"Kamu paling suka rasa apa?" Tanya Hanni.
Jungwon mengamati beberapa rasa gelato di depannya, "durian," jawab Jungwon bersemangat ketika matanya melihat ada rasa kesukaannya.
"Kalau gitu satu rasa durian satunya rasa mint choco, makasih ya Mas."
Setelah memesan pesanan gelato mereka, Hanni menuju ke kasir untuk membayar sementara Jungwon membawa dua gelato tersebut sambil mencari tempat duduk.
Ia mendapatkan kursi yang langsung menghadap jalanan dengan jendela besar tembus pandang. Hanni juga sudah menghampirinya, duduk dan tersenyum menatap gelato mint choco kesukaannya itu.
"Dulu awal-awal ke Malang, aku sering ke sini sama Hiyyih. Dia yang ngasih tau aku kalau gelato di sini tuh enak dan beneran enak dong kamu cobain deh," ujar Hanni kemudian mengambil sesendok gelato dan memakannya.
Matanya tertutup menikmati gelato super enak ini, "the best gelato se-Malang ini mah," puji Hanni.
Jungwon juga mulai memakan gelato duriannya dan setuju dengan ucapan Hanni kalau tempat ini punya gelato yang enak.
"Aku boleh nyobain punyamu?" Tanya Hanni.
Jungwon langsung menggeser wadah gelato miliknya ke hadapan Hanni. Gadis itu mengambil sesendok gelato rasa durian kemudian memakannya dan merasa sedikit mual karna memang Hanni tidak suka sama yang namanya durian.
"Ternyata makan rasa apa yang kita nggak suka itu nggak enak ya," ujar Hanni. "Kayaknya kamu nggak perlu nyobain rasa mint choco deh, katanya kamu kan nggak suka."
"Gapapa, nyoba sesendok aja."
"Beneran kamu gapapa?"
"Iya." Jungwon pun sama mengambil sesendok mint choco milik Hanni dan seperti perkataannya tadi, mint choco itu mempunyai rasa mirip pasta gigi yang dimakan bersamaan dengan coklat.
Sungguh bukan seleranya.
"Nggak enak kan? Ini coba kamu minum dulu." Hanni memberikan botol minumannya kepada Jungwon.
"Rasanya beneran kayak pasta gigi, maaf ya."
"Ngapain minta maaf sih selera orang kan beda-beda."
"Iya."
Mereka berdua tidak mengucapkan sepatah kata sebab menikmati gelato masing-masing sambil menatap jalanan kota Malang yang sore ini terlihat padat.
Tiba-tiba Hanni merasakan pundaknya ditepuk oleh seseorang. Gadis itu menoleh dan terkejut ketika melihat cowok tinggi besar, dengan lesung pipi itu berdiri di belakangnya.
"Mas Soobin," ujar Hanni antusias dan langsung memutar tubuh menghadap Soobin.
"Masih segitu aja poninya Han, hahaha."
"Haha, iya nih. Gimana dong padahal kan udah sering keramas tapi nggak tumbuh-tumbuh juga."
Mereka berdua sama-sama tertawa.
"Kabarmu gimana Han? Aku denger kosan habis ada tragedi ya," tanya Soobin.
"Aku baik kok Mas," jawab Hanni. "Iya habis kemalingan tapi gak ada barang yang diambil sih terus Liz juga minggu depan udah bisa balik ke kosan. Mas Soobin sendiri kabarnya gimana?"
Soobin mengangguk, "baik banget akumah," jawabnya kemudian tersenyum. "Kalau gitu aku pergi dulu ya udah ditungguin anak-anak. Kalau ada waktu aku nanti mampir ke kosan, titip salam buat Haruto sama Bu Lisa ya."
"Iya, hati-hati Mas." Hanni melambaikan tangan membalas lambaian Soobin. Gadis itu masih terus melihat ke arah perginya Soobin dengan senyuman di wajah.
![](https://img.wattpad.com/cover/334829457-288-k953578.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend Rent [END]
FanfictionHanni selama ini selalu penasaran bagaimana rasanya pacaran sampai salah seorang teman merekomendasikan Hanni untuk mencoba jadi pelanggan bf rent yang lagi rame di aplikasi burung biru. "pacaran kok bayar sih??"