Agenda hari ini adalah pergi berbelanja ke mall dan jalan-jalan. Hanni dari subuh tadi udah bingung sendiri milih baju mana yang sekiranya bagus, "harusnya aku bawa baju yang lebih banyak," gumamnya menatap deretan kaos dan celana jeans panjang.
Hanni mendesah, duduk di pojokan kasur sambil menunduk.
"Baju feminim aku yang ku bawah cuma ini doang, tapi malu banget kalau jalan-jalan ke mall pake beginian," ucap Hanni menatap baju terusan bermotif bunga-bunga merah. Memang tidak ada yang aneh dari baju tersebut hanya saja, baju itu tembus pandang.
Baju yang Jungwon belikan ketika mereka ke pantai tempo hari.
"Kalau dicobain pake daleman kaos gimana ya?" Hanni berdiri mencoba mengenakan kaos sebagai dalaman, tapi nyatanya terlihat makin aneh.
Menyerah, gadis itu menjatuhkan tubuh ke kasur. Matanya terpejam sembari berpikir pakaian apa yang akan ia kenakan, tidak mungkin kan Hanni akan memakai kaos lagi dan lagi untuk jalan-jalan yang ada Jungwon bosen nanti terus berpaling darinya.
"Boleh masuk?"
Pertanyaan seseorang dari luar pintu membuat Hanni terbangun dari rebahannya. Ia melangkahkan kaki membuka pintu, "kamu ngapain pake izin? Biasanya juga langsung masuk kan," jawab Hanni.
Jungwon tersenyum, "gapapa. Aku takut aja kalau langsung masuk waktu kamu ganti baju," jawab pemuda itu. Ia melihat kamarnya– yang sementara ini menjadi kamar Hanni sedikit berantakan dengan beberapa pakaian tergeletak di lantai, "kamu habis bongkar-bongkar tas atau gimana? kok berantakan semua?"
"Aku lagi pilih baju buat kencan kita nanti."
"Terus? masih belum ketemu baju yang cocok?"
Hanni mengangguk. "Harusnya aku bawah yang lebih banyak ya baju-nya. Yang ada di tasku ini semua cuma kaos doang sama celana," jawabnya.
"Ya udah pakai itu aja."
"Pengen pake yang lebih feminim gitu masa dari kemarin kita kencannya aku cuma pake pakaian itu-itu aja."
"Mau yang lebih feminim?"
Hanni mengangguk.
Jungwon yang saat ini duduk di tepi kasur tersenyum, "kamu sini dulu," titahnya kepada Hanni yang menurut dan berjalan mendekat kepadanya. Ditarik lengan Hanni dan mendudukan gadis itu di atas pahanya, "mau pinjem baju Kak Eunha gak?"
"Malu tau, masa pinjem ke Kakakmu."
"Kan dia juga Kakakmu, Kakak ipar maksudnya," goda Jungwon.
Hanni menepuk pelan pundak kekasihnya. Gadis ini menyanderkan kepala ke dada Jungwon, "ada baju sih rok terusan gitu," ujar Hanni.
"Ya pake aja itu," balas Jungwon sembari mengelus rambut panjang Hanni.
Hanni mendongkak, "tembus pandang Jungwon! Sama aja dong kayak aku nggak pake baju, yang ada dikira aku orgil nanti."
"Oh terusan yang kita beli di pantai itu?"
"Iya." Hanni menepuk dada Jungwon pelan, "kamu segala sih ngapain beliin yang tembus pandang kainnya hah?! Gak bisa kepake tuh."
"Ya namanya cowok Han pengen lihat ceweknya pake pakaian seksi juga."
"Terlalu seksi! Emang kamu mau cowok-cowok mata jelalatan juga ngelihatin aku? Jadi tontonan gratis gitu."
"Aku tinggal pukulin mereka lah, atau aku colok mata mereka biar nggak bisa lihat kamu."
Jungwon semakin menarik Hanni ke pelukannya. Mereka berdua saling tertawa sambil menatap satu sama lain, Jungwon perlahan mendekatkan wajah sembari menutup matanya tetapi telapak tangan Hanni membuat mata pemuda itu terbuka, "kamu mau ngapain?" Tanya Hanni.

KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend Rent [END]
Fiksi PenggemarHanni selama ini selalu penasaran bagaimana rasanya pacaran sampai salah seorang teman merekomendasikan Hanni untuk mencoba jadi pelanggan bf rent yang lagi rame di aplikasi burung biru. "pacaran kok bayar sih??"