Duapuluh Satu

10.5K 706 3
                                    

Spoiler2 dan Visual akan di muat secara Vidio
Di Instagram penulisnya
@widyaarrahma20_

Yg ada _ nya





























Selesai mencatat semuanya, Farah memberikkan sejumlah uang pada mba Ndalem, karna bukan dia yang akan berbelanja siang ini melainkan mba Ndalemnya beserta belanja sayurannya juga

Ini usulan dari ning Fatimah juga agar mba Ndalem terbiasa berbelanja banyak

Mba Ndalem pergi menggunakan angkot, Farah mengizinkan keempatnya pergi karna jika dibagi takut ada yang iri

Sembari menunggu mba Ndalemnya berbelanja, Farah beralih ke dapur. Cuaca Jakarta yang panas membuatnya berfikir ingin membuat Es buah

Farah mengeluarkan buah buahan dari kulkas lalu menaruhnya di meja makan

Dia mulai memotonginya menjadi beberapa bagian lalu menaruhnya di mangkuk besar karna ingin membuatkan juga untuk mba Ndalemnya nanti juga Adila

Kata suaminya gadis cilik itu sangat menyukai Es buah

Selesai memotongi semua buah, dia memasak air gulanya sendiri karna takut sakit tenggorokkan jika membeli

Selesai membuat Gula itu, dia biarkan gulanya menjadi dingin

Sembari menunggu Farah beralih ke mesin cuci yang sudah tak terdengar lagi suaranya dan ternyata sudah selesai prosesnya, dia mengambil keranjang untuk memindahkan baju baju yang sudah bersih itu lalu menjemurnya

Walaupun ini sudah tugas mba Ndalem, Farah tak pernah berpangku tangan hanya mau seperti nyonya dirumah ini, saat belum menikah pun dia sering mencuci baju orang tuanya ketika mba Ndalemnya pada pulang maupun kecapean

Dan dia gak merasa keberatan dengan itu

Selesai menjemur pakaiannya dengan suaminya di jemuran khusus untuknya artinya gak dicampur dengan jemuran mba Ndalem karna jemuran mba ndalem ada sendiri di belakang rumah Mba Ndalem juga

Posisi persis rumah mba Ndalem ada disamping rumah Farah dan Ilyas yang jika mau dihubungkan bisa lewat jemuran ini, jika dari rumah mba ndalem masuk ke jemuran ini maka langsung sampai ke dapurnya

Farah kembali ke gula yang dia dinginkan dibawah kipas angin kecil yang ternyata sudah tak panas lagi, dia mulai mencapurnya dengan buah buahan, lalu susu kental manis diakhiri dengan es batu

Selesai itu, Farah membaginya, untuk mba Ndalem dia taruh di gelas plastik sekali pakai lalu menyimpannya di kulkas belakang, sementara untuk Adila dan suaminya juga dirinya disimpan di mangkuk plastik yang ada tutupnya

Tepat sekali es buah itu jadi, Ilyas baru pulang dari undangan pengajian di luar pondok

Farah langsung menyambutnya, Ilyas yang disambut pun tersenyum manis lalu duduk di ruang TV yang sudah dinyalakan AC nya oleh sang istri

"Duh lupa lagi mau beli" keluhnya yang baru mendaratkan pantatnya ke shofa

"Beli apa mas ?" Tanya Farah

"Eh buah, pas berangkat liat ada yang jual didepan pondok, kayaknya enak, ada yang baru buka"

"Mas lagi pengin ?"

"Iya, panas bgt diluar jadi pengin yg seger seger"

"Oke bentar yah" ucap Farah

Dia lalu ke dapur membuka kulkas depan lalu mengambil 2 mangkuk es buah yang sudah di siapkan sebelumnya

Sisa es buah yg ada dimangkuk besar pun dia tsruh dikulkas krna takut ada semut kalau ditaruh di meja makan

"Kamu beli ?" Tanya Ilyas setelah menerima mangkuk itu dari istrinya

"Bikin tadi, aku juga ngerasa gerah mas jadi bikin aja sendiri, gulanya juga bikin sendiri"

"Wah alhamdulillah pas banget" jawab Ilyas

Sebelum makan Ilyas terlebih dulu melepas baju koko dan pecinya hingga tersisa sarung dan Kaos yang terlihat

"Bismillah" ucapnya saat menyuapkan 1 sendok hidangan buatan istri

"Seger banget Farah"

"Kemanisen ndak mas ?"

"Kalo hadapnya sini sih iya, manis bangeeetttt" ucapnya sembari menatap kearah istrinya

Farah membulatkan matanya lalu menabok lengan suaminya, salting tertahan ceunah

"Seriusan ih"

"Seriusan Farah, kalau hadapnya ke TV manisnya pas, tapi kalau hadap kesini manisnya kebangetan"

Farah tak bisa lagi menahan kesalah tingkahannya, dia memeluk perut suaminya sembari berkata "jangan gitu siiiihh akunya maluu"

Mendengar itu Ilyas tertawa renyah, tak sia sia dia belajar menyenangkan istrinya di youtube semalam

"Mas nanti anterin kerumah Ibu yah, mau bawain buat Adila" ucap Farah setelah menormalkan kesadarannya

"Boleh, masih ada ndak sisanya ?"

"Ada dikulkas, mas mau nambah ?"

"Boleh kalo ini abis, maksudnya sekalian buat Maiza"

"Hah ? Ada Maiza ?"

"Ada, baru tadi pagi kesini, ngidam masakan ibu katanya"

"Maiza Hamil mas ?"

"Iya, baru 6 minggu katanya"

"Alhamdulillah kalau begitu" ucap Farah lalu mengambil mangkoknya lalu menyantap lagi es buahnya

Ada sedikit rasa yang menyentil hatinya, walaupun pernikahannya dengan Maiza lebih lama Maiza, tapi rasanya dia gagal melahirkan cucu pertama untuk Pesantren ini, karna cucu pertama nanti adalah anak dari Maiza, bukan darinya padahal suaminya adalah anak pertama

Dia berusaha sembunyikan perasaan gak enaknya itu dari suaminya, ya walaupun nantinya anaknya tetap jadi cucu Pertama di Darul Jannah tapi dia sekarang menetapnya di Al Furqon

Farah menghembuskan nafas beratnya tanpa disangka suaminya begitu peka dengan hal ini

Ilyas mengusap kepala Farah dengan lembut hingga Farah menatapnya

"Gak usah difikirin, usia pernikahan kita sama Maiza beda 4 bulan, dan kita baru menikah sebulan jadi gak usah fikirin soal kehamilan yah" ucap Ilyas

"Iya mas, cuma sedih aja nanti anak kita ndak jadi cucu pertamanya abah Manaf"

"Jadi cucu keberapapun dia akan tetap bernasabkan ke abah Manaf, berbeda dengan anak Maiza yang Nasabnya nyambungnya ke abah dari gus Aqil, gak perlu dipusingin soal itu, ibu juga gak terlalu terburu buru soal cucu"

"Iya mas"

"Mas juga ndak minta anak sekarang kok, kita usahain semampunya, kita serahin ke Allah semuanya. Toh kita juga baru kenal beberapa bulan, cukup lah waktu kita sembari menunggu anak untuk kita lebih mengenal Farah"

"Iya mas, maaf yah aku terlalu baperan"

"Gak masalah, namanya perempuan pasti ada rasa iri kalau ada yang mendahuluinya, udah wajar mba Farah"

"Kok mba Farah sih"

"Kan kamu lebih tua" ledek Ilyas sembari terkekeh

"Tuh kan udah tau pasti nanti ujung ujungnya kaya gini, dibandingin umurnya"

"Hahahahaha becanda Farah, kan masih ditahun yang sama"

"Dasar berondong"

"Hahahaha iya ya kamu nikah sama berondong"

"Untung bukan berondong jagung"

"Hahahahahahahaha"

































**************************************

Ahaaaaayyy bisa aja nih mas berondong siang siang ngegombal 😂😂😂

FAIL ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang