"Aish! Ngeselin banget sih, masa cuman gegara telat lima menit doang hukuman nya ngepel koridor! Hormat bendera gitu kek! Apa kek! Lah ini? Ngepel koridor coy! Mana koridor nya sepanjang jarak ku sama ayang jodoh lagi, miris amat sih anying!"
Di tengah menjalankan hukuman nya, Junkyu menggerutu kesal. Ia jadi dihukum ngepel koridor gegara telat lima menit, padahal itu karena semalem dia lembur jadi pulang tengah malem, trus masih harus ngerjain tugas gegara lupa. Jadilah dia tidur jam setengah dua trus bangun kesiangan deh.
;(
Matanya berbinar lucu saat melihat siluet seseorang yang hendak melewati koridor yang baru saja ia pel.
Itu si ketos!
"Jenongg! Minta tolong yakk, hukuman gue ganti ajaaa, jangan iniii huhuhu, koridor nya panjang banget loh, Jen. Lo gak kasian ama gue gitu?"
"Engga. Lagian itu hukuman yang ngasih kan Bu Latif sendiri, ya gue gak punya kuasa buat ganti lah." Balas nya cuek lalu berjalan melewati Junkyu dan menginjak lantai yang baru saja di pel oleh Junkyu.
"Wah jahat ya lu. Heh! Jangan maen nyelonong aja lo! Mana lantai nya abis gue pel lagi! Awas aja lo!" Kesalnya reflek melempar pel-pelan yang tadi ia pegang.
Namun yang namanya Jeno tetap saja abai dengan yang terjadi dibelakang nya jika menurutnya itu tidak penting.
Junkyu kembali mengambil pel yang tadinya ia lempar, sembari menatap penuh permusuhan kearah kepergian Jeno. Baru saja ia hendak melanjutkan hukuman nya, teriakan seseorang membuatnya mengalihkan perhatian.
"HEH YANG DIBAWAH TOLONG MINGGIR!"
"AWAS!"
Brukk
Tubuh Jeno didorong keras oleh Junkyu hingga tejatuh ke depan, namun yang membuat Jeno semakin terkejut adalah, Junkyu yang berdiri sempoyongan dengan tangan kiri nya memegangi dinding dan tangan kanan memegangi kepala nya yang sudah dipenuhi oleh darah karena bocor.
Junkyu menyelamatkan nya?
Tapi... kenapa?
Baik Jihoon, Yoshi dan Yoonbin tak bisa berpikir jernih saat mendengar Junkyu terluka hingga masuk rumah sakit.
Ketiganya kompak berlari menyusuri lorong-lorong rumah sakit untuk segera tiba di depan ruanan IGD tempat dimana Junkyu ditangani.
Disana sudah terlihat Jeno yang duduk di kursi tunggu sembari menyenderkan kepalanya ke dinding. Tangan dan seragam lelaki itu sudah dipenuhi bercak darah, namun tak ia pedulikan.
"Junkyu kenapa?! Kok bisa masuk rumah sakit?!"
"Tadi di lantai atas ada murid yang bawa pot keteteran terus tiba-tiba dia kesandung, pot nya jatuh ke bawah pas ada gue yang jalan. Tapi Junkyu malah nyelametin gue, jadi dia yang kena pot nya. Sorry."
"Anjing, anak kelas mana dia?!" Tanya Jihoon setengah membentak karena terlalu emosi.
"Sabar, Hoon. Jangan gegabah, mending kita do'ain semoga Junkyu gak kenapa-napa." Ajak Yoshi yang membuat Jihoon menghela napas untuk meredakan emosi nya lalu mengangguk.
Ketiga nya pun duduk di kursi samping Jeno. Menyadari ada yang aneh, Jeno pun membuka suara. "Kok kalian gak telpon orang tuanya? Kan anaknya sakit, ya harus dikabarin dong."
"Junkyu yatim piatu, Jen." Balas Yoshi dengan nada sendu, tiba-tiba terlintas di benaknya bagaimana usaha Junkyu selama ini agar bisa bertahan hidup sampai di detik ini.
"Loh, kok keterangan nya di sekolah ibu nya Ibu Fatmawati?" Tanya Jeno.
Yoshi menghela napas panjang. "Itu pemilik panti asuhan yang dulunya pernah rawat Junkyu. Tapi sekarang udah wafat, gara-gara kebakaran di panti sembilan tahun lalu dan yang hidup cuman Junkyu sendiri karena pas itu dia gak ada di panti."
"Sembilan tahun lalu? Berarti pas umurnya 9 tahun?" Tanya Jeno yang diangguki oleh Yoshi.
"Terus bisa bertahan sampe sekarang tinggal sama siapa? Jangan bilang kerja sendiri?" Tebak Jeno yang sayangnya di angguki lagi oleh Yoshi.
"Iya, pas umur 9 tahun kan Junkyu masih kelas 3 SD, jadi masih lama lulus nya. Setiap pulang sekolah dia kerja di dua tempat biar dapet duit buat makan. Makanya dia tuh orang nya lumayan ngirit, gegara ya emang dah tau gimana rasanya nyari duit. Susah bro."
Jeno yang mendengarnya langsung merasa bersalah, entah karena apa, namun sepertinya ia merasa bersalah karena Junkyu terluka sebab menyelamatkan nya.
Junkyu itu orang baik, dia juga pekerja keras.
Sayangnya ia baru tau itu.
Tinggalkan jejak <3
KAMU SEDANG MEMBACA
The Big Three | 00 Line
Фанфикɴᴇᴏ, ꜱᴛᴀᴠɪᴏɴ ᴅᴀɴ ᴍᴀɢɴᴜᴍ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴛɪɢᴀ ɢᴇɴɢ ᴘᴏᴘᴜʟᴀʀ ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴀᴋᴜʀ ᴅᴀʀɪ ꜱᴇᴋᴏʟᴀʜ ᴍᴇɴᴇɴɢᴀʜ ᴘᴇʀᴛᴀᴍᴀ ʜɪɴɢɢᴀ ꜱᴇᴋᴏʟᴀʜ ᴍᴇɴᴇɴɢᴀʜ ᴀᴛᴀꜱ. ʙᴇʀᴀᴡᴀʟ ᴅᴀʀɪ ᴘᴇʀᴛᴇᴍᴜᴀɴ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴊᴇʟᴀꜱ ʏᴀɴɢ ʙᴇʀᴀᴋʜɪʀ ᴘᴀᴅᴀ ᴛᴇʀᴜɴɢᴋᴀᴘɴʏᴀ ꜱᴜᴀᴛᴜ ꜰᴀᴋᴛᴀ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʟᴀʜ ᴛᴇʀᴋᴜʙᴜʀ ʟᴀᴍᴀ ᴅɪ ᴀɴᴛᴀʀᴀ ᴍᴇ...