Chapter 4 (21+)

2.1K 64 2
                                    


"Kamu harus siap, aku juga harus siap. Kita bahas nanti aja ya. Sekarang Jisoo bobok. Aku peluk terus."

WARNING!!

MATURE CONTENT 21+

---*---


"Good morning Rayya!" Seokmin menyapa cerah Rayya yang menatapnya dengan mata berbinar dan suara tawa kecil yang khas. Ia menekan pump botol handsanitizer kemudian membalurkannya di kedua telapak tangan.

"Cek dulu ya. Ndut nih perutnya nih, masih ASI ya? Hmmm? Sama mam apa biasanya, Nak?" Seokmin menempelkan stetoskop di dada bocah 18 bulan itu kemudian ganti memasukkan sesuatu untuk mengecek rongga mulutnya, dilanjutkan dengan menyenter kedua mata Rayya.

"Cop!" Rayya menjawab Seokmin dengan suara kecil, tangannya meraba-raba smartwatch yang dikenakan dokter anak itu. Setelah selesai dengan segala sesi pengabdiannya di Rote, Seokmin segera kembali ke Inggris dan berhasil mengakhiri status sebagai dokter residen dan secara resmi menjadi dokter anak tempat Jeonghan melahirkan dulu. Tentu dengan membawa Jisoo turut serta.

Sekarang, Jisoo sedang menjadi corporate lawyer di kantor konsultan tempat Jeonghan bekerja dulu, tentu atas rekomendasi Jeonghan. Seokmin pikir, ini yang terbaik. Saat masih sendiri dulu, Seokmin terpikir akan segera melakukan penyetaraan di Indonesia dan mungkin malah menetap di Rote selama beberapa tahun karena memang dokter anak sangat dibutuhkan di sana. Bekerja di rumah sakit daerah dan ya sesekali menghabiskan waktu dengan traveling karena alam Rote yang indah sungguh sayang tuk dilewatkan.

Tak pernah ia sangka bahwa saat bertugas di Jakarta, ia bertemu Jisoo dan berlari sejauh ini berdua. Ia mulai ragu dengan segala rencana matang yang sudah ia buat. Ditambah dengan Jisoo yang terlihat makin tertekan dan memikirkan betul-betul segala perkataan Ibunya. Maka, ia putuskan untuk mereka menetap di London saja sampai waktu yang tak ditentukan.

Keputusan Seokmin yang terkesan mendadak dan terburu-buru tentu ditentang habis-habisan oleh Ibunya. Sudah lama sekali Seokmin menetap di Inggris untuk bersekolah. Setelah selesai dengan pendidikan tingginya, Seokmin langsung diterima di beberapa universitas bergengsi di Amerika dan Inggris tentu dengan beasiswa, tanpa ba bi bu, Seokmin langsung berangkat dan memilih Inggris sebagai tempat menimba ilmu. Ia bahkan sudah berjanji untuk mengambil sekolah spesialis di Jakarta saja pada Ibunya, tapi rumah sakit tempatnya co-ass seusai menyelesaikan kuliahnya memintanya untuk tetap tinggal dan bersedia membiayai sekolah spesialisnya. Dengan berbagai rayuan, akhirnya Seokmin berhasil membujuk Ibunya untuk memberinya ijin tinggal lebih lama di sana.

Sekarang, setelah semuanya selesai. Tak pernah Seokmin menyangka bahwa ia lagi-lagi akan berselisih paham dengan Ibunya, namun bukan sekolah penyebab utamanya. Sekarang Seokmin punya alasan dan tanggung jawab yang lebih besar. Seokmin melihat sendiri bagaimana Bapak begitu sabar lebih dari 35 tahun hidup bersama dengan Ibunya. Seokmin tentu ingin memiliki pernikahan yang langgeng juga, meski harus berkonflik dengan Ibunya sendiri.

Nyatanya, Seokmin tak sesabar Bapak dalam menghadapi Ibu. Tidak dengan Jisoo yang kemudian sering sekali mimpi buruk setelah kejadian ia menangis histeris waktu itu. Dan belakangan Seokmin tau, Jisoo sempat meminum obat tidur selama Seokmin ada di Rote. Bagaimana bisa kemudian Seokmin diam saja melihat Jisoo tetap bertingkah bak tak ada sesuatu yang serius di pernikahan mereka?

Seokmin tak mau semuanya menjadi terlambat. Menyepelekan sesuatu yang dikira kecil, bisa menjadi duri dalam daging di pernikahannya. Seokmin tidak mau.

Semua orang tak ingin gagal dalam hidupnya, apalagi ketika membangun rumah tangga. Bukan...bukan karena usia Seokmin yang kian bertambah dan biduk rumah tangganya yang ia bangun sedikit 'terlambat' dibanding dengan rekan-rekan sebayanya. Tapi ini semua tentang Jisoonya.

With You (Seoksoo) - Second Life UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang