Tok tok tok!Suara ketukan pintu terdengar sebelum pintu itu terbuka perlahan
"Non Aghata ini bibi bawakan sarapan"
Wanita paruh baya yang di ketahui sudah berkepala 4 itu membawa nampan yang berisi sepiring nasi dan segelas susu serta air putih mendekat ke arah Aghata
Dirinya meletakkan nampan itu di atas nakas samping tempat tidur Aghata
"Bibi izin buka kain gordennya ya non"
Aghata hanya menganggukkan kepalanya dari dalam selimut
Lalu wanita itu berjalan menuju jendela kamar Aghata
"Ada yang bisa bibi bantu non?" Tanya nya
Aghata perlahan membuka selimutnya dia mengeluarkan kepalanya dari sana untuk menatap salah satu maid yang berkerja di rumahnya itu
Wanita itu sedikit terkejut tapi mencoba tenang setelah melihat wajah Aghata yang benar benar dipenuhi luka lebam dan darah kering serta mata yang bengkak
Sudah tidak heran, sudah sering dirinya melihat Aghata seperti ini tapi tetap saja dia akan tetap terkejut karena Aghata sedikit mengerikan
Dirinya merasa iba dengan gadis remaja itu
"Juno sudah pergi?" Tanya nya dengan suara serak dan lemah
"Sudah non, den Juno sudah pergi 15 menit yang lalu di antar oleh supir, dan saya kesini karena disuruh den Juno untuk mengantarkan sarapan non Aghata"
Aghata tersenyum tipis, adiknya benar-benar sangat perhatian, tapi tenang Aghata tak menunjukkan keadaannya pada Juno dia hanya mengatakan tidak enak badan pada anak itu
Ingat! Aghata tak suka Juno sedih
"To-tolong ambilkan obat di laci nakas Juno ya bi" Sesekali Aghata meringis denyut di kepala, wajah, bahkan badannya masih sangat terasa
Wanita itu mengangguk dan bergegas ke kamar Juno yang berada di samping kamar Aghata
Tak lama dirinya kembali dengan beberapa obat di tangannya
"Ini non, sini biar bibi bantu" Wanita itu perlahan membantu Aghata untuk duduk dan bersandar pada bantal yang ia susun agar Aghata merasa nyaman
"Makan dulu ya non" ucapnya meraih piring di atas nampan
"Rahangku sakit bi, boleh aku minta roti?" Yah Aghata tak sanggup mengunyah nasi goreng itu
Yang pantas ia makan adalah bubur tapi dia tak suka bubur
"Tentu, tunggu sebentar bibi akan ambilkan"
Tak lama dirinya kembali dengan beberapa lembar roti
"Celup ke susu ya bi"
Wanita itu mengangguk lalu menyuapkan roti yang sudah ia celup ke susu kedalam mulut aghata sedikit demi sedikit
"Sudah bi" Tolak Aghata pada suapan ke 7
"Sekarang minum obat ya non"
Wanita itu mengambil beberapa obat yang tadi ia bawa dari kamar Juno, itu adalah obat Juno yang Aghata tebus dari rumah sakit
Aghata menunjuk beberapa obat yang hendak diminum
Lalu wanita itu membantu Aghata untuk meminum obatnya setelahnya Aghata kembali meringis dan menyenderkan kepalanya lemas
"Mau bibi panggilkan dokter non? Lu-"
"Gausah bi, gapapa" Aghata masih memejamkan matanya
Tetap saja wanita itu tak sampai hati melihat Aghata dia turun kebawah lalu setelahnya kembali ke kamar Aghata dirinya kembali duduk di pinggir kasur Aghata dengan mangkuk yang berisikan air hangat serta handuk kecil di pangkuannya
"Izin bibi kompres ya non"
Aghata hanya mengangguk lemah
Dengan perlahan wanita itu membasuh luka luka di wajah Aghata mengenakan handuk yang sudah ia rendam di air hangat
Aghata meringis kembali
Beberapa menit wajah Aghata sudah bersih tak ada darah kering walau masih terlihat jelas lebam dan goresan goresan lukanya
Lalu wanita itu juga membersihkan tubuh Aghata setelahnya memberi salap pada lebam lebam yang di dapat Aghata
Setelah bersih dan sudah ganti baju Aghata kembali berbaring dia bisa tidur dengan nyenyak sekarang
"Makasih ya bi" Ucapnya sebelum memejamkan matanya
Wanita itu tersenyum ada pancaran kesedihan di matanya melihat Aghata yang terbaring lemah ia jadi mengingat anaknya yang jika masih hidup pasti sudah sebesar Aghata
Tak lupa dirinya membersihkan kamar Aghata tanpa membuat keributan takut mengganggu Aghata setelahnya ia keluar dari kamar remaja itu
"Eh non Agha-"
"Saya mau keluar ada urusan, nanti tolong bantu Juno siapkan keperluannya ya bi, jam 3 Juno harus les saya gabisa antar tolong suruh supir antar Juno, sekalian jangan lupa siapkan makan siang Juno"
"Baik non, tapi maaf sebelumnya non Aghata kan belum pulih"
"Jangan khawatir saya sudah tidak apa-apa" Aghata tersenyum tipis
Memang wanita di depannya ini sangat perhatian padanya dan adiknya
Dari tiga maid di rumahnya Aghata paling dekat dengan wanita di depannya ini, memang dia yang lebih lama bekerja menjadi maid di kediaman mereka dan jiwa keibuannya yang besar membuat Aghata dan Juno lebih nyaman dengannya
"Nanti kalau Juno tanya bilang saya kerja kelompok ya bi"
Wanita itu mengangguk paham
Aghata berlalu ia menuju garasi dan mengendarai mobilnya tak tau kemana wanita itu akan pergi
Apa sangat penting?
Sehingga ia memaksakan dirinya yang bahkan berjalan saja masih sedikit terpincang-pincang
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
•AGHATA• [[KA]]
Novela JuvenilBertahan atau mati. Cinta atau harta. Jasad yang berjalan di atas bumi membawa jiwa yang sudah mati Ini adalah kisah perjalanan hidup Aghata [[Cerita ini di buat atas ide dari author sendiri]] ⚠️ Banyak mengandung kata kasar dan adegan dewasa❗ Moho...