Kita pernah kenal
Kita pernah saling bertegur sapa
Kita juga pernah saling ada rasa
Sekarang, KITA asing. ~"Dok, tolong. Dia pingsan dipinggir jalan dan sempat muntah-muntah. Tolong dia, Dok.." ucap gadis itu sambil terus memegangi tangan Andrea.
"Baik. Mohon tunggu diluar ya, saya akan periksa kondisi pasien." jawab Dokter dan Andrea pun segera ditanggani.
Salah satu suster menghampiri gadis itu, "Ka, apakah kaka keluarga dari pasien?" tanya suster itu.
Gadis itu sejenak terdiam, "saya baru saja bertemu dengannya, saya tidak kenal dia dan.. saya bukan orang terdekatnya, Sus." jawab gadis itu.
"Baik, kalau begitu saya permisi dulu." ucap Suster itu lalu pergi.
Tak berapa lama, seorang pria muda berlari menghampiri gadis yang menolong Andrea.
"Pratiwii!!" panggil pria muda itu.
Gadis itu segera menoleh ke belakang, "Eh, kenapa lo ada disini??"
"Gue dikasih tau sama Pak Beni yang jual soto langganan lo, katanya lo bantuin orang pingsan ya? Siapa?lo kenal?" tanya pria muda itu yang bernama Aidan, sahabat dari Pratiwi sejak masih kecil."Ya.. tadi Pak Beni ikut bantuin orang yang pingsan tadi, emm orang itu.." Pratiwi berbicara dengan menundukkan kepala dan gugup untuk berbicara.
"Kenapa? Siapa orangnya? Lo kenal?" Aidan sangat bingung dengan sikap sahabatnya itu yang tiba - tiba berubah.
Pratiwi tidak meneruskan bicara karena dokter sudah keluar dari ruangan dimana Andrea ditanggani. Dan menghampiri Pratiwi, " Pasien sudah siuman, dan dia bisa pulang hari ini. Hanya perlu minum obat dan istirahat karena pasien hanya kelelahan saja."
"Baik, Dok. Terimakasih banyak.." jawab Pratiwi.
"Sama - sama. Kalau begitu, saya permisi." ucapnya singkat.
Aidan dengan penuh rasa penasaran melihat ke dalam ruangan dan terlihat Andrea sedang duduk diranjang Rumah Sakit. Aidan sangat terkejut hingga ia membalikkan badannya dan tidak jadi masuk ke ruangan tersebut.
"Andrea??! Gimana bisa dia tau keberadaan lo di Surabaya? Wahh, nggak boleh dibiarkan. Gue harus usir anak pengusaha arogan ini." gerutu Aidan.
"Udah udah Ai! Jangan kayak anak kecil deh. Ada yang aneh dari dia, dia seperti nggak kenal gue." ucap Pratiwi.
"Halahh. Pura - pura nggak kenal itu. Nggak tau diri.." celetuk Aidan.
"Ai! Lo tuh kenapa sih? Harusnya gue yang sindir dia kok malah lo yang rempong. Udah udah mending kita pergi dari sini." ucap Pratiwi dengan kesal.
Andrea melangkah keluar ruangan dengan perlahan dan dengan cepat Pratiwi bersembunyi dibalik badan Aidan. Ia tidak mau memperlihatkan dirinya kepada Andrea, karena ia akan teringat sesuatu yang membuatnya merasa sangat takut.
"Dre, kenapa lo bisa ada disini? Ada urusan apa lo disini?" tanya Aidan.
*mencoba melihat gadis yang ada dibelakang Aidan.
"Hei, gue tanya sama lo. Jawab dong.."
"Sorry bro, lo tau nama gue darimana?" tanya Andrea tampak kebingungan.
"Ha??" Aidan melongo, ternyata Pratiwi benar kalau Andrea tampak berbeda.
"Iya, kalian berdua yang udah bantu gue kan? Makasih ya, gue baru sehari di Surabaya ini emm untuk menenangkan pikiran sih. Kalian berdua pacaran ya?" tanya Andrea.
"(Apa? Jadi, Andrea hilang ingatan?? Yaampun, Dre.. ternyata kamu nggak ingat aku.)" ucap Pratiwi dalam hati merasa sedih.
"Lo nge-prank ya? Pura - pura Amnesia kan?" celetuk Aidan.
"Serius, gue nggak tau nama kalian berdua dan gue juga ngerasa bingung kok lo tau nama gue. Dan cewek lo,,, wajah dia seperti nggak asing. Nama kamu siapa? aku sangat berterimakasih.." ucap Andrea.
"Ai. Gue mau pulang,," ucap Pratiwi sambil menarik kaos Aidan.
Andrea pun akhirnya bisa melihat jelas wajah Pratiwi namun tak lama kemudian, Pratiwi menghindar lalu beranjak pergi dari Rumah Sakit.
Aidan yang melihat sahabatnya pergi pun ikut menyusul dan memberi kata - kata terakhir sebelum pergi dari Rumah Sakit kepada Andrea.
"Yaudah sama - sama, sekarang lo lebih baik pulang ke Bandung,," ucap Aidan lalu pergi, Andrea yang masih kebingungan itu pun menjadi semakin yakin kalau gadis itu pernah bertemu dengannya.
Karena rasa penasaran yang semakin besar, Andrea berniat mencari tau tentang gadis itu bagaimana pun caranya untuk menjawab semua rasa penasarannya.
Diperjalanan, Pratiwi sesekali menyeka air matanya dan disisi lain Aidan berusaha mengejarnya.
"PRATIWII!!! TUNGGU WOY! HADEUH CEPET BANGET LARINYA." teriak Aidan.
"(Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Andrea mengalami Amnesia? Ha??!! apa jangan - jangan karna..)" gumam pratiwi dalam hatinya.
"Hey.. lo emang kadang - kadang ya.. bisa nggak kalau gue panggil, lo berhenti." gerutu Aidan.
"Buset, helloooo!! Lo nggak denger gue ngomong? Ishh malah melamun lagi. Yuhuuuu..." Aidan menambahkan, namun pukulan keras dilemparkan Pratiwi yang tidak ingin diganggu.
"BUUUGGGGGHHH!!!" pukulan itu tepat sasaran di lengan kanan Aidan.
"Bisa ngga sih lo, kalau bercanda tuh tau tempat tau waktu?? Pikiran gue nggak karuan sekarang ! Entah apa yang sebenarnya terjadi sama Andrea. Lo malah kayak gini, padahal lo juga tau ceritanya." tegas Pratiwi.
"Terus hubungannya sama lo apa? Dia itu udah tunangan. Lo ga ingat?? Upaya lo jauhin dia itu akan sia - sia sekarang? Payah lo." tepis Aidan.
"Ai. Ggu,,gue cumaa.. cuma bibung aja kenapa dia nggak kenal kita. Padahal kan kita satu SMA, dan apa lo ngga merasa ada yang aneh?" tanya Pratiwi.
"Dia bukan Andrea yang lo kenal lagi, udah cukup sampai disini. Mulai sekarang lebih baik lo move on dan menjauh dari Andrea. Sebelum masalah baru terjadi, gue cuma nggak mau lo menderita lagi." tegas Aidan.
Pratiwi hanya bisa diam dan memikirkan sesuatu yang membuat hatinya tidak tenang.
#BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan Cinta yang Hilang
RomanceBayangan samar - samar seorang gadis yang bersamanya saat kecelakaan itu terjadi, terus saja terlintas diingatan Andrea. Dokter mengatakan bahwa Andrea mengalami Amnesia Pasca Trauma. Selain bayangan kecelakaan itu, kenapa ia juga selalu mengingat...