|There's just no rhyme or reason
Only the sense of completion
And in your eyes I see the missing pieces I'm searching for
I think I've found my way home|
. . .
"Ehh, gak dimasukin semua dong, Non.." Jisoo berjalan cepat, agak panik saat Gia langsung memasukkan satu bulatan bakso sekali hap ke dalam mulut kecilnya. Ia hanya ingin ke dapur sebentar untuk mengambil sendok yang lebih besar untuk memotong bakso milik Gia, tapi si cantik sudah tak sabar dan akhirnya batuk-batuk sekarang.
"Panas dong cantik. Ssshhh...minum dulu..." Jisoo meringis melihat Gia 13 bulan memuntahkan lagi bakso yang benar-benar masih berasap. Menyodorkan sippy cup milik putrinya yang berisi air putih untuk meredakan lidahnya yang terbakar.
"Eunggg...huuaaaa..."
Nangisnya telat.
Sudah minum air putih, baru dia menangis sekarang.
Jisoo sejujurnya ingin tertawa, tapi bagaimana ya.
Tiga belas bulan. Perjalanan panjang Jisoo menjadi orang tua. Setelah babak belur dihajar baby blues dan segala ke-kagok-annya mengurus bayi yang seumur-umur tak pernah ia bayangkan, Jisoo akhirnya sampai pada titik ini juga.
Gia, putri cantiknya. Berhasil ia besarkan dengan tangannya sendiri. Sudah bisa mengoceh, bisa berjalan sejak usianya satu tahun bulan kemarin, makannya lahap dan pintar sekali. Semuanya Jisoo urus sendiri. Bolehkan sekarang Jisoo menangis?
"Panas sayang. Tadi kan Babab udah bilang, tunggu sebentar ya. Gia ngangguk tadi." Jisoo sejujurnya agak pening. Gia makin aktif dan anak ini sedang gencar-gencarnya bereksplorasi. Agak tidak sabaran dan semuanya ingin ia masukkan ke mulutnya karena selalu penasaran.
Jisoo menoleh saat melihat ponselnya bergetar.
Bapak <3 is calling~~
Suaminya menelfon, vidiocall lebih tepat. Jisoo menggeser layarnya, ponsel itu ia letakkan di atas meja makan dan yang Seokmin bisa lihat adalah Gia yang histeris dengan celemek menggantung di lehernya.
"Non cantik kenapa sayang?"
Biasa, saat makan siang Seokmin akan selalu menelfon untuk 'makan bersama'. Dan yang ia lihat malah putrinya menangis berlinang air mata dan liur di mana-mana.
"Makan bakso, satu buletan di-hap semua padahal panas. Udah dikasih minum barusan. Non, liat ini Babab harus potongin gini, sayang. Gia harus tunggu, yang sabar."
Seokmin mengulum senyumnya. Hatinya selalu hangat melihat bagaimana Jisoo berinteraksi dengan putri mereka. Sudah tak ada ketakutan di sana dan Jisoo terlihat begitu percaya diri untuk mengurus Gia tanpa bantuan siapa-siapa. Seperti sekarang, menekan seluruh kata-katanya agar Gia mengerti dan paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You (Seoksoo) - Second Life Universe
Fanfiction"Gak mungkin saya tinggalin kamu." "Gak ninggalin tapi nyakitin. Nyakitin Jisoo gak nanti?" "Gak akan. Gak akan pernah Jisoo. Aku gak bakal nyakitin kamu. Gak mungkin. Aku gak akan bisa kayak gitu. Gak bakal." mpreg, married life, bxb