balapan

88 11 0
                                    

Sekarang seluruh anggota baik dari Neo, Stavion maupun Magnum sudah berkumpul di tempat yang sudah di tentukan. Katanya sih mau balapan gitu, ada taruhan nya, mana harus mahal lagi. Soalnya kan Renjun tuh alergi sama yang murahan😎

Kan jiwa bokek Junkyu meronta-ronta dan menolak keras-keras tantangan dari Haechan itu. Namun yang namanya Jihoon tidak akan pernah mau kalah. Alhasil cowok bermata panda itu lah yang membayari barang yang ia jadikan taruhan malam ini.

Yoshi dan Yoonbin sih oke-oke saja, lagi pula kan enak, tidak perlu mengeluarkan duit. Meskipun di awal Yoshi sempat menolak dengan alasan tidak enak pada Jihoon. Tetapi karena hasutan dari Junkyu jadi ia terpaksa membiarkan Jihoon membayar barang taruhan itu sendiri.

Jihoon : -_-

"Udah kumpul semua kan ini?!" Tanya Jeno memulai pembicaraan di antara keduabelas cogan itu dengan tenang dan nada yang damai.

"Punya mata kan?!" Sahut Hyunjin ngegas plus sinis. Membuat Haechan hampir menghampiri lelaki itu bila tidak ditahan oleh Renjun.

"Lo jangan mulai ya, nyet!"

"Aku suka keributan." Gumam Junkyu yang tampak menikmati perdebatan itu.

"Udah-udah! Ini kita jadi gak sih balapan nya?!" Pekik Seungmin menghentikan perdebatan itu.

Jaemin yang melihatnya pun segera mengambil alih pembicaraan dan menujukkan tiket yang berada di genggaman nya. "Gue sama temen-temen gue punya tiket ke villa elit yang pastinya terjamin kebersihan, kehigienisan, kemewahan serta keaesthetican nya, di daerah pegunungan selama tiga hari. Lo pada bawa apa?"

"Harus mahal, awas aja murahan." Tekan Renjun dengan wajah songong, membuat Jihoon hampir melemparkan sepatu yang ia kenakan ke arah wajah cowok itu.

"Kita naruhin nih motor yang nanti Jisung pake buat balapan." Ujar Felix menunjuk motor berwarna merah yang masih terlihat baru itu.

"Kita bawa nih kalung berlian." Sahut Jihoon dengan wajah sombong nya sambil menunjukkan kalung dengan bandul berlian berbentuk love yang masih berada di tempatnya.

"Anjir, silau mata gue cok!" Celetuk Junkyu menggosok-gosok kedua matanya seolah sedang merasa silau dengan cahaya yang dipancarkan oleh kalung yang berada di tangan Jihoon itu.

Sedangkan Yoshi dan Yoonbin berakting tengah mengipasi Jihoon menggunakan kedua tangan.

Haechan yang melihatnya pun berdecih kesal. "Apasih, dasar alay."


























"Tuh kan! Stavion yang menang! Hahahahaha!" Tawa Hyunjin diselingi dengan nada sombong di dalam nya.

"Itumah cuman gegara beruntung doang anjir." Celetuk Renjun yang tiba-tiba merasa kesal. Sedangkan Jaemin yang tadi bertanding kini sudah tergeletak frustasi di atas tanah dan Jeno yang melihatnya pun menepuk bahu kawan nya itu beberapa kali, seolah menguatkan.

"Sabar, Jaem. Dunia memang penuh penderitaan." Ucap cowok itu yang dibalas senyum tabah dan miris dari Jaemin.

Sedangkan di tempat seberang ada geng Magnum yang sedang sibuk menenangkan Jihoon yang daritadi mondar-mandir sembari mendumel.

"Enggak! Ini masalah harga diri! Harga diri gue gaes! Harga diri dan nama baik geng kita! Gak terima gue!"

"Udah, Hoon. Gapapa." Ucap Yoshi menenangkan lalu melirik Yoonbin yang duduk di samping Junkyu yang sedari tadi hanya diam. Cowok Jepang itu mengode Yoonbin untuk menenangkan Junkyu yang pasti sedang merasa bersalah.

"Udah, Kyu. Paling harga kalung nya cuman semilyar." Ucap cowok itu datar yang mana malah membuat nya mendapat tendangan kaki dari Yoshi.

Yoshi tahu, hidup dengan penuh perjuangan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi seperti Junkyu pasti membuat anak itu benar-benar menghargai hasil, meski hanya sepeser uang pun.

Dan kalung yang Jihoon taruhkan itu pasti harganya sangat mahal, pastinya Junkyu merasa bersalah karena tidak dapat memenangkan pertandingan tadi.

"Hoon, maafin gue ya. Pasti lo rugi banget kan. Nanti gue ganti deh."

"Udah, Kyu. Sans aja, gue masih kaya. Cuman kalung kek gitu kecil buat gue mah. Lagian lo mau ganti pake apa coba?"

Junkyu menunduk dengan jari saling saling bertaut. Jihoon dan Yoshi menghampiri nya. "Tenang aja, Kyu. Gak usah dipikirin. Lagian salah gue juga bawa kalung kek gitu. Tapi beneran deh, kalung kek gitu di rumah gue ada banyak."

"Dasar pamer."





































































































































Tes

"Loh, Jen? Lo nangis?!"

















Tebeceh...

Hayoo ada apa tuhhh

Jangan lupa voment ya guyss, tolong hargai yang menulis.

See you

The Big Three | 00 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang