"APA SALAH DAN DOSAKU SAYANG~"
"CINTAH SUCI KU KAU BUANG-BUANG~"
Ctak
Klik
Mengetahui radio dan kipas angin yang ia dan teman-teman nya nyalakan telah dimatikan, Hyunjin melangkah dengan perasaan marah lalu menarik kerah seragam sang pelaku.
Ha Yoonbin.
Bugh
"Maksud lo apa anjing?!" Bentaknya marah tepat di depan wajah Yoonbin yang hanya menatap nya datar.
"Tauk tuh dasar gak jelas!" Sinis Jisung bersedekap dada di samping Hyunjin melirik kearah Yoonbin yang hanya diam tanpa perlawanan.
"Lo liat cewek itu? Dia risih bego."
Mereka berempat segera mengetahui keadaan nya saat melihat seorang perempuan yang memakai rok pendek duduk sendirian di pojok kursi panjang belakang sekolah.
Ia terlihat menunduk dan sibuk menutupi paha nya yang terekspos karena beberapa kali terkena angin dari kipas yang mereka nyalakan menggunakan kedua tangan. Dia berada di pojok taman belakang sekolah yang saat ini tengah mereka tempati.
Felix yang melihatnya pun segera menepuk beberapa kali bahu Hyunjin. "Jin, kita cabut."
"Lo inget ya, masalah kita belom selesai." Tekan Hyunjin pada Yoonbin sebelum akhirnya menghempaskan kerah Yoonbin dan menyusul kepergian Felix dan Seungmin yang sudah lebih dulu pergi membawa radio dan kipas mereka.
Jisung pun turut melenggang pergi dari sana dan menyempatkan diri untuk melirik sekilas perempuan yang duduk sendirian di pojok taman.
Yoonbin berjalan mendekati kursi panjang tempat ia duduk sebelum nya dan mengambil tas nya lalu berbalik hendak berlalu dari sana, namun suara perempuan tadi menghentikan langkahnya.
"Tunggu!" Dan Yoonbin hanya berhenti tanpa menoleh.
"Makasih! Gue gak tau siapa nama lo, tapi kenalin, nama gue Kim Sera!" Ucap perempuan yang mengaku bernama Kim Sera tadi setelah berdiri di samping Yoonbin sembari mengulurkan tangan nya bermaksud mengajak berkenalan.
Namun yang dilakukan Yoonbin malah melenggang pergi dari sana tanpa membalas uluran tangan Saera ataupun membalas perkenalan nya tadi.
"Hei! Mulai hari ini kita temenan ya!" Teriak Sera pada Yoonbin yang mulai menjauh.
Ini hari hari ke empat belas Junkyu bekerja di tempat kerja baru nya, setelah kejadian dimana ia meminta tolong pada Jihoon untuk dicarikan pekerjaan dikarenakan ia yang sudah frustasi tidak mendapat lowongan kerja dimanapun.
Dan benar saja, ia mendapat pekerjaan di cafe milik om nya Jihoon yang di kelola oleh anaknya yang otomatis adalah sepupu Jihoon.
Namun sesuatu yang sempat membuatnya terkejut setengah hidup adalah siapa sepupu Jihoon yang mengelola cafe tempat ia kerja ini.
Na Jaemin.
Awalnya ia ragu, karena bagaimanapun mereka bila di luar adalah musuh, takut nya jika Jaemin akan mencurangi nya karena masalah mereka sebelum-sebelum nya.
Tapi ia diyakinkan oleh Jihoon bahwa hal itu tak akan terjadi, jadi ya sudahlah, syukuri saja, daripada tidak mendapat pekerjaan? Mau makan apa Junkyu nanti.
Lagipula ia sebenarnya tidak pernah benar-benar membenci geng Neo, karena suatu hal.
Apa?
Hanya Junkyu, author dan Tuhan lah yang tau.
Ketika Junkyu sedang membereskan salah satu meja pelanggan yang telah pergi, ia tak sengaja menangkap siluet seorang perempuan yang duduk sendirian di bangku taman dekat cafe tempat ia kerja melalui jendela yang di buat dari kaca bening.
"Loh, itu bukan nya cewek yang biasa bareng sama anak Stavion. Ngapain di sendirian di sana?"
Namun Junkyu memilih abai dan melanjutkan pekerjaan nya.
Brak
"Ya Allah gusti, jantung gue mau copot aja rasanya." Celetuk Renjun sembari mengusap dada nya pelan sebelum akhirnya menatap tajam Haechan sang pelaku penggebrakan meja dengan tidak santainya tadi.
Haechan hanya bisa menyengir membuat Renjun menghela napas kasar. "Hehe, gimana kalo kita nantang anak Stavion sama Magnum buat balapan besok malem?"
Jeno mengernyit. "Ngapain?"
"Ya gapapa sih, gabut aja. Nanti ada taruhan nya. Gimana? Setuju gak?" Tanya Haechan menatap penuh harap kepada dua teman nya itu.
"Sebenarnya gue males buat masalah. Tapi karena ada taruhan nya, sabilah kita nantang mereka. Lo gimana, Jen?" Tanya Renjun pada Jeno yang diam.
"Gue sih oke aja, nanti siapa yang turun?"
"Jaemin aja. Mau ya, Jaem? LOH?! SI JEMAN MANA?!" Pekik Haechan saat menyadari tidak ada kawan sepergilaan nya itu.
"Gak tau. Lagi pacaran kali, kan dia udah official sama si Saera seminggu lalu." Sahut Jeno dan melirik sedikit kearah Renjun yang hanya diam.
"Oh iya, lupa gue kalo dia ngaku nya mau tobat." Ujar Haechan menepuk jidatnya sendiri.
Tebeceh...
Jan lupa voment ya gaesssss!
See you <3
KAMU SEDANG MEMBACA
The Big Three | 00 Line
Fanfictionɴᴇᴏ, ꜱᴛᴀᴠɪᴏɴ ᴅᴀɴ ᴍᴀɢɴᴜᴍ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴛɪɢᴀ ɢᴇɴɢ ᴘᴏᴘᴜʟᴀʀ ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴀᴋᴜʀ ᴅᴀʀɪ ꜱᴇᴋᴏʟᴀʜ ᴍᴇɴᴇɴɢᴀʜ ᴘᴇʀᴛᴀᴍᴀ ʜɪɴɢɢᴀ ꜱᴇᴋᴏʟᴀʜ ᴍᴇɴᴇɴɢᴀʜ ᴀᴛᴀꜱ. ʙᴇʀᴀᴡᴀʟ ᴅᴀʀɪ ᴘᴇʀᴛᴇᴍᴜᴀɴ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴊᴇʟᴀꜱ ʏᴀɴɢ ʙᴇʀᴀᴋʜɪʀ ᴘᴀᴅᴀ ᴛᴇʀᴜɴɢᴋᴀᴘɴʏᴀ ꜱᴜᴀᴛᴜ ꜰᴀᴋᴛᴀ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʟᴀʜ ᴛᴇʀᴋᴜʙᴜʀ ʟᴀᴍᴀ ᴅɪ ᴀɴᴛᴀʀᴀ ᴍᴇ...