3 bulan kemudian...
Laura pergi untuk menemui Andrea di Rumah Sakit, setelah 3 bulan berlalu anaknya mengalami koma dan hari ini ibu dari satu orang anak itu berharap anaknya bisa cepat sadar dari koma.
"Semoga keadaan putraku semakin berangsur - angsur membaik." ucapnya dalam hati, tak lama ia sampai di Rumah Sakit.
Laura meneruskan berjalan ke Ruang ICU dan sesampainya didepan Ruang ICU dengan cepat ia mematuhi protokol untuk bisa menjenguk putranya."Andrea... ini mama nak." ucap Laura sambil mengusap rambut anaknya.
"Dre.. mama mau kamu cepat sembuh dan bisa pulang ke rumah. Mocca kucing kesayangan kamu udah nungguin kamu, ayo bangun nak.. jangan tidur terus." Ibu dari Andrea itu pun tak kuasa menahan kesedihannya.
Tiba - tiba, suster dan dokter datang untuk cek kondisi pasien.
"Permisi ya bu,, kami akan memeriksa kondisi pasien bernama Andrea." ucap Dokter.
"I,,i,,iya Dok. Periksa anak saya, apa sudah membaik kesehatannya atau belum." jawab Laura sambil beranjak dari kursi dan Dokter pun memeriksa kondisi Andrea yang masih dalam perawatan diruang ICU.
"Bu,,, bisa ibu keruangan saya? Ada yang harus saya sampaikan tentang kondisi anak ibu." ucap Dokter.
"Bba,,baik Dok." Laura pun merasa sangat takut, mendengar keadaan putranya.
Di ruangan Dokter.
"Maaf bu, saya harus menyampaikan kabar buruk tapi untuk saat ini kondisi Andrea sudah membaik dan tidak lama lagi, ia akan bangun dari masa kritisnya. Hari ini dia bisa langsung pindah dari ruang ICU ke kamar pasien untuk pemulihan. Emm, kabar buruknya..." Dokter mulai berhenti bicara.
"A,,aa,,apa kabar buruknya, Dok??" tanya Laura semakin gelisah.
"Andrea mengalami benturan yang sangat keras, sehingga ia mengalami Hilang ingatan. Jadi, Andrea kehilangan separuh ingatannya yang disebabkan oleh kecelakaan. Hilang ingatan yang dialami oleh Andrea adalah Amnesia Pascatrauma, obat - obat ini hanya bisa meredakan sakit kepalanya saja." jelasnya lagi,
"Andrea harus banyak beristirahat, bu. Jangan biarkan dia berpikir terlalu keras untuk mengingat sesuatu." ucap Dokter.
"(Menahan tangis) Ja,,jadi.. Andrea mengalami hilang ingatan, Dok? Apa dia akan sembuh dan bisa mengingat semuanya seperti dulu?" tanya Laura mulai bersedih karena takut anaknya tidak mengingatnya.
"Semua itu butuh beberapa tahapan, jika dipaksakan untuk mengingat sesuatu.. maka, pasien yang mengalami Amnesia Pascatrauma akan merasa kesakitan bahkan bisa membuat kondisinya memburuk." jawab Dokter.
"Kenapa semua ini bisa terjadi sama kamu, Nak.. ka,,kalau begitu, terimakasih. Saya permisi, Dok.." ucap Laura lalu beranjak keluar dari ruangan Dokter.
Laura benar - benar tidak menyangka dengan yang terjadi kepada anaknya, ia pun menelfon suaminya untuk memberitahu kabar sang putra.
Namun, setelah pembicaraan di telefon itu selesai..
"Ayah seperti apa kamu? kenapa kamu begitu tenang?! Cih laki - laki ini." Ketus Laura, lalu meneruskan langkahnya menuju ruangan ICU, namun beberapa suster memberitahu, kalau Andrea sudah ada di kamar pasien rawat inap dan kondisinya sudah lebih membaik.
Ia pun berlari ke kamar anaknya dan melihat anaknya itu sudah membuka matanya.
"Nakk... kamu sudah bangun??" gumam Laura, lalu menghampiri Andrea.
"Aku ada dimana, Ma?? kenapa aku bisa ada disini?" tanya Andrea seperti orang linglung.
"(Ternyata dia ingat aku, ibunya. Alhamdulillah, aku sudah seperti kehilangan duniaku, karena takut Andrea tidak mengingat sama sekali.)" ucap Laura dalam hatinya.
"Kamu ada dirumah sakit, sudah ya.. lebih baik kamu istirahat dan jangan banyak pikiran. Oke? Mama dari tadi nunggu kamu bangun, mama sedih kamu nggak ada dirumah." ucap Laura lalu tersenyum bahagia melihat anaknya sudah bangun dari masa kritisnya.
"Ma.. kenapa mama datang sendirian, dimana papa ??" tanya Andrea sambil memegang kepalanya."Eeuhh,,, papaa.. tadi ada kok, nak. Tapi dia pergi lagi karena ada kerjaan di kantor yang nggak bisa ditunda. Nanti malam papa pasti dat.." belum selesai Laura menjawab pertanyaan dari putranya, tiba - tiba suara seorang perempuan muda menyapa mereka.
"Selamat pagi, Tante.. Andrea.." sapa perempuan itu.
"(Bingung) Emm si,,siapa perempuan itu Ma?" tanya Andrea.
"Emm, Dia Liandra." jawab Laura dengan nada pelan.
"Iya Dre. Aku Liandra tunangan kamu." ucap perempuan itu menambahkan, lalu menghampiri dan berdiri disamping ranjang pasien.
Melihat ke arah sang Mama, Andrea tampak kebingungan dan mencoba mengingat perempuan yang ada dihadapannya itu. Namun sekeras apapun ia mengingatnya, tetap ia tidak bisa mengenali wajah perempuan yang bernama Liandra.
"Sorry.. tadi kamu bilang apa? Kamu tunanganku? Ma.. apa bener yang dia bilang itu ??" tanya Andrea ragu.
Mata perempuan itu mengarah kepada Laura, Laura pun menghela nafas panjang.
"Iya. Kamu istirahat sekarang ya, Dokter menyarankan agar kamu banyak beristirahat dan jangan banyak pikiran. Mama harus bicara dulu sama Liandra. Liandra.. boleh ikut tante sebentar?" tanya Laura.
"Iya tante. Dre.. nanti aku kembali lagi ya." ucap Liandra dan tersenyum ramah kepada Andrea.
Laura dan Liandra pun berjalan keluar kamar pasien untuk membicarakan hal yang serius.
Sedangkan Andrea, ia masih sangat bingung dengan pengakuan Liandra sebagai tunangannya.
Apakah hubungannya dan Liandra sudah terjalin sangat lama sampai mereka bertunangan? Tapi, dia tidak sedikit pun bisa mengingat peristiwa yang terjadi antara dirinya dan kekasihnya yang bernama Liandra.
Mungkin kah, Andrea bisa menerima Liandra sebagai tunangannya ?
#BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan Cinta yang Hilang
Любовные романыBayangan samar - samar seorang gadis yang bersamanya saat kecelakaan itu terjadi, terus saja terlintas diingatan Andrea. Dokter mengatakan bahwa Andrea mengalami Amnesia Pasca Trauma. Selain bayangan kecelakaan itu, kenapa ia juga selalu mengingat...