"Namanya pasangan kan saling melengkapi. Anak Papi juga banyak kurangnya."
---*---
"Sini sayang..." Seokmin cekatan membantu memakaikan cardigan pada Jisoo yang sedang duduk bersantai di ruang tengah dengan pintu balkon yang dibiarkan terbuka sedikit agar angin semilir masuk ke dalam apartment.
"Sandaran kakinya segini?" Seokmin kemudian berjongkok di depan Jisoo untuk mengatur sandaran kaki pada sofa bed di ruang tengah kediaman mereka. Semua orang sedang duduk di ruang tengah yang dibiarkan temaram dan bersiap untuk menonton film Michelle Yeoh yang sudah tayang di OTT kesayangan.
"Udah cukup. Terima kasih Bapak." Jisoo mengurai senyum hangatnya. Begitu senang karena malam ini dapat menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang.
"Bantalnya udah nyaman? Duduknya udah enak?" Seokmin memastikan sekali lagi. Kehamilan Jisoo sudah cukup besar, berdiri sedikit membuat pegal, duduk kelamaan membuat perut tak nyaman. Serba salah.
"It's comfy. Makasih ya Bapak." Jisoo mendongakkan kepala dengan bibir yang sedikit ia majukan. Menagih ciuman.
CUP!
Satu kecupan di bibir Jisoo dapat secara cuma-cuma. Menghasilkan senyuman di bibir Mami dan elusan di kepalanya sayang.
"Lho, Seokmin gak duduk? Filmnya udah mau disetel ini." Papi terheran melihat Seokmin yang masih betah berdiri dan bukannya mengambil tempat duduk yang nyaman untuk ikut menikmati tontonan yang dipilih.
Menantu satu-satunya itu menggeleng, "Seok cuci piring dulu Pi. Nanti Seokmin gabung. Cuma bentar. Duluan aja nontonnya. Ini martabaknya Pi, original keju-coklat-kacang. Gak pake taburan gula kesukaan Papi. Martabak telor bebek istimewa ekstra daging sapi kesukaan Mami. Bentar..."
Seokmin buru-buru berjalan menuju dapur kemudian mengambil segelas susu hamil hangat yang sudah ia buatkan khusus untuk Jisoo nikmati, "Susu rasa mocca buat Babab. Ini buah potongnya juga, kalo mau martabak nanti jangan banyak-banyak sayang, mau tidur malem. Begah. Enjoy!" Seokmin mengecup cepat kening itu kemudian berjalan ke arah sink dan mulai mencuci piring.
"Dasar abang tega, gak ada nawar-nawarin Adeknya." Seungkwan yang duduk di atas karpet menatap sinis kakak laki-lakinya. Keterlaluan!
"Hahahaha ini loh martabak asin sama manis ganti-gantian Kwan makan. Suka dua-duanya kan? Sweet-salt sweet-salt. Sini sayang." Mami tergelak pelan kemudian menyuapkan sepotong martabak manis ke mulut Seungkwan yang duduk di dekat kakinya.
"Emang yang perhatian cuma Mami sama Papi."
"Aku juga..." ada lirih dalam ucapan Jisoo. Duhhh...bahaya! Mood orang hamil mana bisa ditebak! Kedua mata bambi itu sudah mulai menatap Seungkwan nanar. Selama ini Jisoo kurang perhatian ya pada adik iparnya?
"Eh? Iya, Kak Jisoo juga kok. Mas aja yang enggak. Duhhh sayang..." Seungkwan mengelus kaki Jisoo pelan. Mencegah kakak iparnya menangisi hal konyol hanya karena salah paham.
"Soo, Seokmin tiap hari kayak gitu?" Papi sedari tadi hanya diam sebagai pengamat. Sesekali ikut tersenyum melihat bagaimana dinamika keseharian di rumah ini berjalan.
"Hmmm? Kayak gitu gimana?" Jisoo menyesap kembali susu hamilnya, enak!
"Ya gitu. Masak, bersih-bersih, cuci piring. Semuanya. Udah mau 5 tahun masih Seokmin semua yang kerjain?"
Jisoo menganggukkan kepalanya santai, "Iya. Semuanya Seokmin yang kerjain. Kan Jisoo gak bisa masak, gak bisa cuci piring, sekarang bisa deng sedikit. Laundry udah bisa tapi kayaknya harus dicoba lagi. Kemaren pas hamilnya udah 6 bulan, udah gak boleh cuci baju. Terus apa ya? Oh vacum juga bisa kok Jisoo. Tapi semuanya Seokmin. Yang nyikat kamar mandi juga Seokmin. Apa ya...servis mobil, terus beresin kamar, nyusun baju, setrika soalnya Jisoo bisanya pake yang uap, terus...semuanya deh. Seokmin jago!"
KAMU SEDANG MEMBACA
With You (Seoksoo) - Second Life Universe
Fanfiction"Gak mungkin saya tinggalin kamu." "Gak ninggalin tapi nyakitin. Nyakitin Jisoo gak nanti?" "Gak akan. Gak akan pernah Jisoo. Aku gak bakal nyakitin kamu. Gak mungkin. Aku gak akan bisa kayak gitu. Gak bakal." mpreg, married life, bxb