Sesuai rencana awal, Milla dan Kia akan menikmati waktu bersama atau lebih tepatnya, Kencan! Dan sesuai dugaan Milla juga, Teodor memaksa ikut dalam kencan hari ini. Padahal Milla sudah membayangkan kencan indahnya bersama sang Mama, hanya mereka berdua dan bukan bertiga!
Saat ini mereka berada bawah pohon apel, menikmati secangkir teh hangat bersama hembusan angin yang dingin. Cuaca yang pas untuk menikmati teh bersama orang yang dikasihi. Sayangnya Mama tidak ada di sana, Kia masih sibuk mengerjakan tugasnya sebagai Archduchess.
Selaku Archduchess, Kia memiliki kewajiban untuk merawat taman agar tanaman di sana tumbuh dengan baik. Tugasnya hanya mengecek dan sisanya di serahkan kepada Sir Orldon selaku tukang kebun yang memang lebih mengerti tentang tanaman.
Terlihat mudah, nyatanya tidak. Kia perlu menghitung pengeluaran dana yang digunakan untuk perawatan semua tanaman, ia juga perlu turun langsung untuk mengetahui nama-nama tanaman yang ada di sana. Belum lagi Ia harus berbaur dengan para pekerja yang mengurus taman agar di mudahkan dalam memahami tanaman.
Jiwa Introvert-nya meronta-ronta, mau bagaimana lagi Ia perlu profesional dalam menyelesaikan pekerjaanya. Untungnya Ia juga seorang Ekstrovert saat berada di lingkungan kerja. Tipe Ambivert.
Selagi Kia dan para pekerja membicarakan tanaman, di sisi lain tepatnya di bawah pohon Teodor dan Milla sedang menikmati Teh dengan perasaan dongkol.
Milla berdecih lirih, melirik Teodor. "Bisakah Ayah saja yang mengurus para tumbuhan itu? Milla ingin main bersama Mama."
Teodor meneguk Tehnya, lalu di letakkan kembali di atas meja. "Itu sudah tugas Leah sebagai Archduchess."
Milla mengembungkan pipinya, "Tapi waktu bermain Milla bersama Mama terganggu."
Neil mengendikkan bahunya. "Sekarang sudah memasuki waktu untuk Mu belajar, tapi berkat Leah Kau bisa bermain."
Milla melipat bibirnya kedalam, memalingkan wajahnya menghindari tatapan Teodor dan mencoba mengalihkan topik. "Hari ini cuacanya cerah ya.. "
Teodor mendengus, merasa geli akan tingkah Milla. "Jangan mengalihkan topik, mulai besok kembalilah belajar."
Mendengar itu, Milla menoleh dengan cepat. Dengan dahi mengerut, Ia berseru. "Tidak mau! Kata Mama, Milla boleh bermain sepuasnya."
"Berapa umur mu?"
"Bagaimana bisa seorang Ayah tidak mengetahui umur putrinya?" ucapnya dengan nada sarkas.
Teodor berdecak, gadis kecil di depannya sepertinya senang sekali membuatnya kesal. "Ck, jawab saja."
Memalingkan wajahnya. "Hm! Tanya saja pada rumput yang bergoyang."
Kepalang kesal dan gemas, Teodor bangkit dari duduknya dan melangkah ingin menghampiri Milla.
Melihat ada pergerakan dari Teodor yang mengeluarkan aura gelap. Milla jadi panik, takut jika Teodor akan melakukan sesuatu yang buruk padanya. Hanya ada satu cara untuk menghindari serangan Ayahnya, yaitu mengadu pada Mamanya. Lalu Ia berteriak, "Mama! Lihat Ayah mau memukul Milla, Mama tolong!"
Mendengar teriakan Milla yang tiba-tiba tentu membuat Teodor kebingungan, Ia kan tidak melakukan apa-apa pada Milla, menyentuh saja tidak. Lalu di ujung ekor matanya, Ia dapat melihat Kia yang berlari dengat raut panik.
Setibanya di hadapan Milla, Kia langsung mengecek keadaan putrinya. "Ada apa? Ada yang sakit!?" tanyanya sambil menatap Teodor dan Milla bergantian.
"Bohong, Aku tidak memukulnya." bela Teodor, melirik Milla malas. Entah mengapa Ia merasa jika gadis kecil ini suka sekali mencari masalah dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Female Lead Stepmother!
FantasyCover season 2 ^ Kia Amajaya, gadis pekerja keras yang selalu siap menerobos segala rintangan hidup. Membuatnya menjadi wanita independent yang hebat, tapi seakan dunia mempermainkan-nya karena semenjak saat itu semua hal buruk mulai berdatangan. Di...