"Chelsea, sedang apa?"
Satu gelas jus jeruk dingin diletakkan di samping siku sang empu nama. Andy baru saja mengambilkan pesanan minuman mereka dan duduk di meja kantin yang hanya berisi dirinya dan Chelsea.
Sudah menjadi pemandangan biasa saat Chelsea dan Andy duduk bersama di meja kantin. Keakraban mereka banyak menimbulkan kesalahpahaman bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Tapi Chelsea akan kesal jika dirinya dan Andy disebut berpacaran. Mereka sekedar teman saja. Yah, walaupun Andy menganggap Chelsea lebih dari sekedar teman biasa.
"Ada yang aneh di rekaman ini. Coba kau lihat, Dy."
Chelsea menyodorkan layar ponselnya yang menunjukkan rekaman video saat mengunjungi danau misterius kemarin.
Ya, Chelsea sempat mengambil video sebentar setelah puas mengambil gambar pemandangan danau yang cantik.
"Bagian mana yang aneh?" Andy mengernyit kala tak menemukan keanehan dari video itu. Hanya memperlihatkan hamparan luas air danau yang tenang teterpa cahaya rembulan.
"Ini, kau lihat dengan seksama pada salah satu pohon besar di seberang sana."
Layar tersebut perlahan menyorot ke arah pohon yang ditunjuk Chelsea Hingga pada keanehan yang muncul, jari telunjuk Chelsea mem-pause video itu sehingga nampaklah sebuah bayangan hitam samar bersembunyi di balik sisi batang pohon yang tidak terkena sinar bulan.
Bulu kuduk Andy seketika meremang. "A-apa itu Chel? Bi-binatang buas kah?"
Chelsea juga ingin berasumsi seperti itu, namun melihat dari postur bayangan, itu jelas terlihat seperti manusia bertubuh tinggi.
"Aku tidak bisa mengatakan jika itu binatang buas. Kalaupun benar, kita sudah habis dimangsa binatang itu kemarin. Tapi ini.. apakah di sana tempat persembunyian perampok?"
"Tidak mungkin juga, Chel. Desa ini jarang terjadi kasus perampokan, apalagi sampai pembunuhan.."
Keduanya terdiam. Kantin sekolah yang ramai tak mengusir hawa dingin yang perlahan merambat di tengkuk mereka.
"A-ah, mungkin hanya efek fatamorgana malam saja. Oh ya, Haera hari ini tidak masuk sekolah lagi ya? Aku masih merasa bersalah telah membuatnya terserang demam." ujar Chelsea mengalihkan pembicaraan.
"Berdoa saja untuk kesembuhan Haera. Lagian kemarin kan kau memastikan sendiri jika demamnya tidak terlalu parah."
Andy sempat menjenguk teman perempuannya itu saat pagi waktu ibu Anne sudah datang menjemput sang anak. Dapat terlihat kondisi Haera lebih baik daripada tadi malam. Jadi Andy yakin jika gadis itu akan pulih dalam waktu singkat.
***
Haera menyeka keringatnya yang hampir mengenai mata beruangnya. Topi jeraminya ia singkap ke belakang hingga hawa panas menguap dari ubun-ubunnya. Ikatan pada rambut sebahunya hampir saja terlepas, namun ia biarkan saja karena dirinya terlalu malas untuk mengikat rambut kembali.
Haera baru saja selesai membantu ibu Anne membuka lahan perkebunan baru, walaupun tidak terlalu luas, setidaknya akan sedikit menambah penghasilan kebun mereka.
Satu botol air minum tersodor ke hadapan Haera. Ia berterima kasih kepada sang ibu dan menenggak isinya hingga hampir tandas.
"Haera, kau pulanglah dulu ke rumah. Ibu masih ada pekerjaan yang harus diurus setelah ini. Istirahatlah dengan baik, kemungkinan ibu akan pulang lumayan malam." ucap ibu Anne sembari membereskan kotak bekalnya. Memang selain mengurusi kebun miliknya sendiri, ibu Anne juga bekerja sebagai tenaga kebersihan di salah satu rumah sakit di kota yang jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH: REDCARNATION✓
Fantasi[TERBIT] Seekor naga merah penjaga danau kematian yang hidup dalam jeratan kutukan sang biksu, mengarungi perairan untuk memuaskan dahaganya atas jiwa-jiwa manusia yang memiliki takdir kematian di dalam air selama berabad-abad lamanya. Hingga suatu...