22. Diskusi Malam

195 41 6
                                    

"Jadi sebenernya siapa yang membahayakan disini?" tanya Davin

"Bukan siapa, tapi apa. Yang membahayakan itu, pergantian malam bulan purnama malam ini. Mereka ga bisa bertahan disini sampai besok." tunjuk Johnny ke sudut ruangan yang ia lihat ada sosok arwah Beomsoo, Wain dan Sing. "Dengan kata lain, jiwa mereka bakal bener-bener diambil buat jadi tumbal."

"Terus? Kita harus apa? Kita engga bisa terus diem aja kan?" tanya Zayyan

"Tunggu sebentar. Gua lagi minta tolong terjemahin isi buku ini ke temen gua, gua ga sepenuhnya bisa bahasa Itali. Mungkin sebentar lagi dia nelpon, semoga engga lama."

"Kim Beomsoo," gumam Johnny. "Apa bener ayahnya bersekutu sama iblis? Tapi, kenapa harus anaknya juga yang ditumbalin?"

"Iblis bisa membutakan segalanya. Apalagi buat manusia serakah yang jauh dari kata manusiawi," sahut Davin

"Ngomong-ngomong, kenapa kita harus sembunyi dari mereka? Ah, maksudnya dari temen-temen kita yang diluar? Emangnya mereka kenapa?" tanya Zayyan

"Mereka bahaya. Bisa aja mereka ngehancurin benteng pertahanan kalian." Johnny mengangkat lengan Hyunsik, menunjukkan jam tangan yang dikenakan

"Sebelas tiga puluh. Udah hampir tengah malem," ujar Hyunsik yang mulai gelisah

"Kayanya gua harus pergi dari sini dan cari tau. Mungkin butuh waktu lama buat temen gua nafsirin isi buku ini," ucap Johnny

"Emang lo dapet buku itu dari mana? Kenapa lo bawa buku tua bahasa asing?" tanya Hyunsik

"Tadi gua udah bilang, gua emang udah punya rencana buat bantu kalian. Jadi sebelum kesini, gua cari tau yang kemungkinan berhubungan sama kalian. Dan cuma buku ini yang nyambung, ada di toko buku kuno LA."

"Tapi kenapa-"

Drrt... Drrt...
Dering telepon memotong ucapan Davin.

Mereka menatap antusias, tapi Johnny menggeleng lemah. "Mark." ucapnya lirih sebelum mengangkat telepon

"Hyunsik is here. He asked about you.."

"Come on! This is not the time to joke Mark Lee!"

"Im serious!"

Muka Johnny memucat seketika, tangannya sedikit bergetar. Ia tertawa kaku. "What did you say?"

"Do i sound kidding?"

"How long has he been with you?"

"One minute ago. Maybe?"

"Really?"

"Yes!"

Johnny sedikit menjauh dari Hyunsik. "Mark Lee?"

"Hmm?"

"Can i speak with Hyunsik?"

"Yes, sure."

"Johnny Suh!"

"Ya? I-ini lo? Kok bisa?"

"Kamu kalah! Pabo!!"

Johnny melempar ponsel tersebut sekencang-kencangnya, itu bukan suara Hyunsik.

"Johnny! Lo kenapa?! Kenapa segala ngelempar hape, lagi tidur juga!" suara seseorang mengusik indera pendengaran Johnny, ia tersadar sedang membaringkan kepala diatas meja dekat tempat tidur, ternyata hanya mimpi

"Sekarang jam berapa?" tanya Johnny sambil meregangkan tubuh

"Tengah malem lewat sedikit," jawab Hyunsik

That Day || Xodiac [Publish Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang