17. Here We Are

22 2 0
                                        

Lala kembali ke rumah Bu Liliana setelah tidak pulang selama beberapa hari. Di sana rupanya Pak Gunawan sudah menunggu. Ia menikmati sarapan bersama tante Liliana dan Savero yang masih berpakaian rumahan. Lala tidak terkejut ada Savero di sana. Meskipun sebenarnya agak canggung sejak Savero mengatakan perasaannya secara jujur beberapa waktu lalu. Seperti ada yang berbeda diantara mereka yang Lala belum pahami seperti apa.

"Kenapa baru pulang? Tante khawatir sekali sama kamu." Bu Liliana beranjak dan berjalan mendekati Lala. Ia kemudian memberikan pelukan hangat dan erat. "Kamu pasti capek banget. Pak Gunawan udah nunggu kamu sejak pagi. Mau sarapan bareng sebelum kita ngobrol sama Pak Gunawan?"

"Maaf, tante. Aku perginya agak lama," ucap Lala balas memeluk Bu Liliana.

"Gak apa-apa. Yang penting kamu baik-baik aja," Bu Liliana tersenyum dan menangkup wajah Lala dengan tangannya yang hangat. "Sarapan dulu, baru kita ngobrol di ruang kerja tante. Nanti Ana sama Evan akan datang, Pak Gunawan sudah menghubungi mereka."

Lala mengangguk kemudian pergi ke kamarnya dan bersiap-siap.

Tak butuh waktu lama, Evan dan Ana datang. Mereka dipersilahkan menunggu di ruang kerja Bu Liliana bersama Pak Gunawan sambil menunggu Lala menyelesaikan sarapannya. Setelah semua berkumpul, Pak Gunawan dan dua orang laki-laki paruh baya lainnya tampak sudah siap dengan map di tangan mereka masing-masing.

Lala masuk ke ruangan. Ana dan Evan sudah duduk bersama Bu Liliana di sebuah sofa panjang. Lala pun dipersilahkan duduk di single sofa yang tersisa.

"Kita tidak punya banyak waktu jadi mari kita mulai pada intinya saja," Pak Gunawan menunjukan map di tangannya yang masih di segel dengan sebuah stempel yang memang Lala kenali sebagai stempel milik mamanya. "Lebih dulu perkenalkan dua orang di samping saya ini Pak Dimas dan Pak Miko. Mereka berdua adalah saksi sah ketika surat wasiat ini dibuat."

Pak Gunawan kemudian mengeluarkan kertas yang ada di dalam map berwarna coklat di tangannya. Ia menghela napas sesaat. Gurat wajahnya menunjukan kesedihan. Tapi hanya sebentar dan ia tampak sudah bisa menguasai dirinya kembali.

"Untuk putri kecilku yang cantik Ileana Nabastala. Saat kamu nanti mendengarkan isi wasiat ini, itu berarti waktu mama bersamamu telah usai," Pak Gunawan menghentikan sesaat ucapannya. Ia menarik napas kemudian membuangnya sekaligus. "Ketika Om Gunawan datang menemuimu membawa surat ini, itu tandanya dia sudah yakin bahwa kamu sudah dewasa dan siap dengan apapun yang mama pesankan padamu."

Lala diam. Tapi air matanya sudah berlinang. Bu Liliana mendekatinya kemudian duduk di lengan sofa sambil memegang pundaknya.

"Mama menyiapkan semuanya untuk kamu. Supaya kamu bisa hidup mandiri. Pertama, sebuah villa di Bali. Saat ini dikelola oleh Om Dimas, villa itu mama beli saat masih muda. Ketika mama, Om Dimas, Om Gunawan, Om Miko, dan Tante Liliana berhasil mendapatkan keuntungan dari investasi di Amerika.

"Kedua, galeri di Jalan Tulip No. 10. Galerinya belum jadi, tapi kalau sudah jadi nanti kamu bisa bikin pameran di situ.

"Ketiga, akun bank atas nama kamu di bank Swiss. Itu bisa kamu ambil saat usiamu dua puluh lima tahun. Terserah kamu gunakan untuk apa. Yang penting anak mama bahagia."

Pak Gunawan tidak kuasa menahan air matanya. Ia menghapus sebutir air mata yang hampir jatuh di ujung matanya.

"Keempat, sebuah akun bank atas nama kamu yang mama simpan di bank yang ada di Canada. Kelima, mama persembahkan sebuah galeri indah di Inggris dengan nama I.A.S. Saat ini galeri itu dikelola oleh Om Gunawan.

"Kelima, saham masing-masing sebesar 10% di beberapa perusahaan di bawah naungan grup FLOYD dan grup NABASTALA. Hanya itu yang bisa mama siapkan untuk kamu. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada mama, jangan pedulikan. Kejar kebahagiaan kamu dan fokus pada tujuanmu. Pesan mama hanya satu, putri mama harus bahagia. Tertanda Bella Cakradara. Saksi oleh Gunawan Wicaksana, Dimas Pangestu, Miko Orlando, Liliana Anmando."

Another ColorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang