Chapter 10

1.3K 69 14
                                    


Mereka perlu bekerja sama dan fokus untuk menyambut si bayi dan menyudahi segala perang dingin ini.


---*---


"Risottonya udah jadi. Mami suapin ya?" Mami duduk di ranjang, bersebelahan dengan Jisoo dengan semangkuk risotto di tangan.

"Comfort food anak Mami ini. Aaa dulu sayang!" tangan kanannya menyodorkan sesuap risotto hangat ke bibir Jisoo yang masih tak bergeming di ranjangnya.

"Mami..." ucapan Jisoo menggantung, pikirannya berkecamuk. Batal ia membuka mulut tentang apa yang mengganjal di pikirannya. Memilih untuk melahap sesuap makanan favoritnya yang masih hangat.

"Thank you, Mam." senyum kecilnya ia berikan. Meski sudah 7 hari ia kembali ke LA tapi tak sepatah kata pun ia ucap untuk menjawab segala tatapan tanya dari Maminya.

"Jisoo cuma kangen Mami!"

Hanya kalimat itu satu-satunya petunjuk mengapa sudah 5 hari Jisoo kembali ke pelukan Mami.

"Seokmin gak mau nginep sehari lagi? Mami sama Papi masih kangen sekali loh!"

"Seokmin masih harus kerja, Mi. Kemarin-kemarin udah cuti pas RS lagi hectic. Jun sendirian juga di sana, takut dia ngedrop lagi. Seokmin titip Jisoo aja ya.." dan tak lupa kecupan hangat di kening Jisoo terima sebagai salam perpisahan untuk keduanya. Seokmin berangkat menuju bandara diantar Papi yang menutup pintu bagasi SUV nya.

Hanya 2 hari. Seokmin menginap hanya dua hari di sana. Mengantar Jisoo dengan selamat ke rumah orang tuanya. Masih dengan senyum dan perilaku sopan santun yang selalu membuat Mami dan Papi terpana. Tak banyak anak-anak 'kekinian' yang bersikap seperti Seokmin. Mungkin budaya menjadi faktor penting. Mami dan Papi terlalu lama hidup di dunia yang bebas. Semua individu adalah setara, jadi mendapatkan perlakuan begitu sopan dan manis dari anak laki-laki yang begitu lembut terhadap Jisoo, mereka sungguh terkesan.

"Anak Mami pinter sekali cari suami."

Setiap minggu, Mami hanya akan disuguhkan bagaimana Jisoo dan Seokmin menghabiskan hari-hari mereka. Sekadar memasak bersama, melihat Seokmin begitu lihai dengan pekerjaan rumah atau live reports ketika pasangan muda ini menghabiskan liburan berdua. Oh senangnya darah muda...

"Lagi hamil jangan banyak pikiran." Mami mengecup pipi kanan Jisoo yang lebih tirus dari biasanya. Mami tau, di trimester awal kehamilan, berat badan biasanya turun dratis utamanya karena mual dan muntah yang cukup parah.

"Jisoo kangen. Mungkin karena hamil pertama, maunya sama Mami." Seokmin benar dan Mami tersanjung karenanya.

Meski 5 tahun mereka menjalani hubungan jarak jauh dan sejujurnya Mami begitu menantikan kehadiran bayi kecil di tengah-tengah keluarga. Namun, fakta bahwa anak satu-satunya hanya ingin dirinya saat menjalani fase-fase penting di hidupnya. Sungguh melegakan.

"Iyaa..." Jisoo menjawab seadanya. Sudah berpisah kurang lebih 4 hari dengan Seokmin. Jisoo yang mematikan ponselnya selama berada di rumah, tak ingin terganggu dengan apapun yang dapat mengusik pikirannya. Jisoo pun tak peduli jika Mami beberapa kali tertangkap mengambil gambarnya yang sudah pasti tuk dikirimkan pada Seokmin.

Sehari-hari Jisoo hanya beristirahat di ranjangnya. Kepalanya pusing dan mual-muntahnya kambuh di saat suaminya tak ada di sisinya. Jisoo menikmatinya. Jisoo tak sendiri, ada Baby G yang temani. Iya, Baby G.

Inspired by Greece.

Negara impian Jisoo yang belum sempat ia kunjungi. Penuh dengan kota-kota cantik dan banyak torehkan sejarah tuk peradaban masa kini. Inisial yang terpikir oleh Jisoo saat belasan jam berada di pesawat bersama Seokmin dengan keduanya yang masih perang dingin. Belasan jam yang cukup membuat Jisoo membayangkan seperti apa rupa anaknya nanti dan tentu nama apa yang cocok untuk si bayi.

With You (Seoksoo) - Second Life UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang