28. Pov Johnny

254 32 1
                                    

Pov Johnny

Seperginya Lucas, kini Johnny hanya sendirian disebuah apartemen. Ia tidak bisa hanya berdiam diri. Orang itu terus mengganggu isi pikirannya.

"Ah mianhe ajuhssi," ucap Johnny saat tak sengaja menyenggol lengan seseorang

Lelaki paruh baya itu hanya menatap Johnny tajam.

Johnny yang ditatap seperti itu merasa ada yang aneh. Aura orang tersebut sangat gelap, tapi tidak ada makhluk yang mengikuti, atau mungkin sudah menyatu dengan diri orang tersebut.

"Ajussi?" panggil Johnny saat orang tersebut ingin melenggang pergi

Ia menoleh masih dengan tatapan tajamnya.

"Boleh minta waktunya?"

Ia tak menjawab, tapi memberi isyarat untuk mengikutinya.

Si lelaki tua itu--sebut saja tuan Kim--mengajak Johnny ke tempat yang cukup sepi, tapi Johnny masih memberanikan diri.

"Cepet! Saya bukan orang pengangguran kaya kamu!" ucapnya datar

Johnny tertawa meledek. "Yakin engga pengangguran? Emang bersekutu sama iblis itu bisa disebut pekerjaan?"

Tuan Kim mengepalkan tangannya, menahan emosi.

"Kenapa? Marah? Berarti bener dong?" tawa Johnny lagi

"Kalau engga penting lebih baik saya pergi, dasar anak muda engga tau sopan santun!"

"Hah?" Johnny membuang napas kasar lalu mendekat ke tuan Kim. "Apa yang udah lo lakuin ke Hyunsik dan temen-temennya?" tanyanya to the point

Tuan Kim mendorong Johnny menjauh. "Kamu benar-benar kurang ajar ya?!"

"Diavolos!" ujar Johnny sambil fokus menatap tuan Kim

Mata tuan Kim menghitam, tatapannya seakan siap menerkam siapa saja yang ada didekatnya.

"Manusia pengganggu!" geramnya

"Siapa yang lo sebut manusia pengganggu?!" bentak Johnny terbawa emosi

Tuan Kim tertawa sarkas. "Gimana kabar temen-temen kamu? Udah bisa tenang?"

"Bajingan!" umpat Johnny, ternyata dugaannya benar

"Manusia ini terlalu bodoh, masa kamu engga bisa ngelawan manusia bodoh ini." ucap si iblis, mencaci tuannya sendiri

"Emang dasar licik! Makhluk laknat kaya lo ga pantes punya kehidupan!"

Tuan Kim terlihat semakin emosi. Ia mendekat, dan tanpa Johnny sadari ia sudah melayangkan pukulan.

Bugh..
Satu kali pukulan. Dua kali pukulan. Johnny hanya berusaha menghindar tanpa melawan.

Hingga tanpa sadar, ponsel tuan Kim jatuh dari sakunya saat ada yang menelepon. Johnny sempat membaca nama si penelpon, "Mrs. Won."

Fokus Johnny terbagi dua. Marga Won? Bukannya itu marga Hyunsik?
Tapi Johnny berusaha tetap fokus supaya bisa menatap tuan Kim.

"Theós!" teriak Johnny

Johnny menatap kosong dirinya di cermin. Tidak! Ia tidak boleh menyerah sebelum semuanya selesai. Menyerah sebelum berperang, tentu bukan itu cara menyelesaikan masalah.

"Kalau benar orang itu sama Mrs. Won yang ngebuat kekacauan ini, terus alesannya kenapa? Kalau bener Mrs. Won ibunya Hyunsik, kenapa harus temen-temen putranya sendiri yang jadi sasaran?" monolog Johnny

That Day || Xodiac [Publish Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang