Love Command ( bab 1 )

2.3K 37 2
                                    

Prolog ..

21.45 WIB, Desa Apit, Jawa Barat

Malam ini dingin. Hujan, air mata alam itu, baru saja menunaikan tugasnya membasahi bumi. Sudah berlalu. Tapi tidak air mata seorang gadis yang kini sedang duduk terdiam di sebuah bangku lipat di sebuah kontrakan kecil di desa itu.

Para tetangga baru saja, satu persatu, kembali kerumahnya masing-masing, setelah mengucapkan rasa belasungkawa mereka. Menyisakan gadis itu, bersama peti mati Bundanya dan sederetan kursi lipat berwarna merah yang kini kosong.

"neng .." kata Pak RT menyapa Shilla –gadis itu-

Shilla mengangkat wajahnya. Matanya sembap, sebesar bola pingpong.

Pak RT menghela nafas, prihatin dengan kejadian yang menimpa gadis manis yang duduk dihadapannya "bapak pulang dulu ya, besok kursi-kursinya baru diberesin sama bapak-bapak yang lain"

Shilla pun mengangguk pelan, lalu menggumam pelan "terima kasih, Pak .."

Pak RT menepuk pelan bahu gadis itu.

Sepeninggal Pak RT, seorang ibu bertubuh agak tambun dan berwajah juga sembap menghampiri Shilla dan duduk disebelahnya.

"Shilla mau ibu temenin disini?" tanya bu Ira pelan.

Shilla menggeleng

"kenapa?" tanya bu Ira

Shilla tersenyum lemah "gak apa-apa bu, dirumah gak ada yang jagain Ozy kan?"

Shilla menyebut nama anak bu Ira yang baru berumur 6 tahun

Bu Ira mengusap air mata yang hampi jatuh dari pelupuknya. Kenapa cobaan seberat ini yang harus dihadapi oleh gadis berusia 16 tahun.

"Bu.." Shilla memanggil tetangga terdekatnya itu, tetangga yang kerap membantu almarhumah bundanya membuat adonan kue bolu yang dijual bundany ke pasar dari warung-warung kecil dekat situ.

"kenapa?" Bu Ira mengelus kepala Shilla yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.

Shilla menghela nafas pelan "Shilla mau ninggalin Desa Apit.."

"kenapa?"

"wasiat terakhir bunda, Bu. Bunda hanya ninggalin sedikit uang untuk Shilla, gak cukup buat ngontrak sebulan lagi. Bunda mau Shilla nemuin temannya waktu SMA dulu"

"kemana?" tanya Bu Ira

"Jakarta.."

Bu Ira menggeleng keras "jangan kesana kalo kamu gak tau apa-apa Shilla. Shilla tinggal sama ibu aja ya? sama Ozy?"

Shilla tau hidup bu Ira tidak lebih baik dari dirinya. Bu Ira seorang penjaga warung. Penjaga bukan pemilik. Warung  jagaannya pun harus ditujunya dalam lima belas menit perjalanan. Dan juga ia single parent, seperti ibunya.

Shilla mengusap pelan air matanya "itu wasiat terakhir Bunda, Bu.. Aku gak bi.." Shilla tidak bisa lagi menahan tangis yang meluncur deras dari matanya. Bu Ira memeluk dan mengusap punggung Shilla perlahan.

Shilla mengusap air matanya

"Ibu pulang aja.." kata Shilla "nanti kalo Ozy bangun gak ada ibu, tangisannya bisa bangunin seisi kampung.." Shilla tersenyum pelan

Bu Ira memeluk Shilla sekali lagi. Dengan berat hati ia meninggalkan Shilla "pokoknya kalo ada apa-apa kerumah ibu aja ya.."

Shilla mengangguk pelan

Kini ia sendiri. Kosong dan sepi.

Shilla merogoh saku kemeja hitamnya. Sebuah amplop kecil tergeletak di tangannya sekarang. Ia mengambil sebuah kertas putih yang terdapat wasiat Bunda.

Love Command ( repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang