5. Hoki atau Penyuapan ?

7 2 0
                                    


Meeting sudah dimulai dari 5 menit yang lalu..

Seorang pria dewasa berlari terengah - engah dan mendekati pintu ruangan yang sudah berkumpul beberapa orang untuk melakukan meeting.

"Maaf pak, saya terlambat datang,,"

"Pak Karta sudah lihat jadwal meeting kita untuk hari ini kan? Kenapa bisa terlambat?! Bapak sudah terlambat 5 menit. Saya tidak suka pegawai yang tidak disiplin." raut wajah Andi pun terlihat sangat marah.

"M,,ma,,maaf pak. Saya tertinggal bus, jadi.."

"Ah sudah sudah, kita mulai saja meetingnya sekarang. Pak Karta lebih baik duduk dan harus lebih menepati waktu. Karena bagi saya waktu adalah uang."  ucap Andi dengan tegas, hingga membuat peserta rapat lain menunduk.

"Baiklah, kita mulai meetingnya sekarang." ucapnya menambahkan lagi.

Pertemuan kali ini membahas tentang Kerjasama dengan perusahaan lain yang pastinya orang itu adalah Pengelola PT. Jaya Darmawa putra mahkota dari seorang pemilik PT. Jaya Darmawa yakni M. Kinanzar Abimanyu.

"Delia. Kamu tolong hubungi Pak Johan Abimanyu untuk membuat pertemuan meeting berikutnya. Untuk saat ini, kita akhiri saja meetingnya. Dan nanti mungkin tidak ada toleransi bagi pegawai yang tidak disiplin." selesai mengucapkan kalimat terakhir yang sangat pedas, Andi pun beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan meeting.


"Baik paak,," ucap mereka serentak.


Disisi lain, Liandra tengah mengendarai mobilnya dan sepertinya ia terlihat terburu - buru hingga mempercepat laju kendaraannya.


"Gue harus ketemu orang itu, kalo telat sedikit aja bisa berantakan nanti." ucap Liandra sambil menyetir mobil mewahnya itu.


"Astaga, lampu merah lagi. Hadeuuhh,,," gerutu Liandra.


[Handphonenya berbunyi.]


Panggilan telfon dari Andrea ❤


"Duhh, gue nggak bisa angkat telfon dia sekarang. Selesai ini, gue mampir kerumahnya." ucapnya lalu mengabaikan telfon dari pacarnya sekaligus tunangannya itu.

"Hemm kok Liandra nggak angkat telfonnya sih? Atau mungkin dia lagi diperjalanan mau kerumah ya??emm.." Andrea bertanya - tanya, ada apa dengan tunangannya itu.

"Dre, mama ada keperluan diluar sebentar ya. Ouh iya, bukannya Liandra mau main kesini? Kok dia belum datang?" tanya Laura.

"Ouh iya ma emm ituu,, Liandra kayaknya lagi diperjalanan mau kesini, soalnya dia nggak angkat telfon dari aku. Mama hati - hati ya dan jangan pulang larut malam." jawab Andrea.

"Iya nak. Nanti kalo mau makan, udah siap dimeja makan ya ajak Liandra juga makan bersama disini." ucap Laura.

"Iya mama tenang aja."

Laura pun pergi untuk mengurus beberapa hal, sedangkan Andi baru saja pulang dan berpapasan dengan Sang istri.

"Sayang, kamu mau kemana?" tanya Andi yang baru pulang.

"Aku ada urusan sebentar sama teman - teman arisan aku. Aku nggak akan pulang larut malam kok, makanan semua udah siap di meja makan ya. Aku pergi dulu.." jawab Laura dengan ekspresi dingin, tapi ia tidak lupa berpamitan lalu mencium tangan dan pipi suaminya.

"Hati - hati, sayang. Man! jaga Nyonya yang bener dan jangan ngebut - ngebut bawa mobilnya." Teriak Andi kepada sopir pribadi yang bernama Surkiman.

"Siapp Pak bos." jawab Surkiman.

Andi pun pergi ke kamarnya dan membersihkan diri setelah itu ia pergi ke kamar putranya.

"Andre.. Dree.. kemana anak itu?" panggil sang Papa.

"Papa udah lama panggil aku? Maaf pa, tadi aku ada dibalkon atas lantai 3 emm jadi aku nggak denger papa manggil aku." jawab Andrea sambil menghampiri Papa nya.

[Merangkul pundak Andrea.]


"Gimana kondisi kesehatan kamu sekarang, nak?" tanya Andi kepada anaknya itu.

"Lebih baik pa, tapi aku ngerasa ada yang aneh sama obatnya. Tiap kali aku minum obat itu, kepala aku sakit." jawab Andrea.

"Ah, mungkin itu reaksi penyembuhan dari obatnya. Kamu minum terus ya, karena kamu mengalami cedera yang lumayan parah jadi kamu harus minum obat pereda nyerinya." ucap Andi seraya menenangkan anaknya.

[Suara dering telfon.]

"Eh itu suara dari handphone siapa ya??" tanya Andrea.

"Oh ini suara dari handphone papa, sebentar ya papa angkat telfon dulu." Andi pun beranjak pergi untuk mengangkat telfon.

"Hallo??"

"Iya Hallo. Johan, sebelumnya aku mau membahas tentang bisnis kerjasama kita. Emm.."

"Membahas tentang bisnis? Ouh baiklah, aku pikir itu lebih baik kita membahasnya nanti disaat pertemuan meeting saja. Bagaimana kalau kita membahas tentang perjodohan Liandra dan Andrea."

"Hemm oke Jo. Tapi menurutku, kita jangan terburu - buru karena mereka berdua juga masih kuliah dan anakku itu harus bisa menggantikan posisi ayahnya nanti." jawab Andi.

"Iya aku paham, tapi aku harap anakmu itu bisa bersikap baik dan memanjakan anakku Liandra. Karena bagaimana pun aku tidak akan membiarkan dia menangis." ucap Johan.

"Tenang Jo. Andrea adalah laki - laki yang terpelajar dan berbudi pekerti tinggi, aku yakin dia tidak akan pernah membuat Liandra menangis." jawab Andi nada mayakinkan.

"Ouh iya dengar - dengar ayahmu pemilik perusahaan Pramawidya itu sedang ada dirumah sakit ya?"

"Iya Jo. Kolesterolnya kambuh lagi, tapi syukurlah ayah besok sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik." jawab Andi memberi kabar tentang ayahnya Owner dari perusahaan sukses Pramawidya.

"Sudah dulu ya, sepertinya kita bahas tentang perjodohan atau meeting kerjasama lain waktu. Aku pasti mengabarimu lagi tentang kesehatan ayahku." ucap Andi lagi, seraya ingin menutup pembicaraan ditelfon itu.

"Baiklah, sampai jumpa di rapat penting nanti. Partner.." jawab Johan singkat lalu menutup telfonnya.


...


"Siapa yang peduli tentang kesehatan ayahnya? Ckck Partner?? HAAHAHAHA.." tertawa puas.

"Kerjasama kita akan membuahkan hasil yang sangat menguntungkan sobat, bagiku.."

"Hoki sekali aku hari ini, mungkin akan lebih hoki lagi saat nanti dipertemuan rapatnya." gumam Johan dengan sangat sombongnya.

#BERSAMBUNG...




Bayangan Cinta yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang