Chapter 22 (21+)

2.6K 50 0
                                    


"Terserah Babab. Mau waterbirth boleh, normal boleh, caesar boleh. Mana-mana aja."

---*---


"Kenapa gak di sini sampe Adek lahiran?" Jisoo masih saja merengek di depan kedua orang tuanya. Merasa begitu dibohongi karena Papi dan Mami seolah memberinya harapan palsu setelah menetap di Jakarta selama 2 minggu. Sekarang, Papi beralasan harus menghadiri pernikahan salah satu anak teman baiknya dan ada undangan menjadi pembicara karena statusnya sebagai banker di masa lalu mengenai situasi perekonomian terkini utamanya terkait dengan resesi yang mulai menyerang Amerika.

"Jangan nangis dong sayang. Kan Mami balik lagi kalo Adek udah mau lahiran." Mami memeluk Jisoo dari samping erat-erat. Mengelus lengan atasnya, sedikit khawatir karena sudah 3 harian ini Jisoo begitu sensitif dan sering sekali menangis setelah mengetahui Papi dan Maminya akan pulang minggu ini.

"Kenapa gak di sini terus? Kenapa gak temenin terus? Kesel banget!" makin Jisoo menjerit dengan air mata yang meleleh. Ini Papi dan Mami bagaimana sih? Anak satu-satunya sudah mendekati hari perkiraan lahir bukannya mendampingi malah balik ke LA lagi.

"Eyyyy kan ada Seokmin, ada Seungkwan, ini ada Hansol sekarang nih juga mau ajak main. Malu ah Dek nangisnya sampe begitu." gantian Papi yang menghapus air mata di pipi anak semata wayangnya. Sedih sudah pasti, tapi mau bagaimana lagi? Agenda ke Jakarta sebenarnya baru akan dilakukan saat usia kandungan Jisoo memasuki 31 minggu, waktu-waktu krusial si bayi akan hadir. Tapi Seokmin mengundang kedua mertuanya dengan sebuah panggilan darurat, mengabarkan bahwa Jisoo masuk rumah sakit dan Seokmin minta tolong dengan sangat agar kedua mertuanya mau pulang ke Jakarta tuk mendampingi.

"Sedih banget Jisoo. Kenapa sih..." suaranya bahkan sudah serak sekali. Tapi kenapa tak ada iba sedikit pun dari orang tuanya ini.

"Uluhhh uluhhhh sayangnya Papi. Yang nemenin banyak, Nak. Itu lusa mau babymoon juga sama Seokmin. Seneng dong Dek bisa jalan-jalan lagi. Kalo Papi sama Mami di sini, gak babymoon kalian nanti. Udah ya...baik-baik ya Jisoo sama Seokmin, sama cucu Papi. Udah nih Papi sama Mami mau boarding. Cium dulu sini." Papi kemudian memajukan tubuhnya. Menghampiri Jisoo yang duduk di lounge dan mencium lama pipi kiri Jisoonya sementara Mami di sebelah kanan.

"Bayinya Mami sehat-sehat ya sayang. Seneng-seneng Nak sama Seokmin sama Baby G oke? Nanti Mami pulang lagi kalo HPLnya makin deket. Sekarang babymoon dulu!" sekali lagi Mami mencium pipi Jisoo sayang. Ia pasti akan rindu sekali pada bayi kecilnya.

"Nanti Papi kirimin itu bouncer yang Adek mau. Papi sendiri besok yang ngantri di Mothercare. Listnya juga Papi besok cariin sayang. Udah dong, Nak. Sampe sesegukkan gini..."

"Sama diaper bagnya juga!" Jisoo menarik ingusnya, matanya sembab dengan air mata berlinang. Duhhh sedih sekali rasanya.

"Iyaaa...."

Seokmin tersenyum di sebelah Papi. Jisoonya manis sekali.

"Besok kalo kamu hamil, mau ditemenin terus sama Ibu begitu?" Hansol berbisik pelan sekali di telinga kiri Seungkwan. Sedari tadi ia tersenyum memperhatikan bagaimana calon kakak iparnya mengelus punggung Jisoo sayang. Sesekali mengelap keringat di kening dan pelipis Jisoo dengan tangannya sendiri sembari terus berusaha menenangkan.

Hansol juga melihat bagaimana Jisoo yang tak absen mengelus perut buncitnya, mungkin berusaha mengajak si bayi berkomunikasi karena ia yang terus menerus menangis sejak mereka semua sampai di bandara. Besok, Seungkwan begitu juga tidak ya?

"Ck! Apaan sih!" Seungkwan dan Hansol berdiri tak jauh dari keluarga cemara ini. Seungkwan pun menangis sedikit karena pasti akan rindu sekali dengan Papi-Mami.

With You (Seoksoo) - Second Life UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang