"Duh anak Bapak. Kesukaannya sama nih kayak Bapak. Kalo capcay, Bapak aja yang bikinkan boleh? Bapak masakannya enak!"
---*---"Baby G mau makan apa?" Seokmin bertanya masih dengan suara serak, menghampiri Jisoo yang terlihat membuka lemari berisi snack dan beberapa makanan instan.
"Ah!" Jisoo terlonjak kaget karena Seokmin tiba-tiba duduk di kursi pantry.
"Baby G laper?" Seokmin melirik ke arah jam kecil di dekat tempat bumbu. Pukul setengah 2 dini hari dan Jisoo terdengar berisik sekali di dapur namun tak terlihat ada tanda-tanda ia memasak sesuatu.
"Enggak, aku...aku...enggak." Jisoo buru-buru menutup pintu lemari, kepalanya seperti sudah distel untuk otomatis melupakan rasa laparnya setelah melihat Seokmin yang ngantuk berat ditambah dengan wajah lelahnya. Suaminya baru sampai rumah pukul 11 malam, lancang rasanya bagi Jisoo untuk meminta dibuatkan bahkan dibelikan sesuatu saat ia tau Seokmin begitu kelelahan.
"Tell me, nanti Bapak masakkan. Atau mau beli? Bapak carikan." Seokmin menghampiri Jisoo yang masih berdiri terpaku di dekat kompor. Tangannya menarik pinggul Jisoo untuk mendekat kemudian mencium lama pelipis Jisoonya. Jujur Seokmin masih ngantuk berat tapi melihat Jisoo yang mencari-cari makanan di jam-jam tidak normal begini, Seokmin seolah tak mau melewatkan kesempatan.
Jisoo ngidam!
Dan tentu Seokmin akan berusaha untuk memenuhi ngidamnya.
"Baby G bilang, mau apa Nak?" tangan kiri Seokmin mengelus pelan perut berisi janin 14 minggu mereka, mencari jawaban.
Sementara Jisoo menggigit bibir bawahnya. Baby G mau apa ya?
Jisoo lapar luar biasa. Membayangkan sepiring gulai kambing yang biasa ia makan saat sedang membolos bersama Jeonghan dkk, gulai dengan beberapa potong daging dan nasi yang porsinya tak sebanding dengan daging yang diberikan. Ditambah dengan kerupuk warna warni dan sedikit kecap manis, Jisoo bahkan bisa membayangkan bentuk 'pikulan' abang-abang penjual langganannya meski ada belasan penjual gulai lain dengan bentuk pikulan yang senada.
Jisoo mau gulai itu!
"Baby G...." tapi yang ditanya kan bayinya. Bayinya memang mau apa?
"Ayo, Bapak tunggu. Baby mau apa?" Seokmin memejamkan matanya, kepalanya ia tumpukan di atas kepala Jisoo yang berdiri bersandar pada kabinet dapur dan sibuk memikirkan makanan yang ingin sekali ia makan malam itu.
Gulai jam setengah 2 dini hari, berlemak, tidak sehat. Tempat jualannya apalagi, tidak higienis. Baby G bisa sakit.
Jisoo meneguk air liurnya kasar. Ia tidak boleh egois atau bayinya bisa sakit. Bahaya!
"Capcay, Baby G mau capcay."
"Lupain gulainya lupain!! Gak enak. Isinya lemak semua Jisoo. Nanti mual."
Jisoo menggelengkan kepalanya pelan, mengusir jauh-jauh keinginannya pada sepiring gulai kambing hangat. Bayinya jauh lebih penting dari keinginan konyolnya.
"Hahaha, duh anak Bapak. Kesukaannya sama nih kayak Bapak. Kalo capcay, Bapak aja yang bikinkan boleh? Bapak masakannya enak!" Seokmin tertawa kecil. Hatinya berbunga mengetahui selera bayinya persis seperti dirinya. Jadi begini ya rasanya punya anak?
Seokmin mengecup sekilas pelipis kiri Jisoo kemudian bergegas membongkar kulkas untuk mengambil bahan-bahan membuat capcay.
"Jisoo duduk dulu aja, bikinnya sebentar kok." lanjut Seokmin, masih dengan mata yang sibuk mencari wortel dan brokoli di dalam kulkas. Menyisakan Jisoo yang berjalan lemas ke kursi meja makan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You (Seoksoo) - Second Life Universe
Fanfiction"Gak mungkin saya tinggalin kamu." "Gak ninggalin tapi nyakitin. Nyakitin Jisoo gak nanti?" "Gak akan. Gak akan pernah Jisoo. Aku gak bakal nyakitin kamu. Gak mungkin. Aku gak akan bisa kayak gitu. Gak bakal." mpreg, married life, bxb