12. Malam Penuh Amarah 1

3 1 0
                                    

Setelah Andrea memakan sarapannya dan mengeluarkan Motor Sportnya, tiba - tiba terdengar suara mobil yang akan memasuki gerbang rumah Andrea dan terdengar pula suara pak Sukirman.

"YO!! Maju buu!! Teruuss!! Hooppp!!"

"Mmm suara mobil siapa itu ya??" bingung Andrea lalu beranjak keluar rumah.

(Membuka pintu mobil)
"Ma.. mama darimana aja? Kok nggak nunggu aku bangun dulu sebelum pergi?" tanya Andrea.

"Mama ada urusan yang mendadak, jadi mama nggak bisa nunggu kamu bangun. Ouh iya, kamu udah sarapan? Emm kamu jangan pergi kemana - mana ya, dirumah aja okey nak.." jawab Laura dengan cemas.

"Loh kenapa, ma? Aku mau berangkat ketemu Liandra sekarang. Nanti siang aku pulang kok.." ucap Andrea.

"(Hemm aku harus gimana?, siapa tau orang misterius itu masih mengikuti aku dan dia pasti akan mengganggu anakku juga.) Emm sayang, gimana kalau kamu berangkatnya sama pak Sukirman? Jangan sendiri ya." jawab Laura semakin menekan.

"(Nggak biasanya mama kayak gini? Sepertinya mama lagi cemas tentang sesuatu tapi mama sembunyikan dari aku.)" gumam Andrea dalam hatinya bingung.

"Gimana dre? Kamu jadi berangkat?" tanya Laura.

"Jadi, ma. Yaudah kalau gitu aku berangkat sekarang ya, pak Sukirman! Biasa..."

"Siaapp Den! Laksanakan!" ucap Sukirman dengan semangat.

"Hati - hati ya nak. Pak, nitip Andrea dan jangan ngebut - ngebut." ucap Laura.

"Siaap bu." jawab Sukirman.

Andrea dan Sukirman pun pergi, tinggalah Laura seorang diri tak lama ia pun menerima panggilan telfon dari suaminya.

"Mas Andi?" (Mengangkat telfonnya.)

______________________________________________

"Hallo mas??"

"Sayang, nanti malam aku pulang terlambat karena ada meeting penting ya. Kamu tidur duluan aja, jangan tunggu aku."

"(Menghela nafas panjang) iya mas,,"

"Kamu baik - baik aja kan? Kamu lagi sakit?"

"Aku nggak apa - apa mas, yaudah kamu jangan kecapean juga ya, bekalnya jangan lupa dimakan ya."

Laura memang masih kesal, tapi ia tidak bisa mengabaikan tugasnya sebagai seorang istri dan seorang ibu. Ia coba menenangkan pikiran dan hatinya.

Berbicara ditelfon dengan suaminya pun selesai, tiba - tiba ia teringat tentang perempuan bertopi bertuliskan Magdalena. Membuat hatinya tidak tenang dan terus bertanya - tanya.

Disisi lain, Liandra dengan raut wajah kesal tengah menunggu Andrea di depan toko bunga.

*duduk dengan kaki bersilang dan tangan dilipat.

"Andrea kemana sih?!" gerutu Liandra.

"Kalo satu jam kemudian dia nggak datang juga, aku mau pulang aja deh."

Beberapa menit kemudian, mobil mewah berwarna hitam itu terparkir didepan toko bunga dan terlihat Andrea keluar dari mobil tersebut.

"Maaf ya aku terlambat,," ucap Andrea singkat.

"Ya. Yaudah ayo masuk, aku mau pilih - pilih bucket bunga yang bagus disini." ucap Liandra lalu mendahului masuk kedalam toko sedangkan Andrea mengikutinya dari belakang dengan raut wajah yang kesal juga.

"Hemm,, pacaran anak jaman sekarang mah bikin kepala pusing eleuh eleuhh.. bisa bisa saya jadi migrain liat mereka berdua yang lagi marahan. Lebih baik saya masuk lagi aja ke mobil.." pekik pak Sukirman.

Liandra melihat - lihat bucket bunga yang sangat indah, sedangkan Andrea hanya mengikutinya dari belakang tanpa berbicara sepatah kata pun.

"Dre, menurut kamu emm bagus yang ini atau yang ini??" tanya Liandra sambil memperlihatkan 2 bucket bunga ditangannya.

"Yang ini bagus." singkatnya.

Liandra mengerutkan keningnya tampak semakin kesal, lalu menghampiri penjual bucket bunga itu dan membayarnya.

Tanpa saling bicara, Liandra dan Andrea hanya duduk sembari memandangi beberapa bunga disekeliling mereka. Andrea pun meruntuhkan egonya untuk memulai percakapan dengan kekasihnya.

"Li, sebenarnya kamu kenapa? Cuma masalah aku nggak cepat angkat telfon kamu, kamu marah - marah kayak gini." ucap Andrea.

"Dre, aku khawatir sama kamu. Aku bertanya - tanya kenapa kamu nggak angkat telfon dari aku. Ya wajar aku marah dong.. kamu nggak paham apa yang aku rasakan." gerutu Liandra.

"Cukup Li, kita bahas soal itu nanti aja." jawab Andrea berusaha tidak terbawa emosi.

"Maksud kamu apa sih, Dre? Kamu jangan mengalihkan topik pembicaraan!" geram Liandra semakin meninggikan nada bicaranya.

Andrea beranjak berdiri, lalu mengajak Liandra untuk masuk kedalam mobil Liandra.

"Kita bicara dimobil." tegas Andrea.

Liandra pun diam dan mendengarkan pacarnya yang sedang menjelaskan. Tampak ia menyeka air mata dipipinya membuat Andrea mengalah dan mulai berhenti bicara.

"Oke, aku yang salah. Aku minta maaf.." selesai Andrea mengupkan kalimat itu, ia pun keluar dari mobil Liandra.

"Dre.. A..andrea! Kamu mau kemana??" memangil pacarnya dan ikut keluar dari mobil.

"Aku ada janji sama teman - teman aku, lagi pula aku udah tepatin janji aku ketemu kamu ditoko bunga. Kamu udah beli juga bucket bunganya selesai, bukan? Aku pergi dulu.." ketus Andrea.

"Kamu kok begitu sih, Dre. Kamu tega sama aku, Dre!" geram Liandra lalu kembali masuk ke dalam mobil dan menangis didalam mobil.

Andrea mulai merasa lelah dengan hubungannya pun memilih untuk menenangkan diri dan kembali pulang.

Malam harinya. Saat semua sudah tertidur pulas, tiba - tiba seseorang mengetuk pintu rumah Andrea.

"Tunggu pak! Maaf pak, Nyonya besar dan Den Andrea masih tidur. Bapak kembali saja besok.." sahut pak Sukirman mencoba menahan seorang pria yang sedang emosi ia tak lain adalah Johan ayah dari Liandra.

"Aarrghh!! Minggiir! Saya mau ketemu Andi dan anaknya yang tidak tahu diri itu!" geram Johan dengan berusaha menobos masuk rumah Andrea.

"Tuan Andi belum pulang dari kantornya, pak. Bapak lebih baik kembali lagi besok pagi." ucap Sukirman dan datanglag beberapa penjaga lain di rumah Andrea.

"Ehh, pak jangan membuat keributan disini! Bapak bisa kembali lagi besok." ucap Tegar.

Andrea dan mama nya pun menuruni tangga untuk melihat keributan di ruang tengah.

Seketika itu Andrea dan Sang Mama terkejut saat melihatnya..



#BERSAMBUNG...

Bayangan Cinta yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang