Hari pertama Mark masuk sekolah, membuat Taeyong kerepotan. Bersamaan dengan itu, badan Jaehyun sangat panas sehingga membuat Taeyong menghandle sendiri pekerjaan rumahnya.
Walaupun ada dua bibi yang bisa membantu mempersiapkan perlengkapan sekolah Mark, tetapi Taeyong tetap bersikukuh untuk mempekerjakan dirinya sebagai figur seorang ibu.
Apalagi Mark, bocah umur lima tahun itu telah tumbuh dengan baik dan cerdas. Mark cenderung lebih dekat dengan Taeyong, dari pada yang lainnya. Sekalipun Jaehyun yang menjadi ayah kandungnya.
"Mommy, nanti di sekolah Melk boleh bawa enpon??" Enpon : Handphone
Taeyong tersenyum sembari memakaikan dasi di kerah Mark.
"Sayang, sekolah itu adalah tempat untuk kita belajar. Jadi, Mark Hyung tidak boleh membawanya. Mark bisa bermain handphone di rumah setelah pulang sekolah"
Mark menampilkan deretan giginya, ia beralih memeluk paha Taeyong. "Terimakasih mommy, sekarang Melk mau belangkat sekolah sama uncle Lucas"
"Tentu saja, sini mommy bawakan tas sama topi mu. Di sekolah nanti jangan nakal ya sayang, Mark Hyung harus patuh sama ssaem hmm??"
"Yess mommy, i love you mommy"
Taeyong melihat punggung Mark kian menjauh dari tempatnya berdiri, Lucas tampak membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan tuan kecilnya masuk.
Lucas di percayai oleh taeyong untuk menjaga Mark selama jam pelajaran berlangsung hingga mengantarkannya pulang nanti.
"Lucas-ssi, terimakasih atas bantuanmu"
"Dengan senang hati nyonya Jung Taeyong"
Kini Taeyong membalikkan badannya, terlihat Jeno bersembunyi di balik pintu mansion mewahnya. Anak itu menatap sembab dengan bibir bagian bawahnya yang menekuk tajam.
Tanpa alas kaki, Jeno berlari keluar memeluk kaki Taeyong.
"Mommy hikss, Melk Hyung pegii mana hiks hiks" rupanya, Mark melupakan adiknya yang mengharapkan sebuah kata pamit darinya.
Jeno yang malang, Taeyong mengangkat bocah tersebut dan membawanya ke kamar.
"Melk Hyung, ndak sayang nyenyoo hikss hikss"
"Hmm,, anak mommy ututututuuuuuu,, sini sayang mommy kasih tau sesuatu" bisik Taeyong di telinga Jeno.
"Melk Hyung pergi untuk belajar sayang, nanti sepulang belajar bisa bermain lagi sama Nyenyo" dengan bibir tercebik dan isakan yang masih tersisa, Jeno berusaha mengangguk dan mengelap kedua matanya dengan ruas tangan.
"Nyenyo ndak pelgi itut Melk Hyung mommy hikss"
"Nyenyo kan masih kecil, besok kalo Nyenyo udah besar mommy antarkan pergi belajar seperti Melk Hyung, bagaimana??"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
