Hallo gengs, mudah-mudahan book ini masih ada di perpus kelen ya! Maaf gantung kek sempak !! Voment plis!
Let's Read!
Taeyong jalannya lambat banget, lebih lambat dari siput. Ya biasalah, beginilah penampakannya jika lembah surganya selesai di sabotase sama Jaehyun.
Sedangkan sang dominan berjalan cepat di depan sana, meninggalkan Taeyong tanpa rasa dosa. Jaehyun menghampiri anak-anaknya yang sudah berkumpul dan duduk di atas karpet bulu leopard.
Di saat yang sama, Jeno pulang dengan membawa Jaemin. Jangan tanyakan mengapa anak itu bisa pulang tepat waktu,—ada Mark yang menghubungi Jeno dengan sejuta iming-iming.
Mark bilang kalau Sungchan jatuh dari atas genteng. Melalui pesan singkat tentunya.
"Cie, harusnya kalo bawa pacar ke rumah Hyung harus bagi duit!" Celetuk Beomgyu, si paling demen makan tanghulu.
Jangan heran kalau Beomgyu adalah keturunan dari marga Jung yang paling identik sama mommy nya.
Jeno cuma nyengir kalau Gyu sudah menggodanya. Tangannya bergerak cepat untuk mengambil dompet tebalnya di dalam saku celana.
"Ini, bagi sama Sungchan"
"Horeee!! Double hari ini, dari Mark Hyung dan Jeno Hyung!!"
Beomgyu bersorak sembari mengipaskan beberapa lembaran uang won di depan wajahnya.
Tidak sadar bahwa sedari tadi kebahagiaan anak-anak disaksikan oleh Jaehyun yang sudah duduk di sofa. Memangku pantat Taeyong seraya mengusap perut berlemak submissivenya.
"Dad, perutku jangan kau cubit" protes Taeyong.
"Aku ingin anak perempuan mommy,," desis Jaehyun, tepat di telinga taeyong.
Hmmm,, memerah pula kedua pipi bulat Taeyong. Ada Mark yang menyaksikan keromantisan mereka dengan tatapan teduhnya.
Dari radius lima meter, Wonbin berteriak seraya membawa kue. "Ini kuenya taruh mana Hyung, berat sekali!"
Mark tertawa pelan, bagaimana bisa ia melupakan tujuan memanggil kedua papahnya turun ke bawah. Apalagi di saat mereka tengah melakukan pergumulan panas.
"Kemari, taruh sini" Mark membantu Wonbin meletakkan kue yang barusan ia beli. Di susul oleh Sungchan yang membawa buah-buahan beserta minuman segar dari kulkas.
"Untuk apa kalian membeli semua ini huh?" tanya Jaehyun, menyingkirkan Taeyong dari pahanya.
"Dasar pikun, kan daddy berulang tahun?" Jawab Jeno, ada Jaemin di sampingnya yang begitu berbinar karena sesuatu yang manis terpampang jelas di depan matanya.
Pria berusia lebih dari setengah abad itu pun memandangi primadonanya. Menjatuhkan jidatnya pada pundak sebelah kanan Taeyong seraya melingkarkan kedua tangannya pada pinggul Taeyong.
"Momm, aku sudah tua"
"Iya daddy, kau lihat semakin bertambah umurmu tapi sifatmu masih seperti seorang bayi baru lahir"
Gemuruh suara tawa mereka memenuhi ruang keluarga yang begitu luas itu. Ketambahan polah Jaehyun yang mengusak kepalanya pada dada Taeyong saat ini.
Hyung tertua pun gemas pada daddy nya, ia mendorong tubuh Jaehyun hingga menindih Taeyong di atas sofa.
"Hyung,!! Apa yang kau lakukan?? Mommy bisa remuk!" —teriak Wonbin.
❗️❗️❗️
Semua anak-anak Jung telah menikmati kue dan buah-buahan yang akhirnya di buat smoothie oleh Jaemin.
Sedangkan Jaehyun pergi, membawa Taeyong ke sebuah tempat dimana ia bertemu untuk pertama kali nya.
Minimarket di pusat kota Seoul yang kini telah berubah seiring berjalannya waktu. Tidak ada hentinya Jaehyun menggenggam tangan Taeyong yang sedang sibuk dengan satu tusuk tanghulu di tangannya.
"Aku teringat Mark, dia memanggil mu Mommy" ucap Jaehyun, duduk di sebuah bangku taman kota itu.
"Dan sekarang kau juga, memanggilku mommy padahal aku ini seorang laki-laki,,"
"Laki-laki yang cantik, manis dan tentunya serba bisa" Jaehyun meraih pundak Taeyong, menyandarkan pada bahu kokoh nya.
Seorang polisi negara yang pernah menyamar menjadi seorang supir taksi karena sebuah kendala,—kini telah menikmati hidupnya yang penuh makna.
"Tapi dad, dimana Mingyu?? Apakah dia masih hidup??"
"Masih, aku sudah mengatakan padamu bahwa dia menikah dengan wonwoo dan tinggal di Amerika setelah Mark lulus dari sekolah dasar. Apa kau lupa??"
"Bukankah wonwoo pernah bekata bahwa Mingyu hitam, aneh!"
Jaehyun tersenyum seraya mengusak rambut mullet Taeyong.
"Seperti aku yang dulu mengaku lurus, kini aku menjilat ludahku sendiri. Hmmmm,, aku merasa tersindir"
Taeyong tertawa, detik ini juga mereka saling beradu tatap. Tanghulu di tangan Taeyong tersingkirkan, tidak ada yang mampu mengalihkan egonya selain,—lelaki bermarga Jung ini.
"Dad, kau tau bahwa anak-anak kita sekarang sudah besar. Mark Hyung, sudah menginjak usia dua puluh satu tahun. Sudah lama kita berada pada satu lingkup keluarga kecil kita" Taeyong menggantungkan kalimatnya.
"Aku ingin menua bersamamu, bersama anak dan cucu kita nanti"
Jaehyun tersenyum, dimple yang terpahat di pipinya sampai sekarang masih jelas. Rahang kokohnya perlahan merasakan jalinan ruas tangan lembut sang primadona.
Bilah merah yang menunggu belaian, kini telah berhasil masuk dan menyapa lawan ciumannya.
Atmosfer yang begitu indah, menghias kedua nya yang saling berciuman.
Tengkuk si manis mendapatkan rematan sensual, saliva mereka saling bertukar satu sama lain.
"Mmmmphhhhhh"
"Akankah kau memegang janjimu mommy??"
Tidak ada jarak yang mengikis keduanya, Jaehyun berkata seraya menempelkan hidungnya pada hidung si manis.
Terlihat embun di mata Taeyong mulai terbit, hati kecilnya merasa di cintai oleh sosok yang tepat dan bertanggung jawab.
"Mommy berjanji, untuk daddy dan keluarga Jung"
TAMAT
Terimakasih yang sudah mampir, mami cinta kalian semua! Semoga sehat selalu ya!Masih jadi penulis kok, ayuk mampir dan jangan lupa tinggalkan jejak biar mami semangat❤️
Book baru sudah publish!! 😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Your Mommy || Jaeyong END
Romantik"Kata siapa kebahagiaan tidak berpihak pada seorang duda melarat seperti mu, Jung Jaehyun?" Abigail_Chen