Tepat malam hari sesuai rencana awal, rombongan Ksatria Archduke dan Kia berhenti sekaligus beristirahat di Desa Abella, sayangnya tempat penginapan tidak bisa menampung semua Ksatria jadi sebagian dari mereka membuat tenda di lapangan terdekat. Karena itu juga, Teodor dan Kia di beri 1 kamar. Tentu saja Kia lebih memilih untuk tidur di luar dari pada 1 kamar dengan Teodor, lagi pula Teodor mengusirnya secara halus, mungkin.
Kedatangan mereka di sambut oleh para penduduk dan Kepala Desa. Sebagai pemimpin, Teodor langsung mengatakan tujuannya dan meminta informasi tentang para Monster yang menyerang Desa kepada Kepala Desa. Dengan baik hati Kepala Desa mengundang Teodor dan Kia untuk makan malam di rumahnya sekaligus membicarakan lebih detail tentang Monster. Tentu saja Kia menerima undangan tersebut karena perutnya sudah berbunyi, lapar.
Kia dan Teodor di sambut dengan hangat oleh keluarga Kepala Desa dan langsung di arahkan menuju ruang makan. Canda gurau terdengar di ruang makan, Kia menikmati kehangatan itu dengan nyaman, hanya Kia sedangkan Teodor menyimak dalam diam. Mungkin Teodor merasa tidak nyaman, pikir Kia. Tidak ingin membuang waktu, Teodor langsung menanyakan tentang Monster.
"Bisa anda ceritakan tanda kedatangan mereka? "
Kepala Desa berpikir. "Mereka datang tepat malam hari, di saat semua penduduk telah tertidur. Tentu saat itu Saya masih tertidur dan terbangun ketika mendengar kebisingan dari luar. Saya keluar dari rumah, mencari dari mana kebisingan itu berasal. Saya sangat terkejut ketika melihat sosok besar berbulu dengan mata merah yang menyeramkan. "
Kayak Genderuwo. Batin Kia menebak.
Sang Kepala Desa melanjutkan ceritanya. "Sosok itu tidak hanya 1, tapi ada 5. Saya belum tahu tujuan mereka kemari selain menghancurkan bangunan karena mereka tidak memakan para manusia, hanya membunuh. Di sana Saya hanya bisa diam mematung, menyaksikan satu-persatu penduduk mati. Sampai saat ini saya merasa menyesal. " Kepala Desa menunduk.
"Bisa kau jelaskan secara detail ciri fisik mereka? " Tanya Teodor, tidak peduli dengan kisah lainnya.
Sang Kepala Desa semakin menunduk, ketakutan tampak jelas di matanya ketika mengingat sosok Monster tersebut. "Mereka memiliki postur tubuh tinggi, besar berbulu dengan mata merah menyala seperti darah dan 2 taring besar beserta gigi yang runcing. Mereka sangat menyeramkan. "
Setelah mendapatkan Informasi yang Ia inginkan, Teodor berdiri dari duduknya dan keluar. Kia menunduk, meminta maaf pada Kepala Desa atas sikap Teodor yang tidak sopan. Syukurlah sang Kepala Desa tidak mempersalahkan sikap Teodor, Kia langsung berpamitan untuk menyusul Teodor.
Sesuai perkiraan Kia, Teodor melakukan patroli di sekitar wilayah rumah penduduk untuk mencari pentunjuk lain. Sejujurnya Kia tidak ingin mengikuti Teodor, tapi Ia harus melakukan permintaan Milla untuk menjaga Archduke. Padahal Ia yang lebih membutuhkan perlindungan karena tidak memiliki keahlian untuk melawan Monster. Kia mengikuti Teodor dengan jarak 3 meter di belakang.
Hening, tidak ada pembicaraan. Teodor menghiraukan kehadiran Kia yang ada di belakangnya, sedangkan Kia memperhatikan sekitarnya dengan seksama. Banyak rumah penduduk yang hancur, beberapa terlihat sedang di perbaiki tidak hanya itu saja, Kia dapat melihat bekas bercak darah di dinding yang telah menguning. Kia tidak berhenti bersikap waspada, takut jika Monsternya muncul.
Selesai berpatroli, Teodor kembali ke penginapan sedangkan Kia bergabung dengan pasukannya duduk di depan api unggun. Kia merasakan jika para bawahannya tidak berhenti melirik satu sama lain. "Ada yang ingin kalian katakan? " Tanya Kia tanpa mengalihkan pandangannya dari api yang semakin mengecil.
Para Ksatria mendorong Gavril untuk maju dan menanyakan pada sang Kapten. "Ehm.. Kenapa Anda di sini Kapten? "
"Tidak boleh? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Female Lead Stepmother!
FantasiCover season 2 ^ Kia Amajaya, gadis pekerja keras yang selalu siap menerobos segala rintangan hidup. Membuatnya menjadi wanita independent yang hebat, tapi seakan dunia mempermainkan-nya karena semenjak saat itu semua hal buruk mulai berdatangan. Di...