Memakan waktu sekitar 40 menit mengendarai sepeda motor dari Malang, kini Hanni dengan Jungwon sudah sampai di sebuah kafe dengan pemandangan yang cukup memanjakan mata.
"Ternyata selama ini ada kafe sebagus ini ya di Malang," ujar Hanni masih terus memandangi air terjun yang nampak terlihat gagah sambil sesekali memotret.
"Sebenarnya ini udah mau masuk Pasuruan, bisa dibilang perbatasan lah ini," jawab Jungwon.
"Pasuruan? Deket juga ya ternyata Malang Pasuruan, nggak sampai sejam."
"Karna kita berangkatnya masih lumayan pagi jadi nggak begitu macet." Jungwon tersenyum, "itu minum dulu susu-nya keburu dingin."
Hanni mengangguk tetapi matanya masih terus menatap ke arah air terjun tersebut. Belum lagi warna hijau pepohonan yang membuat matanya semakin termanjakan, "ini kita cuma disini aja kan? Aku udah mulai dapat inspirasi sih buat tugasku," ujar Hanni.
"Rencananya aku mau ajak kamu ke Kebun Raya Purwodadi tapi kalau kamu emang mau lebih lama di sini, boleh-boleh aja," jawab Jungwon.
Hanni tersenyum, "makasih ya. Kalau gitu aku bikin skesta dulu."
"Eits." Jungwon menahan lengan Hanni, "minum dulu susunya sekalian roti itu habisin. Katamu belum sarapan kan tadi."
Hanni terkekeh kemudian mengangguk dan mulai meminum susu serta memakan roti bakar coklat kacangnya. Jungwon sendiri juga memakan pisang keju sambil menatap Hanni, pemuda itu tersenyum.
Cukup lama mereka duduk dan mengobrol di kafe tersebut, bahkan Hanni juga sampai menyelesaikan satu gambarnya dan menghabiskan tiga gelas susu segar dan dua piring roti bakar. Perutnya benar-benar sudah kenyang sekarang tapi kalau mau diajak makan lagi, dia nggak bakal menolak kok.
Tapi Jungwon malah ngajakin Hanni buat olahraga. Iya, olahraga karna setelah dari Kedai Daung mereka langsung menuju ke kebun raya dan mengendarai sepeda.
"Harusnya nyewa sepeda listrik aja sih bisa boncengan," keluh Hanni sambil naik ke sepeda berwarna merah muda tersebut.
Jungwon mencubit pelan pipi gadis itu, "gemes banget sih. Mau ditukar emang?"
"Boleh?"
"Nggak sih, udah semangat dong kapan lagi kan kita pacaran sepedaan bareng begini."
"Aku lebih suka pacaran boncengan, bisa pelukan kalau begini nggak bisa."
"Emang kamu pernah meluk aku waktu aku bonceng?"
Hanni menggeleng.
"Nah itu, harusnya kamu peluk aku biar aku sewa sepeda listrik tadi. Udah yuk jalan." Jungwon lebih dahulu mengayuh pedal sepedanya, disusul oleh Hanni yang meskipun mengeluh tapi lama-kelamaan menikmati juga.
Terik mataharinya terhalang oleh pepohonan, udaranya juga nggak kalah seger kayak udara pagi harinya Malang. Bener-bener sesuatu yang baru tentunya buat Hanni yang selama kuliah ini cuma tau ke MATOS aja.
Keduanya mengayuh sepeda bersebelahan sambil sesekali tertawa bersama. Tangan kiri Hanni terangkat ke udara seraya sepeda yang ia kayuh melaju cukup kencang.
"Hati-hati," teriak Jungwon yang masih berada di belakang Hanni.
Hanni menoleh dan tersenyum, "ayo buruan kamu lambat banget."
"Bukan aku yang lambat kamu aja yang kekencengan ngayuhnya," balas Jungwon.
Hanni memelankan kayuhnya dan berhenti di pinggir jalan untuk menunggu Jungwon. Pemuda itu tak lama berhenti di sampingnya, "tadi yang kelihatan ogah-ogahan buat sepedaan siapa ya? Kok sekarang kelihatan excited banget," ujar Jungwon dengan nada menyindir Hanni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend Rent [END]
FanfictionHanni selama ini selalu penasaran bagaimana rasanya pacaran sampai salah seorang teman merekomendasikan Hanni untuk mencoba jadi pelanggan bf rent yang lagi rame di aplikasi burung biru. "pacaran kok bayar sih??"