Terima kasih Satria, jangan lupa datang ya,,”

“Kalau begitu gue harus menyiapkan kado dulu dari sekarang.” canda Satria.

Naraya tersenyum, sangat cantik, setidaknya bagi Satria begitu. “Nggak perlu bawa kado, cukup kamu datang aku sudah senang.” tukas Naraya.

Tapi apa gue bisa senang setelah itu Naraya,,

“Calon suami lo mana? Tumben gak ikut.” tanya Satria, agaknya dia sedikit penasaran sebab tumben sekali Angkasa tidak mengekori Naraya.

Biasanya pria itu tidak pernah absen menemani Naraya chek up. Tapi untung juga sih tidak ada Angkasa di sini, jadi dia bisa duduk berdua bersama Naraya.

“Angkasa masih ada jadwal flight, mungkin besok baru mulai cuti.”

Satria menganggukkan kepalanya mengerti. Sejujurnya salah satu alasan Satria merelakan cintanya yaitu karena dia bisa melihat cinta yang lebih besar dari mata Angkasa, meski memang terkadang cara pria itu menunjukkannya keliru. Satria merasa kalah,, dirinya memang mencintai Naraya, dia tidak bisa menampik itu lagi. Hanya saja, kalau dibandingkan dengan Angkasa tentu dirinya ini kalah telak. Lagipula mereka itu saling mencintai, kalau sudah begitu Satria bisa apa?

“Satria,,”

“Ya?”

“Selamat ya, aku dengar dari dokter Maria, kamu dapat banyak penghargaan tahun ini.” tukas Naraya mengingat cerita dokter Maria tadi, tentang beberapa prestasi yang diraih Satria tahun ini.

Bagaimana sesi konsultasi dengan dokter Satria selama saya lepas tugas Naraya?”

“Dokter Satria itu, dokter kesayangan anak-anak, dan ibu-ibu di rumah sakit ini.”

“Dia baik, pintar, ramah dan poin paling utama yang membuat ibu-ibu jatuh cinta tentu saja karena dia tampan haha..”

Angkasa RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang