Setelah 6 hari Naufal menjalani kelas tutur kata kepada Ara dan berusaha mengikuti semua nasihatnya, secara perlahan kepribadian Naufal berubah jauh lebih baik daripada sebelumnya, dan hari ini adalah hari ke 7 dimana hari terakhir Ara membimbing Naufal, setelah itu Ara akan melepas Naufal dan tidak akan terlibat lagi di kehidupannya, Ara selalu berharap, berusaha dan berdoa bahwa Naufal bisa berubah dalam 7 hari karena Ara tidak sanggup berinteraksi lebih lama lagi dengan lawan jenis, setiap harinya dia meluangkan waktunya 1 jam untuk mengajari Naufal cara bertutur kata yang sopan dan beradab, belum lagi jika Naufal melakukan tingkah laku yang menyeleweng, Ara pasti akan terus mengingatkannya dan mengingatkan itu butuh waktu yang lama juga untuk berinteraksi. Yah, entah mengapa Ara selalu merasa kurang nyaman ketika berinteraksi dengan lawan jenis, itu yang membuatnya tidak tenang dan tidak sanggup jika ia lebih lama lagi membimbing Naufal. Namun, melihat kepribadian Naufal yang sekarang, rasanya Ara puas dan bahagia karena kepribadiannya sudah berubah jauh lebih baik lagi. Ara merasa senang hari ini karena hari terakhirnya membimbing Naufal, namun ada apa dengan Naufal? Rupanya dia hari ini terlihat sedih.
Saat di perjalanan berangkat sekolah...
"Hmm hari ini adalah hari terakhir dia membimbing dan mengajariku, tapi kenapa aku merasa sedih, bukankah harusnya aku merasa bahagia karena setelah ini aku bisa hidup bebas, apa aku udah jatuh cinta padanya?!" gumam hati Naufal.Saat Ara berbicara menjelaskan tata krama kepada Naufal, Naufal dari tadi hanya melihat Ara hingga materi yang disampaikannya telah selesai.
"Oke, segitu dulu untuk hari ini, mungkin ada yang ingin kamu tanyakan?" Ara selalu memberi kesempatan Naufal untuk bertanya diakhir penjelasannya. Naufal hanya terdiam dan melamun sambil melihat Ara. Sampai Ara bertanya kembali "Naufal? Apa ada yang mau ditanyakan?"
"Eh, nggak ada kok ra" sahut Naufal.
"Kalo gitu aku pamit pulang dulu, assalamualaikum" pamit Ara.
"Waalaikumussalam, tunggu ra" ucap Naufal dengan memegang tangan Ara. Sontak Ara melirik matanya ke tangan yang dipegang Naufal. Naufal peka dan langsung melepaskannya "eh iya, maaf lupa"
"Hmm yaudah ndak papa, ada apa lagi to? Apa kamu mau tanya?" Tanya Ara.
"Nggak kok, aku cuma mau bilang makasih selama ini kamu udah luangin waktu untuk aku, sampai aku bisa berubah jauh lebih baik lagi seperti sekarang, makasih kamu udah selalu sabar ngadepin tingkah aku yang menjengkelkan dan susah diatur" ucap Naufal.
"Sama sama, santai aja kali, kayak udah mau perpisahan aja" sahut Ara.
"Setelah ini apa masih boleh aku sesekali ngobrol sama kamu?" Tanya Naufal.
"Ooh boleh, tapi kalo bisa ngobrolnya yang penting-penting aja" jawab Ara.
"Kalo ada perbuatan aku yang salah, apa kamu masih mau mengingatkan?" Tanya kembali Naufal.
"Ya udah pasti tetep aku ingetin, kan udah menjadi kewajiban sesama manusia saling menasehati dan mengingatkan" sahut Ara.
"Sekali lagi makasih ya ra" ucap Naufal.
"Sama sama, kalo gitu aku pamit dulu, assalamualaikum" pamit kembali Ara.
"Waalaikumussalam" sahut Naufal.
***
Keesokan harinya dan seterusnya kegiatan belajar berjalan normal seperti biasa, Naufal lebih memilih untuk memendam perasaannya kepada Ara. Sementara Ara selama ini masih berusaha keras untuk melupakan Aksa, namun entah kenapa Ara tidak bisa melupakannya hingga 3 tahun telah berjalan dan bahkan sampai lulus kuliah pun rasa itu masih ada, begitu pula dengan Aksa, ia juga masih merasakan perasaan yang sama. Setelah lulus kuliah, Aksa mencari tahu keberadaan Ara dengan bertanya pada teman-temannya dan ternyata Ara masih tinggal didekat desa Aksa, ia segera bertanya kepada orang sekitar yang ada di desa itu dan akhirnya ia mengetahui rumah Ara. Saat itu juga Aksa pergi ke rumah Ara yang bertujuan untuk berbincang dan berencana menjalin ta'aruf dan mengikatnya dengan khitbah/lamaran.Sesampainya Aksa di depan rumah Ara...
Pintu rumah Ara terbuka lebar, rupanya sedang ada tamu dirumah Ara. Melihat tamu itu, hati Aksa seakan tersayat-sayat, raganya tak lagi bergairah, dan matanya melihat dengan penuh kepedihan, rasanya sudah tak ada lagi harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara [Tulisan] COMPLETED✔️
Fiksi RemajaSebuah penantian panjang yang sangat menguji perasaan Aksa dan Ara, apalagi semenjak kehadiran gus Naufal itu yang menjadi amanah untuk Ara dan membuat hati Aksa ketar ketir takut menggeser namanya dihati Ara. [Filosofi judul : Aksa dan Ara, nama m...