Love Command ( Bab 24 )

1.8K 34 20
                                    

Apa yang salah dari orang yang terlalu dalam sayang sama orang lain ? – Raditya Dika, Misteri Surat Cinta Ketua OSIS, p. 40, Marmut Merah Jambu.*Saat itu langit masih menggigil. Tubuhnya biru kehitaman ditiupi angin pagi, yang kini beralih membiakkan diri menembus pori-pori kaca dan kisi-kisi jendela sebuah ruangan di lantai dasar salah satu rumah di bilangan elite Jakarta.Biakan itu terus menari berputar disana. Melompat lalu bergelantungan seperti pemain trapeze di antara dinding-dinding ruang yang sama, mengendusi pigura, menduduki mobil-mobilan jeruk bali tak seberapa, mengaliri rantai seuntai kalung berbandul tutup gabus biasa lalu menyapa segerombolan stok kotak berpita. Hingga akhirnya terdengar ceklikan engsel dan kepala seorang gadis manis menyembul dari pintu kayu aras yang terbuka.Peranakan angin ini membelah lagi. Sebagian berlari melewati sela pintu dan mulai membentuk kisahnya sendiri, yang say angnya takkan dilantunkan dalam dalam cerita ini.Nah, saatnya kita tengok gadis berparas cantik tadi. Ia sudah melangkah masuk ke dalam ruangan lalu menutup pintu di belakangnya. Rambut ikal alaminya bergoyang pelan seperti pegas saat ia melangkah panjang melalui karpet bulu menuju sebuah teknologi yang membuatnya berdebar. Personal Computer.Bukan. Bukan. Aliran darahnya berkejaran bukan karena PC-nya tampak begitu tampan. Tapi karena benda inilah yang belakangan menjadi alat komunikasi dua arah bagi gadis itu dan seorang penawan. Penawan sekaligus pencuri kepingan hatinya, yang sampai sekarang belum juga dikembalikan.Pencuri tak bertanggungjawab, batinnya sambil tersenyum kecil dan duduk di depan PC-nya yang sedang berbenah diri.Ia menghela nafas pelan, terkadang melirik waswas ke belakang –arah pintu- setiap kali merasa mendengar suara gemerisik yang mencemaskan. Gadis itu kembali memutar kepalanya ke depan lalu menggeleng sendiri. Memutuskan suara-suara tadi mungkin hanya khayalan. Rupanya beginilah tipikal orang yang sehabis mengendap-ngendap (karena takut ditanyai apa yang membuatnya berkeliaran sepagi ini) dan sedang melakukan sesuatu yang 'terlarang'. Selalu risau dan takut akan ketahuan.Ia mengalihkan pandangan ke arah layar yang telah siap lalu meraih mouse, menekan tomnbol kanannya dan memilih option 'refresh' beberapa kali. Ia tersenyum saat sebuah taskbar tiba-tiba menyambar dan menandak-nandak penuh semangat.Rio_Haling : Rise & shine ! Gmorn, mai C; sleep well ? dreamed me lately ?Ia tersenyum simpul lagi, menyerapi kata per kata yang terketik tadi dalam hati. Berusaha menikmati debaran hangat yang kini menjalar disana.Toughme : dreamed me ? lately ? mm .. maybe ..Ia hanya berpura-pura tentu saja, bagaimana bisa ia tak memimpikan penawan ini setiap hari ?Rio_Haling : Dn't b such a hypocrite .. i kno u do that evry night or maybe ..Rio_Haling : u just saw my pic and sighed about how good looking i am ?Toughme : oh right ! u got me twice ! *sarcastic-toneplease*Rio_Haling : ok stop ths debate .. im getting tired .. when will u come & show me urself ? im already crazy ..Ia merasa ingin berteriak. Tidak mengertikah pemuda ini betapa inginnya pula ia memunculkan diri ? Berlari dengan pasti, tanpa hanya bisa memandangi dan mengatakan bahwa dialah Mai.Ia mendesah pelan. Tapi tentu tidak bisa dengan cara sefrontal itu. Ia tidak ingin mengejutkan tiba-tiba dan mengacaukan segalanya. Maka ia menampilkan dirinya dalam potongan, selapis demi selapis. Dijelmakannya menjadi teka-teki.Toughme : hven't solved the riddle yet ?Rio_Haling : Gah! Dn's start w/ that stupid question of yours ..Toughme : DON'T call it stupid rrrrrBodoh ? Enak saja. Apakah pemuda ini tidak tahu berapa malam yang harus dihabiskannya untuk bertapa dan melahirkan teka-teki serumit itu ?Rio_Haling : sorry then .. forgiven ?Toughme : ......Rio_Haling : dn't be mad pls .. Rio_Haling : Mai .. jangan marah sama aku ya ? mai suka talam sujinya bi okky kan ? nih aku bagi tapi .. mai maafin aku ya ? *puppy-eyes*Gadis itu tersenyum pelan, menerawang dalam kenangan. Ingat dulu betapa polos dirinya mau memaafkan kata-kata ketus Rio hanya dengan sogokan kue.Toughme : ah .. aku jadi kangen talam suji bi okky :CRio_Haling : yah. Kok kangen talam .. aku ?Toughme : masih perlu ditny kah ? tapi ..Rio_Haling : C:Toughme : bukannya kamu udah punya yg bisa ngangenin kamu ?Rio_haling : and that's supposed to ..Toughme : ur girl .. exactlyRio_Haling : just don't ... mentioning her again, ok ? ths chat supposed to b about both of us .. just us ..Sekilas saja, ia merasa perutnya agak mual. Sudah jadi penganggukah dirinya ? Tanpa sadar, mengambil bagian dalam lakon kecil berjudul 'Cinta Terlarang' dimana ia menjadi perusak hubungan seseorang ?Gadis itu meletakkan siku kanannya di atas meja lalu bertopang dagu. Memperhatikan kilasan di layar PC-nya sambil berfikir sebentar. Apa yang dilakukannya ini salah ya ? Hingga otaknya sendiri menklasifikasikan apa yang dilakukannya sebagai hal tak pantas. Apa karena penawan itu sudah berstatus ganda ? Dan ia tahu jelas pula siapa pendampingnya ? Pendamping yang muncul kelewat cepat sebelum ia mendapat momen yang tepat untuk menyatakan diri.Ia mengetukkan jari tangannya. Lalu melirik cepat ke arah taskbar yang berkedip sekali.Rio_Haling : Mai ? why dn't u type sumthin' ? r u day-dreaming ? about me, eh ? ;PMasa bodohlah, putusnya sementara, jadi egois sebentar tidak apa-apa kan ? Malah mungkin seharusnya bukan ia yang disalahkan. Karena tanpa sadar mungkin kehadiran orang lain itulah yang kini memicunya untuk bergegas kembali. Berharap dapat merebut penawannya lagi. Menagih kepingan hatinya agar tidak terkontaminasi, dari zat kimia gadis lain yang bisa meracuni.Sesungguhnya ia merasa sedikit jahat, karena sosok lain itu pernah dan sesungguhnya masih ia anggap sebagai kerabat. Tapi ... Tak ada yang salah dari orang yang terlalu dalam sayang sama orang lain kan ?Gadis itu menghela nafas lagi. Kata kata itu mengusiknya. 'About both of us .. just us ..'. Sudah saatnya kah ia menunjukkan diri ?Tanpa sadar, matanya bergerak menumbuk sebuah benda cantik berbahan kaca. Haruskah benda ini yang ia kirimkan dalam potongan puzzle selanjutnya ?*Shilla membuka matanya suatu pagi lalu entah kenapa menghela nafas panjang. Masih dalam posisi berbaring, gadis itu memejamkan mata lagi. Seperti berusaha menguatkan diri. Karena ia tahu hari ini akan terlewat seperti hari-hari kemarin.Pasca penemuan itu, Shilla merasa hari-harinya hanya seperti hembusan nafas saja. Tertelan tanpa rasa. Semakin lama ia mencoba berpura-pura tak ada apa-apa, Shilla merasa ia semakin cocok masuk dalam daftar nominasi aktris film bergengsi.Sambil menggerakkan diri untuk bangkit dari tempat tidur, Shilla berfikir sendiri. Kala ada frasa : Cinta tak harus memiliki, mungkin kini ia sedang menjalani kebalikannya. Memiliki tanpa cinta. Bukan berarti ia sedemikian pesimisnya, hingga berfikir Rio sudah tidak menyayanginya. Tapi, entahlah mungkin Shilla begitu mengasihani dirinya sendiri, lantas merasa Rio masih mau disisinya saja sudah anugerah. Rasa sayangnya untuk Rio, mungkin sudah cukup banyak untuk mereka berdua.Jangan kira Shilla tidak pernah berasumsi soal kehadiran sosok lain yang dikonversi dalam bentuk kotak jingga dan potongan chatting yang pernah dilihatnya itu. Bahkan berjuta pertanyaan tambahan langsung menyambar benaknya tanpa jeda. Darimana Rio mengenal sosok lain itu ? Sejak kapan mereka menjadi begitu dekat ? Seberapa kuatnya arti sosok itu hingga Rio berubah sedemikian parah ? Lantas, kapan ia akan mematenkan supremasinya dan memebuat Shilla tersingkir selamanya ?Tapi berhubung pilihannya sendiri untuk bersikap segalanya baik-baik saja, pertanyaan itu langsung menghilang tanpa bekas. Shilla akhirnya (dengan kadar kepercayaan diri yang sudah menyusut sebesar biji sesawi) memutuskan untuk menikmati apa yang disebutnya sebagai 'Hari hari terakhir'. Ia memaksimalkan waktunya untuk memandangi wajah Rio meski pemudanya itu kerap memalingkan muka. Shilla hanya tersenyum ganjil setiap Rio menampiknya seperti itu. Hatinya sudah patuh setiap diperintah untuk mengebalkan rasa sakit dengan tiga kata klise yang selalu diulanginya. Tidak. Apa. Apa.Begitu desperatenya Shilla, hingga ia malah sudah repot-repot berlatih mempersiapkan mental jika ia terdepak nanti. Menyedihkan.Shilla sedang berjalan menyusuri lorong kamar pelayan ketika bunyi aisle-phone dapur berbunyi. Ia mempercepat laju langkahnya, sambil berfikir siapa yang menelfon dapur begini pagi ? Gabriel ? Rio ?"Halo, dapur .." Sapa Shilla pelan."Eh ini siapa ?" suara bariton itu bertanya sekilas."Shil-""Oh, emm disitu ada pelayan yang ... yang pake kacamata ga ?" suara bariton dengan aksen nada kecemasan yang menjadi-jadi itu menyambar cepat sebelum Shilla menyelesaikan lafalan namanya.Gadis itu mengerutkan kening sebentar. Berniat bertanya lalu baru ingat keputusannya untuk tidak lagi mau tahu apa-apa."Emm .. maksudnya Ka Dea ?""Mmm .. gatau .. yang ada disitu aja deh yang kacamata .."Shilla menghela nafas tak kentara, lalu menjauhkan gagang telepon dan mengedarkan pandangannya untuk mencari Dea."Ka .." serunya tertahan saat melihat gadis yang ia cari baru berjalan memasuki dapur.Dea menghampiri Shilla dengan kening berkerut "Kenapa Shil ?"Shilla mengacungkan gagang telepon di tangannya "Ri .. eh Tuan Rio .. mau ngomong .."Dea mengatakan "Oh," dengan nadabertanya lalu tiba-tiba berujar "Oh," lagi dengan nada mengerti dan mulai berjalan mendekati Shilla.Shilla beranjak mundur ketika Dea mengambil alih telepon di genggamannya, lalu berusaha mencari kesibukan, berusaha tidak terlihat ingin mencuri dengar,"Iya, Tuan .. tidak ada lagi .. iya .. biasanya setiap pagi .. tapi dari kemarin itu mem ... iya .. selamat pagi, Tuan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Command ( repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang