🎀 Eps. 12 | Keceplosan

9 3 2
                                    

Keesokan harinya, Aksa menunggu Ara diparkiran untuk menemuinya karena seharian kemarin Aksa tidak tenang dan terus terngiang-ngiang dengan rasa bersalahnya. Aksa tahu kalau Ara pasti akan datang pukul 6 pagi karena cerita pengungkapan May kemarin, jadi belum sampai menunggu lama, Ara pun datang.

Aksa memulai sapaannya dengan salam
"Assalamualaikum Ara"

Ara menjawabnya sembari menuntun sepedanya
"Waalaikumussalam, eh kak Aksa ada apa kak?"

"Tolong ra, maafkan saya, saya tidak tenang jika kamu belum memaafkan saya, saya tahu ra saya banyak salah sama kamu. Untuk permintaan maaf saya yang kedua kalinya ini, maafkan saya" sahut Aksa.

"Iya kak, tenang wae aku udah maafin kok. Lagi pula ini juga bukan sepenuhnya salah kakak" jawab Ara.

"Alhamdulillah, akhirnya kamu sudah bisa memaafkanku, setelah penolakan surat kemarin" ujar Aksa.

"Surat? Maaf maksudnya surat apa ya kak?" Bingung Ara.

"Loh kamu kok sepertinya belum tahu ra? Saya kemarin nulis surat untuk kamu, surat permintaan maaf, saya kira kamu sudah membukanya karena kemarin saya menemukan serpihan surat itu yang telah robek" sahut Aksa.

"Bahkan aku tidak tahu sama sekali kalau ada surat dari kakak" ucap Ara.

"Berarti ada yang membukanya selain kamu, maaf sekali lagi Ara aku sudah salah paham sama kamu" ucap Aksa.

"Nggih kak, ndak papa kok. Oh ya kak aku ke kelas dulu, nggak enak kalau lama-lama, nanti dilihatin orang cuma berdua disini bisa jadi fitnah. Assalamualaikum" ujar Ara dengan berjalan meninggalkan Aksa.

"Eh iya, waalaikumussalam" sahut Aksa.

Aksa bergumam dalam hatinya
"Masya allah Ara, kamu memang anak yang sopan dan baik, mampu menjaga batasan dengan lawan jenis, langka banget zaman milenial sekarang ada gadis seperti kamu" lagi-lagi Ara membuat Aksa kagum dengan perilakunya.

"Kriingg" terdengar bel sekolah berbunyi, saatnya untuk memulai pelajaran. Namun, untuk kelas 10 masih ada sedikit pengarahan dilapangan.

Pak Bagas (Bapak kepala sekolah) memulai pembicaraannya "Anak-anak kelas 10, masa matsama kalian telah usai dan tiba saatnya kalian mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk kelas kalian tetap sama seperti kelas waktu matsama, jadi tidak ada perubahan, laksanakan kbm hari ini dengan sebaik mungkin, manfaatkan waktu agar tetap efektif untuk belajar, ini adalah awal perjalanan kalian, selamat berjuang anak-anakku (diiringi dengan tepuk tangan dan sorakan para siswa) Setelah dibubarkan oleh pemandu, segera masuk kelas kalian masing masing"

Setelah beberapa jam pelajaran, akhirnya tiba waktu istirahat
"Ke kantin yuk ra" ajak May kepada Ara.

"Aduh aku wes kenyang May, aku pengen ke perpus pinjem buku sekalian baca-baca, gimana kalo kamu ikut aku nak perpus ae?" Sahut Ara.

"Aduh nggak deh ra, aku nggak suka baca buku, kalo pinjem buku bisa nanti-nanti aja deh, aku mau ke kantin aja" jawab May.

"Yaudah kalo gitu, emang berani ke kantin sendiri?" Tanya Ara sambil tersenyum tipis.

"Ya berani dong, May gitu loh, masak pergi ke kantin aja nggak berani, orang bentak kak Aksa si ketua osis aja berani, eh" sahut May sembari menutup mulutnya dengan tangan karena keceplosan.

(Gumam hati May "Aduh kenapa pakek keceplosan sih")

"Apa? Jadi kak Aksa kemarin kamu bentak May?" Kaget Ara.

"Eh i iya ra, habisnya aku itu kemarin emosi, kesel banget sama perilakunya kak Aksa jadi aku bentak deh, habis itu aku tampar tuh pipinya biar tahu rasa, eh astagfirullah" lagi-lagi May keceplosan.

"Astagfirullah May, sampek kamu tampar gitu? Kasar banget May, nggak boleh gitu ah, aku nggak demen sahabatan karo orang kasar, udah minta maaf belum tuh sama kak Aksa?" Tanya Ara.

"Ngapain pakek minta maaf, orang aku nggak salah, yang aku lakuin itu nggak sebanding ra sama yang kak Aksa lakuin ke kamu, harusnya kak Aksa yang minta maaf" sahut May.

"Astagfirullah, jangan gitu May, bagaimanapun juga kak Aksa itu lebih tua dari kita, jadi kita harus tetep jaga kesopanan, kalo soal salah/nggak, semua salah May, kita nggak bisa cuman menyalahkan kak Aksa, karena apa yang terjadi kan juga karena takdir, ibu aku kecelakaan itu kan juga karena takdir, lagipula aku juga salah kalau aja aku bisa lebih cepet lagi naik sepedanya pasti nggak akan telat ke sekolah, kamu juga salah May karena udah bentak dan tampar kak Aksa" ujar Ara.

"Iya deh iya ibu hajah Ara, ntar aku minta maaf ke kak Aksa" sahut May

"Nah gitu dong, oh iya tadi aku ketemu kak Aksa, katanya kemarin dia nulis surat tapi ternyata surat itu udah sobek-sobek gitu, tapi aku malah ndak tahu kalau ada surat dari kak Aksa, kemarin kan yang ada di UKS pas aku bangun cuman ada kamu sama kak Putri, kamu tahu nggak May kira-kira surat itu yang merobek siapa?" Tanya Ara.

May berfikir dalam hatinya "Aduh, gimana nih jujur nggak ya, nanti kalo aku jujur kena omel lagi, tapi kalo mau bohong bingung cari alasan, aduh gimana nih"

"May? Kok kamu bengong? Jangan bilang kamu yang robek surat itu?" Tanya Ara dengan tatapan sinis kepada May.

May mengalihkan pembicaraan
"Aduh udah jam segini, aku mau ke kantin dulu laper ah nanti keburu ramai kantinnya, daa Ara👋" May berbicara dengan melambaikan tangannya dan berjalan meninggalkan Ara.

"Lah, pertanyaanku belum kamu jawab May! Kebiasaan deh main pergi-pergi nggak pakai salam" kesal Ara.

Aksara [Tulisan] COMPLETED✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang