🎀 Eps. 25 | Sebuah Perjuangan

7 1 0
                                    

Keesokan harinya, Aksa kembali menemui Ara dirumahnya

Tok tok tok
"Assalamualaikum"

"Iya sebentar" bunyi seseorang didalam rumah yang sedang berjalan membukakan pintu "waalaikumussalam" dan ternyata yang nembukakan pintu itu adalah ibunya Ara.

"Eh ibu, saya Aksa bu, kakak kelas Ara sewaktu di sekolah MAN dulu" ucap Aksa sambil bersalaman dengan ibu Ara.

"Ooh iya, ada apa ya nak?" Tanya ibu Ara.

"Apa boleh saya bertemu dengan Ara dan mengajaknya pergi sebentar bu?" Tanya Aksa.

"Berdua aja?" Ragu ibu Ara.

"I-iya bu, cuma ke taman deket sini dan sebentar saja bu, ada hal penting yang harus saya bicarakan" sahut Aksa.

"Yaudah nggak papa, sebentar tak panggilkan Ara dulu" balas ibu Ara kemudian pergi ke dalam dan memanggilkan dan memberitahu Ara.

Tak lama kemudian, Ara datang
"Eh kak Aksa, tadi ibu sudah bilang katanya kak Aksa mau ngajak ke taman deket sini ya, eemm aku ajak ponakan aku dulu ya kak"

"Eh, jangan ra, aku cuma mau bicara empat mata sama kamu" sahut Aksa.

"Em-empat mata? Aduh gimana ya kak" grogi Ara.

"Pliis ra, sebentar saja, ada hal yang penting" bujuk Aksa.

"Ya..udah deh, boleh" sahut Ara.

Taman itu sangat dekat dengan rumah Ara, mereka tidak memerlukan kendaraan untuk datang ke taman itu, mereka cukup jalan kaki, diperjalanan mereka juga sedikit mengobrol

"Oh ya, kak Aksa kok tahu rumah aku?" Bingung Ara.

"Ya aku tanya temen-temen kamu terus katanya kamu tinggal disekitar sini, aku juga tanya-tanya sama orang sekitar sini dimana rumah kamu. Eh iya, kamu gimana kabarnya?" Tanya Aksa.

"Alhamdulillah baik, kakak sendiri gimana?" Tanya balik Ara.

"Alhamdulillah baik juga" balas Aksa.

Tak lama kemudian, mereka sampai di taman
"Ra, sebenarnya aku kemarin udah ke rumah kamu, aku tahu kalau kemarin kamu dilamar kan sama gus Naufal?" Ucap Aksa.

"Eh em i-iya kak" gugup Ara.

"Terus, kamu terima lamaran itu?" Tanya kembali Aksa.

"Emm anu, itu, a-aku belum kasih jawaban" Ara semakin grogi.

"Belum kasih jawaban? Kenapa? Aku kira kamu udah nerima lamaran itu" sahut Aksa.

"Ya nggak papa"

"Nggak, pasti ada alasannya, kenapa ra? Apa kamu masih mempunyai perasaan yang sama kayak aku?" Tanya Aksa

"Pe-perasaan yang sama?" Nervous Ara.

"Iya, perasaan yang sama pas waktu sekolah di MAN dulu, jujur ra, rasa itu sampai sekarang masih ada, sebuah penantian 6 tahun menguji perasaan itu ternyata sama sekali tidak memengaruhi perasaan ini, rasa ini masih tetap ada dan bahkan masih utuh tanpa berkurang sedikitpun, apa kamu juga masih merasakannya?" Terang Aksa.

Ara bingung dan gengsi untuk mengungkapkannya, soal cinta, Ara selalu berusaha sekeras mungkin untuk menyembunyikannya, bahkan saat di sekolah MAN dulu jika Aksa tidak mengetahuinya sendiri mungkin Aksa masih mengira kalau Ara tidak menyukainya. Sekarang Ara bingung harus menjawab apa, akhirnya Ara mengalihkan pembicaraannya.

"Oh ya, kak, emm aku lupa, aku ada janji sama ibu kalo..."

Aksa menyela "Kalo apa? Janji apa ra? Aku tahu kamu itu nggak pandai berbohong, kamu pasti cuma mau mengalihkan topik kan? Udah tinggal jawab aja kok, masih suka atau nggak"

Aksara [Tulisan] COMPLETED✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang