Keesokan harinya, Naufal mengajak Ara ke taman untuk berbicara dengannya. Saat itu juga Aksa mengikuti mereka ke taman karena pikirnya tidak pantas bila lelaki lain selain tunangannya menemui Ara, akhirnya Aksa mengikutinya. Ara dan Naufal janjian di taman, Ara mengiyakannya karena Naufal katanya mengajak temannya juga, namun ternyata setelah Naufal datang, Naufal tidak membawa temannya, ia beralasan supaya bisa bertemu dengan Ara berdua. Naufal tahu Ara pasti tidak akan mau jika hanya bertemu berdua.
"Gus, katanya bawa temannya?" Bingung Ara."Ee maaf ra, itu hanya alasan biar kita bisa ngobrol berdua" jawab Naufal.
"Gus, aku paling nggak suka dibohongi, berbohong itu dosa, gus tahu kan itu?!" Kesal Ara.
"I-iya maaf ra" balas Naufal.
"Lebih baik aku pergi daripada bicara sama orang pembohong" ucap Ara dengan pergi meninggalkan Naufal.
"Tunggu ra, maafkan aku, aku hanya ingin bicara sebentar" Bujuk Naufal dengan memegang tangan Ara.
"Langsung inti" ucapnya dengan melepaskan tangannya
"Ra, aku hanya ingin tahu kenapa kamu membatalkan hubungan kita sampai dipertunangan, padahal aku pengennya sampai ke jenjang pernikahan, aku kurang apa ra? Kamu bilang ra, aku harus gimana?" Ucap Naufal.
"Gus Naufal nggak ada kurangnya kok, gus Naufal itu ganteng, baik, sopan. Aku membatalkannya bukan karena gus Naufal kurang atau gimana, tapi aku kan sudah bilang kemarin kalo aku mencintai lelaki lain, dan hasil istikharah yang kemarin aku ceritakan itu yang membuatku yakin untuk memilih lelaki yang aku cintai gus, sekali lagi maaf" sahut Ara.
"Siapa ra? Siapa lelaki yang kamu cintai itu?" Tanya Naufal.
"Gus ndak perlu tahu siapa orangnya, yang jelas sekarang gus harus mencoba mengikhlaskanku" sahut Ara.
"Nggak, nggak bisa ra, aku terlanjur cinta sama kamu" balas Naufal.
"Gus, mencintai itu tidak harus memiliki, level tertinggi dalam mencintai itu mengikhlaskan orang yang kita cintai, ikhlaskan aku maka gus akan mendapatkan level tertinggi itu" ujar Ara.
"Nggak bisa ra" balas Naufal.
"Dicoba dulu gus, aku yakin gus pasti akan terbiasa dengan sendirinya, aku pamit gus" Ara meninggalkan Naufal.
"Tunggu ra, aku harus tahu siapa orang yang kamu cintai" Cegah Naufal dengan memegang tangan Ara.
"Nggak, gus nggak perlu tahu, biarin aku pergi, lepasin gus" sahut Ara.
"Nggak, aku nggak akan lepasin kamu sebelum kamu ngasih tahu aku" jawab Naufal.
"Aw sakit gus, lepasin" resah Ara.
"Semakin kamu mencoba melepaskannya, akan semakin erat pegangan ini" ancam Naufal.
"Gus, tolong gus, nggak mahram, lepasin" Ara tetap berusaha melepaskannya.
"Jawab dulu ra" bantah Naufal.
"Lepasin! Sakit!" Bentak Ara. Ikatan tangan Naufal itu benar-benar membuat tangannya sakit, Naufal sangat kencang memegang dan menarik tangan Ara.
Bam
Tiba-tiba Aksa datang dan menonjok pipi Naufal hingga memar "Woi! Lepasin tangan Ara" seketika tangan Naufal lepas dari tangan Ara. Aksa mendorong Naufal hingga jatuh ke rumput taman dalam keadaan berbaring, Aksa menarik kerah baju Naufal dan masih berusaha mencoba untuk memukulnya, satu genggaman tangan Aksa melayang akan memukul pipinya.
Ara mencegahnya dengan berteriak "Stop! Udah kak!". Seketika Aksa melepaskan tangannya dari kerah baju Naufal dan tidak jadi memukul Naufal.
Naufal berdiri dan berucap "Argh, Kamu? Aksa kan?" Ucapnya dengan melirih kesakitan dan memegangi pipinya yang memar.
"Ya, aku Aksa kakak kelas Ara dan kamu sewaktu MAN dulu" sahut Aksa.
"Kamu jangan ikut campur! Ini urusanku dengan Ara" bentak Naufal.
"Urusan Ara, itu urusanku juga" bentak balik Aksa.
"Emang kamu ini siapanya Ara ha? Aku ini mantan tunangannya" bentak Naufal.
"Kamu tanya siapa aku? Baru mantan tunangan aja bangga, Aku ini laki-laki yang dicintai Ara" sahut Aksa dengan nada tinggi.
"Ooh jadi kamu orangnya, kalo gitu ayo sekarang kita tanding, siapa yang menang dia yang berhasil dapetin Ara" tantang Naufal.
"Aduh, jangan-jangan, jangan pakek kekerasan" cegah Ara.
Aksa terdiam..
"Heh! Ngapain kamu diam! Nggak berani? Yang gentle dong jadi laki, huu pasti takut kalah kan?" pancing Naufal."Nggak, demi Ara apapun akan aku lakukan, ayo kita tanding sekarang!" Sahut Aksa.
"Oke, ayo!" Naufal menjawab dengan ancang-ancang akan memukul Aksa begitupun dengan Aksa.
"Stop! Hentikan! Kalian kenapa kayak gini? Hanya demi cinta sampek rela mengambil jalan kekerasan?! Terserah kalian, siapapun yang menang aku nggak peduli, dengan kalian berantem kayak gini aku nggak akan milih salah satu diantara kalian" jengkel Ara dengan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Ra, tunggu ra" Aksa mencoba mengejar Ara.
"Mau kemana kamu? Kalo nggak berani bilang aja bos, main pergi-pergi aja, huu cemen" Ejek Naufal.
"Terserah!" Sahut Aksa dengan menoleh sedikit ke arah Naufal dan masih terus berlari mengejar Ara.
"Ra, maafkan aku, aku janji aku tidak akan berantem dengan gus Naufal lagi, aku baru tahu ternyata kamu membatalkan hubungan dengan gus Naufal setelah pertunangan. Tolong ra, kasih aku kesempatan buat membuktikan keseriusanku" tutur Aksa.
"Maafkan aku kak, selama ini aku menutupi perasaanku, aku melaksanakan tunangan itu karena perintah ibu, sebenarnya selama ini aku hanya mencintai kakak" sahut Ara.
"Alhamdulillah, akhirnya aku bisa mendengar kata itu langsung dari kamu ra, aku janji aku akan berusaha untuk segera mendatangi kamu bersama dengan orang tuaku" ucap Aksa.
"Aku percaya sama kakak" balas Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara [Tulisan] COMPLETED✔️
Teen FictionSebuah penantian panjang yang sangat menguji perasaan Aksa dan Ara, apalagi semenjak kehadiran gus Naufal itu yang menjadi amanah untuk Ara dan membuat hati Aksa ketar ketir takut menggeser namanya dihati Ara. [Filosofi judul : Aksa dan Ara, nama m...