Saat di perpustakaan, tak sengaja Aksa bertemu dengan Ara. Ara duduk dikursi berjarak tiga kursi kosong dari kursi yang Aksa duduki. Mereka duduk berhadapan namun berjarak antara meja dan tiga kursi kosong.
"Loh itu kan Ara, masya allah rajin banget waktu istirahatnya dibuat baca buku" gumam hati Aksa sambil menarik kursi untuk duduk.
"Hmm buku apa ya yang sedang dia baca?!" Gumam Aksa sambil mengarahkan kepalanya ke dekat buku Ara.Aksa mengejah judul buku yang dibaca Ara "ki sah te la dan fa ti mah, masya allah" gumam Aksa. Seketika Aksa lupa dengan tujuannya ke perpus, sejak saat itu Aksa menyandarkan kepalanya di meja dengan mata yang memandang ke arah Ara yang sedang membaca buku. Saat Ara membalikkan lembaran bukunya, tak sengaja mata Ara mengarah kepada Aksa. Ara spontan memberikan senyuman tipis dengan menganggukkan kepalanya sebagai bentuk sapaan, Aksa pun kaget karena dilihat balik oleh Ara, Aksa membalas sapaan Ara dengan cara yang sama. Setelah itu, Aksa langsung memalingkan wajahnya dan pergi dari perpus.
Ara melanjutkan membaca dengan menutupi wajahnya dengan buku dan bergumam "Apa tadi kak Aksa memandangi aku? Sejak kapan kak Aksa disitu, apa dari tadi ya? Apa iya dari tadi kak Aksa memandangi aku? Astagfirullah kok malah jadi mikirin lawan jenis to ra, lagian pede banget sih jadi orang, kamu cantik aja nggak ra, mana mungkin kak Aksa memandangi kamu, salah liat mungkin"
Saat tiba dikelas, Ara kembali bertanya kepada May tentang surat itu, May pun pasrah dan jujur menceritakan semuanya kepada Ara. Setelah pulang sekolah, May mengajak Ara untuk menemaninya bertemu dengan Aksa dan meminta maaf. Belum sempat pergi ke kelas Aksa, Ara dan May sudah bertemu di tengah perjalanan.
Tanpa basa basi May langsung meminta maaf
"Eh kak Aksa tunggu kak, aku mau minta maaf karena kemarin udah kasar sama kakak""Iya gapapa May, justru saya malah berterimakasih sama kamu karena kamu sudah menyadarkan saya" sahut Aksa
"Sama sama kak, dan jujur saja kak sebenernya kemarin juga aku yang robek surat dari kakak tanpa sepengetahuan Ara, jadi sekali lagi aku minta maaf kak kemarin aku belum bisa mengontrol emosi" sahut May
"Alhamdulillah, dengan sukarela saya memaafkan kamu karena kamu sudah jujur bicara apa adanya May" jawab Aksa
"Terimakasih kak" ucap May
"Sama sama, oh iya Ara? Kamu keburu pulang tidak?" Tanya Aksa
"Eh nggak kak, ada apa?" Sahut Ara
"Aku mau bicara hal penting sama kamu, emm berdua saja boleh?" Tanya Aksa
"Kalau gitu, aku pulang dulu Ara, kak Aksa, Assalamualaikum" pamit May
"Eh tapi may" ucap Ara.
"Waalaikumussalam" sela Aksa.
"Eh, waalaikumussalam" ucap Ara dengan tersipu malu karena belum menjawab salam May.
"Kita bicara di lapangan belakang gimana?" Tanya Aksa.
"Eh, aduh bukannya apa-apa ya ini kak, tapi nggak baik kalo bicara cuma berdua" sahut Ara.
"Sebentar saja ra, saya tidak akan aneh-aneh juga kok, cuman ngomong sebentar saja, kali ini saja ra" ujar Aksa.
"Emm yaudah deh kak, tapi beneran sebentar ya kak?" Tanya Ara
"Iya, sebentar Ara" jawab Aksa.
Sementara itu, sebenarnya May dari tadi penasaran, ya tahu sendiri kan ya kalo May penasaran pasti hasratnya tinggi, dia akan langsung cari tahu dan nggak mau ketinggalan info, apalagi mengenai sahabatnya sendiri, yaitu Ara. Sebenarnya May dari tadi belum pulang, May hanya formalitas seolah pergi untuk pulang padahal dari tadi May bersembunyi dibalik tembok. May pun juga diam-diam mengikuti Ara dan Aksa ke lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara [Tulisan] COMPLETED✔️
Fiksi RemajaSebuah penantian panjang yang sangat menguji perasaan Aksa dan Ara, apalagi semenjak kehadiran gus Naufal itu yang menjadi amanah untuk Ara dan membuat hati Aksa ketar ketir takut menggeser namanya dihati Ara. [Filosofi judul : Aksa dan Ara, nama m...