Seokmin juga mau. Seokmin mau punya anak. Seokmin, bisa begitu tidak ya?
---*---
"Hepatitis B naik lagi, diare sama muntaber juga. Alamat gak pulang ini kita." seorang perawat mengeluh di depan meja resepsionis lantai 3 bersama beberapa perawat perempuan lainnya.
"Ya, gue single sih, di kosan juga gak ngapa-ngapain. Tapi kan mau juga bergaul. Ini anak-anak sakitnya gak kelar-kelar. Kasian tapi gue juga kasiaaaannnn..." satu perawat lagi menyahut dan ikut mengeluhkan nasibnya, tangan kanannya memukul-mukul pelan lengannya yang pegal.
Maklum, jam menunjukkan pukul 11 malam di hari Sabtu. Gadis-gadis seusia mereka seharusnya berkeliaran entah hang out bersama teman, menonton konser, atau sekadar bergelung di dalam selimut sembari mengagumi wajah Lee Min Ho yang dramanya sedang naik daun.
"Namanya juga anak-anak. Memang masih pada rentan. Orang tuanya juga bingung meski mereka sudah berusaha jaga kebersihan. Tapi jaman sekarang kan sulit ya, semua udah terkontaminasi. Kita yang dewasa aja gampang sakit." satu perawat perempuan senior ikut masuk dalam obrolan. Tangannya cekatan menaruh nampan berisi 6 gelas styrofoam berisi teh hangat yang baru saja ia ambil di tea machine di ujung lorong dan membagikannya pada gadis-gadis ini.
"Kalo nambah jam jaga gini, anaknya gimana Mbak?"
"Ya sama Bapaknya. Lagian dia udah SMP, agak santai." perawat senior itu kemudian mengambil duduk di sebelah resepsionis yang menyesap tehnya pelan.
"Pada ngumpul di sini?" Seokmin dengan sekantung plastik makanan yang baru ia ambil di lobby, berhenti sebentar ketika melihat para perawat sedang break sejenak dan mengobrol di area resepsionis.
"Malam dok, ambil makan malem ya? Dokter jadi ikut gak pulang juga."
Seokmin tersenyum hangat meski mata lelahnya tak bisa ia sembunyikan.
"Iya, udah pada makan belum? Kalo belum, pesen aja. Nanti saya yang bayar."
"Makan malam udah dari tadi, Dok. Dokter makannya baru sekarang ya? Jaga kesehatan dok. Rawan sakit. Itu Dokter Jun aja udah tumbang. Kalo Dokter sakit, pusinglah kita." satu perawat berambut pendek menjawab Seokmin.
"Iya, baru sempet ini. Dikirimin suami. Tadinya mau dia yang anter tapi udah malem gini, kasian."
"Eyyy Dok, udah mau seminggu dokter pulangnya pagi terus. Dedicated banget ngurus anak orang dok. Kapan ngurus anak sendiri kalo suaminya dianggurin terus." perawat berambut pendek tadi menaikkan alisnya jenaka. Menggoda Seokmin yang memang semingguan ini pulang ke rumah pukul 3 dini hari dan kembali bekerja pukul 9 pagi lagi di rumah sakit.
Budaya kerja di Inggris dan Jakarta memang berbeda sekali. Seokmin maklum karena memang di sana tak banyak anak-anak yang harus dirawat. Beda sekali dengan di Jakarta, populasi anak-anak banyak sekali bahkan rumah sakit mereka harus merujuk beberapa pasien anak ke rumah sakit lain karena poli anak penuh. Jadilah Seokmin harus bekerja keras, dokter anak juga tidak banyak. Ditambah Jun yang akhirnya tumbang karena tipes. Memang spesialis anak di rumah sakit ini hanya ada sekitar 7 orang sudah termasuk dokter-dokter senior yang sudah tidak mungkin ada di rumah sakit sampai larut begini. Jadilah Seokmin dan Jun yang kerja rodi.
"Hahahaha ya saya juga maunya di rumah terus. Saya makan dulu deh, abis itu harus ketemu pasien 314, mau ngecek abis dikasih obat. Kalian pesen apa gitu, bills on me. Duluan ya..." Seokmin menebar senyum hangat. Menenteng nasi goreng kambing yang baru saja Jisoo kirimkan via aplikasi pesan antar.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You (Seoksoo) - Second Life Universe
Fanfikce"Gak mungkin saya tinggalin kamu." "Gak ninggalin tapi nyakitin. Nyakitin Jisoo gak nanti?" "Gak akan. Gak akan pernah Jisoo. Aku gak bakal nyakitin kamu. Gak mungkin. Aku gak akan bisa kayak gitu. Gak bakal." mpreg, married life, bxb