Love Command ( Bab 18 )

679 12 0
                                    

Mereka sedang berpura-pura jadi tentara, yang membantah mentah-mentah idiom Amerika ' Revenge is a dish best served cold'. Ah ayolah apa enaknya sesuatu kalau sudah dingin ? Maka, mereka menancapkan pepatah sanggahannya dalam kepala. Revenge is best served hot, inside an 'unpredictable smooth way' boiling cauldron.Jadi, dalam suasana masih mendidih itu. Mereka mulai mempersiapkan perlengkapan perang tak kasatmata. Sekutu-sekutu sudah dihubungi dan menyanggupi. Pelatuk sudah ditarik meskipun moncongnya tidak dikokang terlalu tinggi. Ranjau pun telah di ladang-ladang tak terduga untuk melumpuhkan siapapun yang berusaha mendekati daerah sipil mereka. Sekedar melumpuhkan ya, bukan mematikan.Karena terkadang, kemenangan sempurna bukanlah melihat musuhmu tergeletak tak bernyawa, melainkan membiarkannya mendeklarasikan kekalahan dengan berlutut di hadapanmu untuk sepotong jiwanya. Revenge is sweet also, eh ?Mereka pun berpura-pura menjadi agen rahasia yang sedang merencanakan misi pembalasan dendam sambil membentangkan peta kekuatan lawan diatas panel pelacak imajiner dan tombol peluncur nuklir khayalan. Mereka mempelajari teknik ampuh untuk memenangkan pertempuran : Buat musuhmu lengah dan berpikir segalanya baik-baik saja. Lebih baik lagi, buat dirimu seolah-olah sudah menyerah sehingga musuhmu tidak tahu kapan amunisi itu mengarah kepadanya.Seperti malam ini, Rio memandangi ponselnya yang baru saja berdering menandakan pesan masuk. Rio melengos mendapati siapa yang mengirim pesan itu. Dasar cewek muka badak, batinnya."Siapa ?" Tanya Shilla. Entah kenapa, Rio mengajaknya duduk di kursi panjang berayun di teras belakang yang sepi ini setelah membalut lukanya dengan perban. Mungkin dia mau mematangkan rencana yang sudah disusunnya itu."Keke.." jawab Rio pelan, sambil memasukkan ponsel ke sakunya lagi."Oooh .." jawab Shilla pelan.Rio tertawa "Oh nya kok begitu banget ?" tukasnya lalu melayangkan tangannya untuk merangkul Shilla, yang langsung dicegah si empunya bahu."Duh. Nanti ada yang ngeliat .." Shilla celingak-celinguk lalu menangkap sebelah tangan Rio dan menaruhnya di samping tubuh pemuda itu lagi."Ck .." ucap Rio kesal "Katanya mau nunjukin ke dunia kalo aku ga malu pacaran sama kamu .."Shilla mencibir "Dunianya kecuali rumah kamu deh. Lagian ada yang lebih penting buat dipikirin nih..""Apa ?""Soal besok .." kata Shilla lalu menatap Rio dengan pandangan please-deh-gitu-aja-ga-tau.Rio mengangkat sebelah alisnya "Alah. Besok ini Aku yang melaksanakan misi. Kamu kan Cuma duduk diam manis di rumah.""Itu kan rencana kamu. Aku juga bakal tetep masuk sekolah kok kalo kamu ga ngelarang.""No. no. no. kalo kamu diapa-apain terus aku ga bisa bantuin gimana ? Bisa berantakan deh semua." Ucap Rio"Tuh kaaaan." Shilla mengerutkan hidung "Kamu udah telepon Pak Bono lagi ?"Rio mengangguk "Udah beres semua kok. Tinggal besok Akting aja nih depan si ratu mulut cabe. Itu sih kecil.." kata Rio lalu menunjukkan ujung kukunya.Shilla tertawa kecil lalu terdiam "Jahat banget ga sih kita ? Gitu gitu dia kan cewek .." kata Shilla serius, seakan mengatakan bahwa pluto itu seudah tidak termasuk planet dalam gugusan galaksi bimasakti.Rio memandang Shilla heran "Yang kita omongin ini Keke loh. Kamu yakin dia cewek ?" Shilla sampai menonjok bahu Rio "Dia tuh udah mempermalukan kamu di depan ratusan orang. Lah dia cuma bakal dipermaluin di depan Tuhan, aku dan diirnya sendiri."Shilla bergidik "Asal aktingnya jangan keterusan aja, nanti ehm ..""Nanti kamu cemburu ?" Tanya Rio"Enggak. Ih.""Alah.""Enggak ya enggak. Bweeeek"Shilla menjulurkan lidah. Lalu terdiam karena Rio sedang menatapnya lekat-lekat. Tanpa sadar sedari tadi Rio duduk merapat ke tubuhnya, membuat Shilla ikut bergeser. Tanpa melepas pandangannya, Rio menggenggam tangan Shilla."Shil .." ucapnya pelan."Apa ?" sahut Shilla galak, karena deg-degan. Mau apa nih si Rio ? mana disini sepi banget.Rio mendekatkan wajahnya ke wajah Shilla, membuat Shilla bergeser lagi. Rio menatap Shilla hingga gadis itu tenggelam dalam sepasang matanya."Shil .." ucap Rio lagi. Shilla merasa bulu kuduknya meremang. Dia sudah merapat samapai ke tembok dan tidak bisa bergerak lagi. Hingga akhirnya Rio mengerjapkan mata."Shil, kok geser-geser mulu sih ? Mataku kelilipan nih. Tiupin dong.."Dweeeeng.*Siang hari yang terlihat biasa. Matahari masih bersinar, rerumputan masih bergoyang dan Andhika masih vokalis kangen band. Tapi menurut Keke ini adalah salah satu hari terbaiknya.Keke menatapi ujung kukunya yang sudah ter-manicure rapi sambil menatap ponsel di lacinya, menunggu balasan pesan singkat teman-temannya yang sebenarnya duduk tidak jauh darinya.Drrt.. drrt .. drrt.. drrt.. drrt.. drrtKeke melirik cepat ke arah Bu Wiwien, guru keriput berusia menjelang enam puluhan yang mengajar sejarah. Gaya mengajar serta suara Bu Wiwien yang meskipun lantang tapi mendayu-dayu membuat dia sama kuno dan membosankannya seperti materi yang diajarkan. Keke sampai bingung kenapa Bu Wiwien tidak didepak dan diganti guru lain saja sih ? dan bingung kenapa Season High menjadwalkan mata pelajaran sejarah di jam terakhir. Ya ampun mana ada yang masuk ke otaknya. Tentu saja Keke tak memikirkan masalah itu terlalu lama. Gossip model terbaru Burberry jauh lebih menarik daripada masalah begitu.4 message receivedTo : Keke;

Love Command ( repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang