🎀 Eps. 11 | Kesalahpahaman

9 4 0
                                    

Setelah membaca surat itu, May bergumam
"Ih apaan sih minta maaf aja pakek surat, gak gentle banget jadi cowok. Gak semudah itu meminta maaf sama Ara, pokoknya kalau mau minta maaf ya minta maaf langsung dong, seenaknya aja dipikir perempuan itu gampangan kali ya. Nih aku sobek-sobek biar tahu rasa, huft enak aja minta maaf pakek surat"

May merobek surat Aksa dan membuangnya ke tempat sampah depan UKS, kemudian May kembali masuk ke UKS. Beberapa menit kemudian, Ara terbangun..

Ara berbicara dengan suara lirih
"May?" (Ara bicara sambil membuka matanya perlahan dan membangunkan badannya)

"Eh udah bangun ra, hati-hati, sini kubantu"
Sahut May dengan membantu Ara untuk duduk.

May bertanya
"Gimana ra keadaan kamu sekarang?"

"Alhamdulillah, udah mendingan may. Eh may, iki wes wayahe pulang to kok sudah bawa tas wae kamu" sahut Ara.
[Translate jawa : iki wes wayahe = ini sudah waktunya]

May Pov
May mempunyai saudara asli jawa yang tinggal di Jakarta, jadi dia sudah familiar dengan bahasa Jawa
End Pov

"Iya ra, emang udah waktunya pulang. Ini tadi aku nungguin kamu, pulang bareng yuk? Aku bonceng naik motor deh" ajak May.

Ara beralasan
"Nggak deh May, aku naik sepeda sendiri wae, lagian kan rumahku juga lumayan deket to, toh juga kalo kamu bonceng aku terus sepedaku mau ditaruh mana"

May kembali membujuk Ara
"Aduh jangan ra, kondisimu kan juga belum pulih sepenuhnya, nanti kalau kamu dijalan kenapa-kenapa gimana, emm atau gini aja ra kamu naik sepeda aku dorong dari belakang, oke?"

Ara menjawab
"Oke deh, terserahmu wae May"

Ketika berjalan menuju parkiran,
Ara teringat sesuatu
"Astagfirullah, kenapa aku baru inget kalau ada penempuhan ttd hari dan harus diselesaikan hari ini, mana  belum tak selesaikan 1 pun, ditambah lagi nulis konsekuensi yang dari kak Aksa itu, gimana nih may?"

"Udah tenang aja ra, kak Aksa udah ngomong kok sama pihak sekolah agar kamu diberi keringan, jadi kamu nggak perlu repot-repot nempuh dan untuk konsekuensi itu kak Aksa juga udah mencabutnya" sahut May.

"Serius? Kok bisa sih May? Kamu ngomong apa May sama kak Aksa? Aduh jangan bilang kamu ngomong yang aneh-aneh ke kak Aksa deh?" Bingung Ara.

"Nggak kok ra, tenang aja, aku ngomong berdasarkan fakta, ya ngomongin semua yang kamu ceritain ke aku. Udah ah jangan bahas masalah kak Aksa lagi, denger namanya aja udah muak" sahut May.

"Halah bohong tuh, orang kamu pertama ketemu kak Aksa aja udah muji-muji sampai ke langit ke tujuh><" canda Ara.

"Ya itu kan awal ketemu, setelah tahu sifat aslinya ih benci banget" sahut May.

"Sabar, jangan gitu May, hati-hati ntar benci jadi cinta loh" canda Ara.

"Aduh, jangan sampek deh amit-amit" sahut May dengan menggedorkan tangannya ke kepala.

Setelah bercanda di parkiran, akhirnya Ara dan May pulang bersama

Sementara itu, Aksa masih berusaha menemui Ara ke UKS. Selepas menyelesaikan tugasnya, Aksa kembali ke UKS untuk menemui Ara. Sayangnya, pintu UKS sudah terkunci.
Saat petugas sampah membersihkan sampah, tak sengaja ada sobekan surat Aksa selembar dua lembar yang terjatuh dilantai.

Aksa bergumam,
"Yah, ternyata UKS nya sudah tidak ada orang. Ara sudah membaca surat dariku belum ya?! Yasudah besok saja aku tanya langsung"

Ketika berjalan akan meninggalkan UKS, tak sengaja Aksa melihat lembaran suratnya yang sobek itu.

Aksa bergumam,
"Ya allah, ini kan surat yang tadi aku berikan untuk Ara. Ternyata se-begitu marahnya kamu kepadaku Ara, sampai kamu merobek surat dariku, apa kamu memang butuh waktu untuk memaafkanku. Apa aku terlalu menyakitimu hingga kamu belum bisa membukakan pintu maafmu untukku"

Aksara [Tulisan] COMPLETED✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang