"Katanya nggak ada kenalan cowok sama sekali tapi dari ujung sampai ujung sini banyak banget yang manggil-manggil tuh." Jungwon menyindir gadis di sebelah yang dulu mengaku tidak mempunyai kenalan cowok di kampus, "mana pada ganteng-ganteng, pilih satu sama merem juga nggak bakal rugi."
Hanni yang saat ini sedang memakan kue pemberian dari Gaeul menoleh, "aku nggak kenal mereka," jawabnya. Kemudian ia melanjutkan, "aku beneran nggak punya temen cowok kecuali anak kelasku, bahkan kamu lihat tuh di kontak ponsel aku nggak ada sama sekali nomer anak kampus yang aku save."
"Kamu juga nggak simpen nomer aku?" Tanya Jungwon.
"Aku simpen." Hanni menjawab sembari mengambil ponsel yang ia taruh di meja marbel depannya, "aku cuma nyimpen nomer Bapak, Abangku, Haruto, suaminya Bu Lisa, sama nomer kamu aja. Yang lain nomer temen-temen cewekku," ungkap Hanni sambil memperlihatkan ponselnya ke arah Jungwon.
Jungwon melihat sekilas kemudian tersenyum.
"Btw masa rent kita cuma tinggal seminggu, nggak kerasa ya."
Waduh, Jungwon hampir aja lupa soal masa rent mereka. Cuma tinggal seminggu lagi, "aku bahkan lupa loh kalau nggak kamu ingetin barusan," ujarnya.
Hanni terkekeh, gadis ini kembali fokus memakan kuenya.
"Biasanya orang kalau mau putus tuh ngapain ya?" Tanya Hanni.
"Kenapa kok tanya gitu?"
"Kita kan mau udahan tuh kalau dihubungan yang nyata kan putus jadi biasanya orang kalau mau putus tuh ngapain?"
Jungwon tertawa mendengar pertanyaan polos keluar begitu saja dari mulut Hanni, "pertanyaan kamu barusan lucu banget."
"Lucu gimana?"
"Ya lucu aja, biasanya orang tuh tanya kalau mau nyatain perasaan kek tapi ini kamu malah tanya kalau mau putus, lucu tau."
Hanni jadi ikutan tertawa sambil terus memakan kue yang sudah tinggal setengah itu. Harap maklum ya Hanni kan belum pernah pacaran jadi dia nggak tau gimana orang-orang waktu mereka mau pisah.
"Tapi jujur deh biasa mereka ngapain? Aku beneran nggak tau soalnya," ujar Hanni yang hopeless banget harus gimana di hari terakhir masa rent mereka nanti.
"Beda-beda sih, patner terakhir aku dulu bilang terimakasih karna udah bantuin dia merasakan experience pacaran kayak gimana. Ada juga yang nggak mau berhenti katanya udah terlanjur nyaman dan ngajak aku buat pacaran beneran, macem-macem lah."
Hanni mengangguk-angguk, "jadi nggak ada ritual khusus gitu ya?"
"Pft— ritual katamu?" Jungwon tertawa kembali, "nggak ada lah Han buat apa pake acara ritual segala, ada-ada aja kamu."
"Ya siapa tau." Hanni mengembungkan kedua pipinya sembari menatap lurus ke depan, tiba-tiba sebuah jari menyentuh pipi kanannya membuat Hanni menoleh, jari telunjuk Jungwon menekan-nekan pipi Hanni pelan. Cowok itu juga tersenyum manis menampilkan lesung pipinya, "kayak mochi," ujar Jungwon.
"Pipi kamu beneran kayak mochi ya bisa mantul-mantul gini." Jungwon masih menekan-nekan pipi Hanni dan dengan jahilnya mencubitnya membuat Hanni merintih, "aw— kok kamu cubit sih, sakit tau," protes Hanni mengelus pipinya.
Jungwon terkekeh. Tanganya perlahan mengelus bekas cubitannya tadi, "maaf ya," ujarnya dan dibalas anggukan oleh Hanni.
Keduanya kemudian sama-sama terdiam. Hanni yang masih menatap lurus ke arah pameran sementara Jungwon yang menatap Hanni. Selama kuliah ini dia kemana aja ya baru tau ada cewek semanis, selucu, dan secantik Hanni, kurang jauh emang Jungwon mainnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/334829457-288-k953578.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend Rent [END]
FanfictionHanni selama ini selalu penasaran bagaimana rasanya pacaran sampai salah seorang teman merekomendasikan Hanni untuk mencoba jadi pelanggan bf rent yang lagi rame di aplikasi burung biru. "pacaran kok bayar sih??"