"Selamat pagi Nona, bagaimana tidur anda? " Tanya Nanny Hera pada Milla.
"Nyenyak. " Jawab Milla singkat.
"Apa Anda masih marah dengan perkataan Saya yang menyinggung Baroness? "
Milla menatap Hera tidak suka. "Sudah ku katakan untuk berhenti memanggil Mama dengan sebutan Baroness! "
Hera tertawa kecil. "Ups.. Maaf Nona. Kalau begitu Saya akan menanyakan hal lain. Bagaimana perkembangan rencana Nona untuk mendekati Madam? " Tanya Hera penasaran.
Milla tersenyum lebar. "Tentu semua berjalan lancar. Sekarang Mama tidak akan pergi meninggalkan Milla sendirian. "
Hera melangkah mendekati Milla. "Astaga, Nona terlalu percaya diri. Madam bisa pergi kapan pun dia mau. Lagi pula bagaimana reaksi Madam jika melihat wajah asli anda? Mungkin Madam akan membenci anda Nona. "
Milla menatap Hera sekilas dan lanjut menyisir rambutnya. "Itu bukan urusan mu. Milla juga tidak akan seperti ini jika Ayah mau peduli dengan ku. Tapi Milla sudah tidak butuh Ayah lagi, sekarang sudah ada Mama. "
Hera mengambil alih sisir di tangan Milla. "Baiklah, Saya tidak akan ikut campur. Tapi bagaimana pun juga melihat anak kecil yang berumur 4 tahun bisa merancang rencana selicik ini adalah hal luar biasa bagi Saya. "
Milla mendengus pelan. "Berisik, sekarang bantu aku untuk bersiap. Seharian ini Milla akan bersama Mama. Buat Milla seimut mungkin! "
Hera tertawa kecil ketika melihat pantulan wajah imut Milla di cermin. "Baiklah, Saya akan membuat Nona menjadi sangat Imut. "
Sedangkan di lain sisi, Kia berpikir akan menuruti permintaan Milla untuk bermain bersamanya selama seharian penuh. Sesuai ucapannya kemarin, Ia benar-benar menyerah untuk tidak peduli dengan kehadiran Milla, hati mungilnya sangat lemah terhadap anak kecil mungkin ini memang kelemahan.
Jadi pagi ini Ia akan melakukan sarapan bersama Milla di ruang makan dan Ia harap Teodore tidak hadir dalam kegiatan sarapan pagi ini. Kali ini Ia akan menjemput Milla sebelum perdi ke-ruang makan. Di setiap lorong, Kia akan menemukan banyak pelayan yang sedang bekerja dan sesekali mereka menyapa Kia. Emm sepertinya Ia harus terbiasa dengan sebutan baru yang tertempel untuknya, Madam.
Kia sudah sampai di hadapan pintu kamar Milla, tidak lupa Ia mengetuk pintunya. Terdengar suara dari dalam mempersilahkan Kia untuk masuk. Kia membuka pintu dengan pelan, Ia bisa melihat Milla yang sedang duduk di hadapan cermin dengan rambutnya yang sedang di beri pita-pita kecil. Mengetahui jika yang membuka pintu adalah Kia, Milla melompat turun dari kursi dan berlari memeluk kaki Kia.
Kepala Milla mendongak menatap Kia dengan binar bahagia. "Mama! Milla rindu. "
Tangan Kia mengelus kepala Milla pelan. "Mama juga merindukan Ludmilla. " Ucap Kia sambil mengangkat Milla untuk Ia gendong.
"Apa Milla sudah selesai bersiap? Jika belum, Mama bisa menunggu. "
Milla menggeleng lucu. "Sudah selesai dan sekarang Milla sangat lapar. "
"Baiklah, kalau begitu kita ke-ruang makan. " Ucap Kia lalu pergi meninggalkan kamar Milla.
Nona Milla benar-benar menyukai Madam. Batin Hera ketika melihat senyuman bahagia di bibir Nona mudanya.
Pagi ini Milla terlihat sangat aktif karena di perjalan menuju ruang makan Milla tidak berhenti berbicara dengan antusias tentang mimpinya semalam, sedangkan Kia ikut menanggapi cerita Milla dengan semangat. Tidak terasa akhirnya mereka sampai di ruang makan, Kia membuka pintu dan syukurlah Ia tidak melihat kehadiran Teodore di sana. Butler Dhen datang menyambut Kia dan Milla lalu mengarahkan mereka ke-tempat duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Female Lead Stepmother!
FantastikCover season 2 ^ Kia Amajaya, gadis pekerja keras yang selalu siap menerobos segala rintangan hidup. Membuatnya menjadi wanita independent yang hebat, tapi seakan dunia mempermainkan-nya karena semenjak saat itu semua hal buruk mulai berdatangan. Di...