Disini mereka sekarang. Di makam seseorang yang pernah dekat dan menjadi bagian dari sembilan pemuda yang berteman selama bertahun-tahun lamanya.
"Bae-bae lu disono gyu, temenin Lex! Jangan diajak ngegibah tapi, nanti lu ditendang ke neraka!" monolog Sing sambil menatap makam temannya dengan senyum tulus
"Sekarang gua deh yang gantiin Gyu manggil lu emak," ucap Zayyan
Sing tersenyum. "Bwoleh.."
"Ikhlasin ya Sing.. Kita mulai semuanya dari awal, jangan galau-galau terus," ujar Beomsoo sambil mengelus punggung Sing
Sing mengangguk. "Iya, kita relain mereka semua. Merelakan bukan berarti melupakan, right?"
"Yes sir," sahut mereka berempat
"Sampai jumpa dikehidupan selanjutnya kawan laknat," pamit Sing dan yang lainnya ke makam Gyu
Merelakan itu satu hal yang sangat sulit. Meski sudah terucap "Iya, gua udah rela." Tapi nyatanya tidak semudah itu.
Hidup bukan hanya tentang datang dan pergi. Hidup itu tentang akhir seperti apa yang akan dialami. Sepahit-pahitnya kehidupan, lebih pahit saat ditinggal oleh orang terdekat.
Seiring berjalannya waktu dan pergantian hari, mereka yang ditinggalkan dapat menjalani hari seperti biasa.
"Jay!" bisik Sing disela-sela dosen yang masih menjelaskan
"Hmm?"
"Emang bener, keluarga Hyunsik sama Leo udah ngeikhlasin kepergian-"
"Mereka masih idup asal lo tau!" potong Zayyan
"Tapi jay, tim SAR udah mutusin buat nutup proses pencarian. Udah dua minggu tapi mereka engga bisa nemuin apa-apa, cuma bangke pesawatnya doang,"
"Gua engga peduli, Leo pasti udah selamet, dia bukan orang yang lemah. Lu inget? Leo itu mantan anak PMR, Pramuka dan segala jenis tentang alam pernah dia pelajarin,"
Sing mengangguk-angguk. "Kalo Hyunsik? Sifat dia berlawanan banget sama Leo, dia engga bisa apa-apa,"
Zayyan menggeleng. "Gua ga bisa komen apa-apa deh, gua cuma bisa berharap yang terbaik buat dia,"
Sing menjatuhkan kepalanya diatas meja, ingatannya kembali ke beberapa tahun lalu saat mereka baru menduduki bangku SMK.
"Eh, gua duduk disini ya?" tanya Leo
Zayyan hanya mengangguk. Dia memang terlihat paling pendiam dari yang lain, maka Leo berinisiatif duduk disebelahnya.
"Yeuh anjir lo! Katanya mau duduk sama gua!" pukul Sing pelan
"Napasi lu?! Ribet banget deuh,"
"Ya udah gua duduk sama lu aja!" ujar Sing sambil duduk disamping Gyumin, yang berada didepan bangku Leo dan Zayyan
"Oh iya, nama lu siapa?" tanya Sing
"Gyumin."
"Tinggal dimana? Udah sarapan belom? Gua sih engga, soalnya gua suka mencret kalo makan pagi-pagi, oh iya nanti anterin gua ke kantin ya?"
"Apaansi nih orang, so asik banget!" kalimat tersebut tidak berani keluar dari mulut Gyumin, alias hanya membatin
"Hehe.. Gua sarapan, iya nanti gua anterin," jawab Gyumin
"Kaku banget sih lu, santai aja. Oh iya, nama gua Sing, terserah mau panggil apa, panggil sayang juga boleh," goda Sing
"Ih amit-amit! Gua normal anjir.. Apa gua pindah tempat aja ya, gua engga mau duduk sama orang homo," batin Gyumin, sepertinya Gyu tekanan batin duduk sama Sing
KAMU SEDANG MEMBACA
That Day || Xodiac [Publish Ulang]
Misteri / Thriller"That day, someone pushed me off a cliff. That day, everyone left me alone." Bukan lapak bxb⚠ Toxic 24/7⚠ Vote & coment!⚠ Jangan jadi pembaca gelap!⚠ Start: 19 Juni 2023