11. Siapa itu Magdalena ?

7 2 2
                                    


Terkadang, seseorang merasa paling terbebani padahal dirinya lah beban untuk yang lain._


Laura berjalan ke arah jendela dan seketika itu ia merasa sedih, mencemaskan keluarga kecilnya.

"(Suatu saat nanti, semuanya akan baik - baik saja. Masalah ini nggak boleh sampai berlarut - larut, karena masalah selanjutnya adalah bagaimana aku harus mencari orang itu. Salahku sendiri yang gampang terbodohi..)" suara hati Laura.

Berbalik menghapiri Andrea dan menempelkan tangannya dipundak Andrea.

"Dre.. gimana kalau mama traktir makan siang nanti di Restorant tempat biasa keluarga kita kumpul? Emm ada sesuatu yang mau mama bahas juga sama kamu." ucap Laura dengan memasang ekspresi yang serius.


"Iya ma, udah lama kita nggak makan di Restorant favoritnya mama." jawab Andrea lalu tersenyum.

Laura memandangi senyuman putra kesayangannya itu dengan penuh rasa gelisah dan mata yang berkaca - kaca.

"Yaudah ma, aku pergi ke kamar dulu mau istirahat. Mama juga istirahat ya?" ucap Andrea sambil menyimpan kembali koper ke tempatnya.

"Iya nak, nggak usah khawatir oke. Udah udah, biar mama aja yang beres - beres." jawab Laura.

Keesokan paginya..

Sudah ke - 4 kalinya handphone Andrea berdering.

"Hwaaahhh!!! siapa sih yang telfon sepagi ini? Hmm eh! APA?? PAGI??!! Yaampun! Pagi ini kan harus ke kampus, mama kok nggak teriak - teriak bangun sih, nggak kayak biasanya." Andrea beranjak dari tempat tidur dan langsung lari ke kamar mandi untuk bersiap - siap pergi ke kampus.

Setelah Andrea mandi dan bersiap, ia kembali untuk mengambil handphone. Tak sengaja ia melihat di layar handphonennya sebuah pesan dan beberapa panggilan dari Liandra.

"Pesan dari mama dan pesan dari Grup kuliah. Emm aku cek dulu deh.." ucap Andrea lalu duduk ditempat tidurnya.

"Wuahh syukurlah. Ternyata Dosennya ada urusan, jadi hari ini nggak ada jam kuliah emm eh! Ini mama kirim pesan apa ya?" guman Andrea, dan isi pesan mamanya adalah :

"Nak, mama ada urusan mendadak pagi pagi banget. Ouh iya mama minta maaf ya nggak membangunkan kamu. Jangan marah ya, mama perginya nggak lama kok.. mama udah siapkan sarapan buat kamu, I love you nak♡"

"Mama mau kemana sih sepagi itu? Dan ini Liandra kenapa ya? banyak banget panggilan telfon dari dia." heran Andrea.

Suara panggilan telfon lagi dari pacarnya itu.

"Hallo.. Iya ada apa, Li?"

"Dre! Kamu kemana aja sih?! Kok nggak langsung angkat panggilan telfon dari aku?" gerutu Liandra.

Andrea yang mendengar itu merasa sedikit kesal karena Liandra tidak bisa mengerti keadaannya.

"Jujur aja ya, aku kesiangan dan sekarang aku baru selesai mandi. Tadinya aku mau kuliah dan ternyata Dosennya ada urusan mendadak jadi hari ini nggak ada jadwal kuliahku, Li."

"Bilang aja kamu males angkat telfon aku kan? Kalo kamu nggak ada jadwal kuliah, berati kita bisa ketemu sekarang kan? Jam 9 aku tunggu di toko bunga, kamu harus datang pokoknya." ucap Liandra.

"Aku capek banget kalau kamu udah berprasangka buruk terus. Yaudah iya aku datang, tapi nggak jam 9 karena aku harus sarapan dan lain - lain sedangkan ini udah jam 8.40." jawab Andrea.

"Ish! Yaudah terserah. Pokoknya jangan sampai kamu nggak datang." Liandra pun menutup panggilan telfonnya.

"Liandra dari hari ke hari makin mengekang dan semua yang dia mau harus dituruti. Kalau begini caranya, sampai kapan dia mau meyakinkan aku dengan sikapnya yang seperti ini?" ucap Andrea.

Disisi lain, Laura diam - diam mencari rumah sakit yang dulu merawat putranya saat kecelakaan.
Laura tampak tampil tertutup menggunakan masker hitam dan blazzer berwarna hitam serta kacamata.

"Permisi, apa Dokter yang menangani anak saya pasca setelah operasi masih ada dirumah sakit ini? Saya ada urusan sebentar sama beliau." tanya Laura.

"Apa ibu tahu siapa nama Dokter yang menangani anak ibu? Karena Dokter yang bertugas disini banyak bu," jawab suster itu lagi.

"Emm seingat saya, namanya Dokter Andro. Dia yang datang ke ruangan anak saya untuk pemeriksaan dan memberitahu dampak dari kecelakaan yang dialami anak saya." jelas Laura.

"Begini saja bu, nama anak ibu siapa?" tanya suster tersebut.

"Andrea Putra Pangestu Pramawidya, dia dilarikan ke Rumah sakit karena kecelakaan dan mengalami masa kritis disini selama 3 bulan. Anak saya didiagnosis mengalami Amnesia Pascatrauma dan Dokter Andro yang memberitahu saya."

Beberapa jam kemudian, Laura masih bertanya - tanya kepada suster di Rumah sakit tersebut dan lagi - lagi suster itu tidak mengenali Dokter yang bernama Andro bahkan dari ciri - ciri fisik yang dijelaskan oleh Laura. Tanpa disadari, seorang perempuan mengenakan topi berwarna merah yang tengah duduk dikursi dan memperhatikan Laura.

Topi itu bertuliskan "Magdalena", Laura baru tersadar ada yang sedang memperhatikannya sedari tadi. Laura pun mengakhiri percakapannya dengan suster dan memilih untuk pergi dari rumah sakit.

Setelah jarak Laura cukup jauh, perempuan itu mengeluarkan handphonennya dan berbicara ditelfon dengan seseorang dengan berbisik.

"Dia sudah curiga tentang Dokter Andro.. untuk saat ini dia sudah pergi. Ya, akan ku kabari lagi.." ucapnya, disusul dengannya yang beranjak pergi.

Dengan berkecil hati, Laura berjalan menuju mobilnya dengan hati yang masih gundah. Jadi Dokter itu adalah Dokter gadungan?? Dan siapa perempuan bertopi bertuliskan "Magdalena" yang sedari tadi memperhatikannya?

Next , bagaimana kelanjutan cerita dari Laura yang mencari tahu tentang Dokter misterius tersebut? Dan bagaimana juga kelanjutan dari hubungan asmara Andrea dengan Liandra?

Terus simak ceritanya ya!

#BERSAMBUNG...





Bayangan Cinta yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang